Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.5 Maaf ini Milikku..
Aini pun tengah berbahagia bersama mamanya kerena menjadi orang kaya hanya dalam waktu singkat. Penantian Martha selama bertahun-tahun pun membuahkan hasil, karena kini dirinya berhasil menjadi nyonya di rumah Richard. Dan setelah perceraian Richard dengan Jeny selesai, maka Martha akan dinikahi secara sah. Dengan begitu putrinya memiliki segalanya termasuk akan mewarisi perusahaan milik Richard.
Begitu masuk ke dalam rumah, Martha pun menguasai segalanya. Dan Aini memilih kamar bekas Arne karena ia tahu kamar itu luas dan desainnya bagus. Aini pun tersenyum karena telah merebut semua yg dimiliki oleh Arne, mulai dari Boy dan kini papanya serta semua milik Arne.
Aini pun langsung dapat kartu dari papanya untuknya berbelanja. Dan beberapa barang Arne yg tersisa di kamar sudah ia singkirkan dan ia akan mengisinya dengan barang baru.
Aini dan Martha pun bak orang kaya baru yg pergi ke mall untuk menghabiskan semua uangnya. Mereka berbelanja apa saja yg mereka sukai. Terlebih Richard kini menaruh perhatian lebih pada mereka yg sudah lama tak mendapat banyak perhatian.
Aini pun berbelanja baju merek-merek ternama, dan tak ingin kalah saing oleh Arne. Apalagi kemarin Aini sangat iri melihat koleksi pakaian Arne yg berisi brand-brand ternama dengan harga yg fantastis.
Martha dan Aini pun kalap belanja dan pulang dengan banyak barang. Sementara Richard bahagia telah membahagiakan istri dan anaknya yg selama ini tak bisa ia bahagiakan. Bahkan mereka saat ini sedang merayakan kebersamaan mereka dengan makan malam bersama.
"Aini maafkan papa selama ini ya.. mulai sekarang kau akan hidup dengan baik bersama papa." ucap Richard.
"Iya pa, aku senang bisa mengetahui papaku yg sebenarnya." ucap Aini.
"Tentu saja sayang, mulai sekarang kita akan selalu bersama." ucap Martha.
Mereka pun makan bersama dan tertawa bersama dibawah penderitaan Arne dan Jeny. Sementara Arne dan Jeny mereka berdua berusaha tegar akan semua yg telah terjadi.
Kini mereka hanya akan makan berdua, dan Jeny pun akhirnya bisa memakai keahliannya memasak untuk Arne.
"Mama bisa memasak semua ini?" tanya Arne.
"Benar, mama hanya tidak punya waktu dulu ditambah sudah ada pelayan yg harus melakukan tugasnya." ucap Jeny.
"Terimakasih ma makanannya.. " ucap Arne.
"Iya sayang, ayo kita makan." ucap Jeny.
Jeny pun mengjarkan Arne kemandirian, dan belajar melakukan segalanya sendiri tanpa adanya seorang pelayan. Meski Jeny mampu membayar pelayan, tapi lebih baik jika Jeny mengajarkan hidup mandiri pada Arne.
.
.
Keesokan harinya, Aini pun hendak pergi bekerja. Dan Richard memintanya untuk memakai mobil yg tersedia untuk bekerja. Tentu saja Aini takkan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aini juga tak ingin memakai mobil bekas Arne, bahkan kalau bisa mobil bekas tersebut dijual saja.
Dan Aini menjatuhkan pilihannya pada mobil sport berwarna putih milik Arne pemberian dari Jakson. Pelayan pun tak berani mencegah Aini, padahal Arne saja jarang memakainya. Tapi Aini memaksa ingin memilikinya dan membawanya pergi bekerja.
Dengan penuh percaya diri, kini Aini sudah mulai bergaya dengan kehidupan glamor. Semua barang miliknya dari kepala hingga kaki adalah barang bermerek. Dan Aini akhirnya bisa merasakan apa yg dimiliki Arne dulu.
Aini pun membawa mobil tersebut ke kantornya. Dan menjadi pusat perhatian. Terlebih dirinya hanya karyawan baru tapi memiliki gaya modis dengan semua barang branded menempel ditubuhnya. Bak orang kaya baru yg sedang memamerkan kekayaannya Aini pun berjalan dengan penuh percaya diri.
Sementara Arne dan orang-orang Jakson tengah menuju ke rumahnya untuk mengambil mobil pemberian kakeknya tersebut. Para pelayan pun berkata kalau mobil itu sedang dipakai Aini untuk transportasinya ke kantor.
"Cih.. dasar tak tahu diri.." umpat Arne.
"Nona, ayo kita ke kantornya.. kami diperintahkan tuan untuk membawakannya untuk anda." ucap orang-orang Jakson.
"Baiklah, aku tahu kantornya.." balas Arne tersenyum.
Arne dan orang-orang itupun ke kantor Aini. Dan setelah tiba, Arne langsung melihat mobilnya terparkir di halaman parkir kantor. Arne pun tersenyum getir karena Aini benar-benar merebut semua miliknya.
