NovelToon NovelToon
Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Si Mujur
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Layli Dinata

Hubungan Inara dan Artha harus kandas karena perselingkuhan Artha. Padahal mereka sudah mau menikah.

Malu pernikahan batal, Inara terpaksa menyetujui perjanjian dengan Argha, kakak Artha demi untuk membalas Artha dan tidak mempermalukan orang tuanya.

Inara kalah dengan perasaannya. Ia jatuh cinta pada suaminya yang misterius. Hanya saja, dendam Argha membuat Inara merasa rendah diri. Dan godaan Artha selalu datang pada mereka.

Akankah Argha dan Inara bisa bersatu, atau masa lalu Argha akan terus membuat jarak di antara mereka dan memilih berpisah demi kebaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Layli Dinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15 DiDP Duluan

“Kamu mau tahu banget deh. Mending siap-siap, kita ke rumah ibumu sekarang.” Argha yang berusaha bangkit, kembali duduk lagi karena Inara kembali menariknya. Mereka bersitatap. Namun Inara jauh lebih berani kali ini. Karena gadis itu benar-benar penasaran pada Argha.

“Aku harus tahu, Mas.” Argha menajamkan matanya, membuat Inara kelabakan, aura dominan ada Argha kembali datang. “Ya, biar … biar aku tidak salah. Ya, seenggaknya rencanamu gak gagal, kan karena kesalahanku.”

Argha menggitit bibir bawahnya. Masuk akal juga ucapan Inara. “Saya harus memberikan papa cucu. Suapaya Artha tak memimpin perusahaan.”

Mata Inara mendelik. “Itu gak mungkin kan?”

Argha menyipitkan matanya. Keningnya mengkerut dengan mata menelisik.“Apa katamu? Gak mungkin? Kenapa gak mungkin? kamu bilang, kamu subur, kan?”

“I-iya, sih. A-aku subur. Tapi—“

“Kamu yang mengira saya enggak subur?” Inara menggeleng dengan cepat. “Atau kamu jangan-jangan meragukan kejantanan saya?”

Inara beringsut mundur saat Argha menggulung kemejanya. “Ti-tidak begitu. Aku.”

Argha menyeringai, ia semakin memajukan tubuhnya dan tubuh Inara condong ke belakang, gadis itu tampak ketakutan sekali. Dan anehnya, Argha justru sangat menikmati wajah itu. Menggoda Inara adalah hal yang menyenangkan juga ternyata.

“Mas, aku ….”

“Apa? Kamu meragukan saya, kan? Sejak awal saya sudah kepingin menyumpal mulut Artha. Gosip murahan itu benar-benar telah mengganggu. Kita buktan, apa gosip itu benar atau tidak. Kamu bisa menilai sendiri kan?” Suara berat Argha begitu membuat seluruh tubuh Inara menjadi merinding. Sorot matanya yang tajam bahkan seakan membuat gadis yang kini berada di bawahnya itu sampai lupa cara bernapas. Inara menahan dadanya menggunakan kedua tangan.

“P-pak, Mas, em… kita … kita belum sah. A-aku tidak mau diDP duluan. Do-dosa.”

Argha menyeringai. Lebih tepatnya meremehkan Inara. “Saya bahkan tidak yakin, Artha adalah pria brengsek yang suka gonta-ganti perempuan. Saya ….” Ucapan Argha terhenti saat Inara mendorong dadanya dengan kuat, bahkan kilat amarah terlihat di wajah Inara.

“Aku. Aku bukan gadis murahan, ya! Aku berani jamin, kalau Mas Artha sama sekali belum menyentuhku!” sungut Inara dengan kesal. Bahkan, gara-gara tak ingin diDP duluan, hubungannya dengan Artha menjadi kandas, kan?

Argha menelan ludahnya dengan cepat. Ia tak menyangka, gurauannya ini membuat Inara tersinggung. “Saya—“

“Silakan kalau kamu mau nyoba sama perempuan lain. Aku juga enggak peduli. Toh, hubungan kita adalah hubungan simbiosis mutualisme, kan? Mas Artha juga ninggalin aku karena itu.” Mata Inara memerah. Dadanya begitu sesak, bahkan air matanya hendak tumpah begitu saja. Ia benar-benar tersinggung, ah, ada apa ini? Kenapa Inara jadi sesensitif ini?

“Inara, saya ….”

“Mumpung belum terlanjur, mending kita udahan—“

“Inara! Saya tidak pernah mempermasalahkan ini. Saya niatnya bercanda. Tapi, saya justru menyinggung kamu. Saya minta maaf soal itu. Tapi, jangan seperti anak kecil, yang dikit-dikit minta putus. Kita sudah dewasa, kita juga belum saling mengenal dengan baik. Saya enggak menyangka kalau kamu sebaper itu orangnya.”

Inara memalingkan wajahnya. Ia menyadari, ia terlalu kekanak-kanakan. Maklum, Artha adalah pacar pertamanya, dan pemuda itu yang telah merobek hatinya, mempermainkan hubungan yang serius. Bahkan, ia telah melakukan kesalahan dengan membuat kesepakatan bersama mantan calon kakak iparnya sendiri.

“Saya minta maaf.” Argha mengulangi lagi, menatap Inara dengan tulus.

‘Aku enggak salah dengar kan? Pak Argha minta maaf?’ Hati Inara mulai terketuk. Ia luluh dengan pengakuan Argha. Ia mulai melirik wajah tampan itu.

“Inara?”

“Iya.”

Argha menganggukkan kepalanya. “Makanya, kamu jangan suka mancing saya. Kalau kebablasan, kamu yang repot, kan?”

Inara mengerucutkan bibirnya. Seakan tidak mau disalahkan. Lagian, tidak hanya dia saja, kan yang baper, Argha jauh lebih parah.

“Kenapa manyun-manyun begitu? Minta dicium, hem?” tantang Argha.

Inara menggeleng dengan cepat. Bahkan, ia menutupi bibirnya sendiri. Argha terkekeh melihat hal itu. Dan tangan kekarnya itu mengelus kepala Inara seperti orang dewasa yang mengelus anak kecil yang menggemaskan.

“Bersiaplah, kita harus ke rumah ibumu. Saya akan siap-siap,” ucap Argha dengan lembut.

Inara terpaku. Seumur hidup ia mengenal Argha ia tak pernah melihat perlakuan manis atasannya itu. Pipinya bahkan sampai memanas. Pria dingin bahkan jarang tersenyum, sekali melempar senyuman membuat Inara tak karuan seperti ini.

“Dia senyumnya manis banget. Ah, andai hubungan kami adalah real pasangan yang sesungguhnya, mungkin aku adalah perempuan yang paling beruntung. Andai Pak Argha beneran cinta sama aku, mungkin ake akan jadi wanita paling bahagia karena mungkin akan dicintai secara ugal-ugalan sama dia.”

Namun, yang Inara tahu, Argha tak mencintainya. Ia harus menelan rasa itu sendirian. Setidaknya pula, ia dan keluarganya tidak akan malu karena ia tetap akan menikah.

“Inara. Kamu masih di sana?” Argha menoleh, tangannya bersedekap dada. Melihat gadis itu belum beranjak, ia menjadi penasaran, hal apa yang sedang dipikirkan oleh Inara.

“Em … i-iya.” Inara bersiap untuk bangkit, hanya saja ia memekik karena lupa jika kakinya sedang sakit. “Aw!”

Buru-buru Argha menghampiri Inara. Ia khawatir dengan keadaan Inara. “Kamu tidak apa-a?” tanyanya dengan panik.

Inara menggeleng lemah, namun masih menahan rasa sakit di kakinya. Bisa-bisanya ia lupa dan ingin berlari.

“Apa masih sakit?” tanya Argha lagi, suaranya lembut. Pria tampan itu sampai berjongkok, memeriksa kaki Inara. “Kenapa bisa begini?”

“Aku … aku lupa kalau kakiku sakit, terus mau—“

“Bodoh!” omel Argha lantas membuat Inara mengerucutkan bibirnya. “Pasti ini sakit sekali.”

Inara mengangguk-anggukkan kepala, mirip seperti anak anjing yang menggemaskan. Argha mendengkus pelan, lalu bangkit. Dengan cepat kilat, ia menggendong tubuh ramping Inara ala bridal style, membuat gadis itu tercengang dan mau tak mau ia mengalungkan kedua tangannya di leher Argha.

Jantung Inara berdegub dengan kencang, pria itu membawanya ke kamar.

“Apa sakit sekali? Apa kita tunda saja perginya?” tanya Argha dengan suara parau. Kini keduanya bersitatap, sama-sama menunjukkan wajah merah mereka.

Namun, Inara menggelengkan kepala. Untuk apa lagi menunggu, kan? Hanya saja, suaranya itu seolah tercekat di kerongkongan. Pipinya semakin panas, ah melihat wajah tampan Argha saja ia jadi selemah ini.

Argha menurunkan Inara hati-hati di tepi ranjang. “Apa yang mau kamu pakai?” tanyanya dengan mata mengedar.

“Ah, a-aku bisa sendiri.” Inara sampai terbata. Mana bisa ia meminta tolong Argha mengemasi pakaian dan mengambilkan pakaian yang akan ia pakai? Bagaimana jika pria itu melihat barang yang tak seharusnya Argha lihat, seperti dalaman barang kali. Inara menggelengkan kepala, membayangkan hal itu terjadi.

“Yakin?”

Inara mengangguk dengan cepat. Meyakinkan Argha.

“Ya sudah. Saya ke kamar. Kalau ada yang ingin kamu butuhkan, teriak saja,” titah Argha. Inara hanya mengangguk dengan cepat.

Saat Argha keluar dari kamar, Inara merasakan kelegaan yang luar biasa. Gadis itu mengurut dadanya sendiri. “Lega.”

.

1
yo..h72🦂🥀
Karna PINISIRIN di aplikasi ono gk jadi , Mampir deh di mari 😁😍😍
Layli Dinata: hehehe makasih Akak
total 1 replies
Afiroh
ceritanya menarik..lnjutkn
Layli Dinata: siap Akak. terima kasih
total 1 replies
Jenk Ros
aku mampir donk.. cerita nya keren ❤️🥰
Layli Dinata: makasih akak. semangati aku terus ya
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
semangat Up ya Thorrt❤
Layli Dinata: siap Akak
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
karyamu bagus banget Thor,,❤
Layli Dinata: makasih Akak
total 1 replies
Jhulie
lanjut thor
Layli Dinata: thank you Kak Jhulie
total 1 replies
Phedra
Bahasanya mudah dimengerti, jadi mudah masuk ke dalam ceritanya.
Layli Dinata: makasih Akak. ikutin terus ya
total 1 replies
Kiran Kiran
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, terimakasih thor❤️
Layli Dinata: Ahhh terima kasih, Akak 🤍❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!