Orang-orang Jakson pun menghubungi kantor tempat Aini bekerja untuk memanggil Aini. Kebetulan saat itu Aini sedang bersama Boy.
"Aini, kau dipanggil ke area parkir.." ucap salah seorang rekannya.
"Ada masalah apa? apa ada yg berani macam-macam dengan mobilku?" ucap Aini tapi temannya pun tak tahu apa-apa.
"Baiklah aku akan ikut denganmu." ucap Boy.
Boy pun menemani Aini ke area parkir untuk menyelesaikan masalah ini. Dan disana Aini melihat Arne bersama beberapa orang.
"Arne apa-apaan kau kesini lagi?" tanya Aini.
Arne pun ditatap tajam oleh Aini bahkan Boy juga.
"Arne, kenapa kau kemari? kau iri pada Aini." ucap Boy menyakiti harga diri Arne.
"hahaha.. aku iri padanya?? tentu saja tidak, oh iya aku kemari hanya ingin mengambil mobilku." ucap Arne.
"Mobilmu?? jangan bercanda, papa bilang aku bebas memakai mobil manapun, dan lagi kau sudah pergi dari rumah artinya kau tidak dapat apapun dari papa." ucap Aini.
"Arne, kau ingin merebut milik Aini karena dendam aku berkencan dengannya?" tanya Boy.
"Apa kau punya surat-surat mobil ini?" tanya Arne pada Aini.
"Tentu saja suratnya ada pada papa." jawab Aini.
"Hahaha.. biar kuberitahu sesuatu.. mobil ini adalah hadiah ulangtahunku dari kakekku.. artinya ini pemberian kakek bukan papa, dan mobil ini sudah atas namaku.." ucap Arne.
"Mana buktinya jika ini mobilmu?" tanya Boy.
"Mau lihat?" ucap Arne lalu mengeluarkan semua suratnya dari dalam tasnya.
"Lihatlah, mobil ini sudah atas namaku.." ucap Arne menunjukkannya.
"Dan kami ditugaskan oleh tuan Jakson untuk mengambil mobil ini jika kalian tidak memberikannya kami akan segera hubungi kuasa hukum tuan Jakson." ucap salah seorang.
"Bagaimana? sudah jelas kan mobil ini milikku.. jadi berikan kuncinya." ucap Arne tersenyum.
"Ck.. " ucap Aini malu lalu mengambil kuncinya dan memberikannya pada Arne.
"Arne haruskah kau melakukan ini dan mempermalukan Aini?" tanya Boy.
"Aku niatnya ingin mengambil mobil ini dirumah, tapi karena Aini membawanya jadi aku harus repot menjemputnya kemari." ucap Arne.
"Tapi kan bisa kau menunggunya pulang kerja dan tak mempermalukannya disini." ucap Boy.
"Boy mungkin kau lupa kalau orang hidup butuh yg namanya tau diri untuk tak menyentuh barang milik orang lain tanpa ijin." ucap Arne serius lalu meninggalkan kantor mereka dikawal oleh orang-orang tersebut.
"Maaf ini milikku Aini.." ucap Arne sebelum pergi.
Sementara Aini merasa dipermalukan oleh Arne dan menangis. Boy pun berupaya menenangkannya.
"Arne sudah kelewatan.. padahal kalian sudah jelas saudara." ucap Boy.
"Boy akhirnya kau tahu kan bagaimana sifat Arne yg sesungguhnya..dia memang kejam makanya tak banyak memiliki teman." ucap Aini.
"Iya.. sudahlah, yg terpenting sekarang kau jangan berurusan lagi dengannya. Ada aku yg akan menemanimu." ucap Boy.
"Aku sangat dipermalukan hari ini hanya karena sikapnya yg kekanakan." ucap Aini menangis.
.
.
Sementara Arne pun menangis di dalam mobilnya karena melihat Boy begitu membela Aini. Bukan hanya itu bahkan Boy kini berani menuduhnya dan menyalahkannya tanpa tahu yg sebenarnya terjadi.
Sejujurnya Arne masih mencintai Boy, dan hatinya sangat sakit melihat orang yg dicintainya menuduhnya dan menyalahkannya. Meski hubungan mereka telah berakhir tapi tak mudah bagi seseorang melupakan cintanya. Dan bukan berarti Arne tak berusaha melupakan Boy, tapi semuanya terjadi dalam waktu yg sangat berdekatan. Apalagi Boy baru memutuskan hubungan mereka dua hari yg lalu.
"Akhirnya aku menghadapi Boy dalam kondisi begini.." gumam Arne dalam hati.
.
.
Aini pun jadi bahan perbincangan di kantornya karena membawa mobil milik orang lain. Dan Aini merasa dipermalukam oleh Arne di karena kedatangannya hari itu. Aini pun mengadukannya pada papanya, tapi bahkan papanya pun tak berani membelanya karena memang benar mobil tersebut milik Arne.
"Sudahlah sayang, kau beli mobil baru saja.. itu memang pemberian kakek." ucap Richard membuat Aini terdiam.
"Baiklah." ucap Aini dan berpikir akan membeli mobil baru yg lebih mahal dari milik Arne.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan