Ini karya othor yang ke 20 ye?
Mana yang belum tahu tentang Mak Tania, boleh mampir di Annisa Istri Kecilku.
Tania.
Putri sulung keluarga Pratama terpaksa menikah dengan seorang lelaki gila yang ia temui saat bekerja dirumah sakit milik Uwaknya, Ummi Ira.
Cinta masa kecil hingga menjelang dewasa. kehidupannya tidaklah semulus jalan tol. Baru satu hari menikah, tapi dirinya sudah dihadapkan pada pengakuan sang suami yang akan menikah lagi. Yang lebih parahnya, sang suami menikah dengan adik sepupunya sendiri.
Tania yang tidak sanggup, mengalah. Hal yang tidak diduga olehnya, malah sang suami mengalami depresi berat hingga berujung gila. Karena kehilangannya.
Akankah Tania sanggup menjadi istri dari seorang pria gila? Sanggupkah Tania dimadu dengan adik sepupunya sendiri?
Apakah ia memilih bertahan atau memilih mundur?
Inilah kisahnya.
Note : Kisah ini othor angkat dari kisah nyata. Semoga kalian suka ya?
Dukungan dari kalian, penyemangat untuk othor!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecupan pertama darinya
"Dan ya, saya memang bodoh! Sampai-sampai saya harus berhadapan dengan orang gila seperti kalian! Sedang yang terlihat gila tetapi terlihat waras saat ini. Bukankah orang-orang yang suka menghina dan mencemooh orang lain itu orang gila?? Dan ya, kalian itu orang gila! Dan kalian cocok untuk berobat di tempat saya! Saya membuka praktek 2x24 jam untuk kalian berdua!" imbuh Tania dengan mata menatap sinis kepada kedua orang pria dewasa itu.
"Cih! Berbadan besar tapi mental tempe! Mulut pedas bagai mercon! Wajah tampan sangat memikat! Tapi sayang... Ternyata orang gila!!"
Ddduuaaarr!!
Kedua pemuda berbadan kekar itu terkesiap mendengar ucapan tania yang begitu merendahkan mereka berdua.
Seseorang disamping Tania langsung saja tertawa.
Hahahaha....
Deg!
"Astaghfirullah! Kamu tertawa euuy!" celutuk Tania dengan spontan dengan badan terjingkat kaget melihat pasien pertama nya itu tertawa terbahak disampingnya.
Deg, deg, deg..
Jantung Tania berdegup tidak karuan saat melihat paras tampan dari pasiennya ini.
Masyaallah.. Tampannya... Eh?
Tania terkesiap sendiri dengan omongan di dalam hatinya. Mata nya itu mengerjab-ngerjab lucu. Lagi, pasiennya itu tertawa saat melihat mata Tania berkedip-kedip lucu saat dirinya salah tingkah dan gugup.
Kedua lelaki dewasa itu melongo selketika melihat pemandanagn di hadapan mata mereka berdua. Dimana adik kandung keduanya itu mengecup lembut kening Tania untuk pertama kalinya.
Deg, deg, deg..
Jantung keduanya berdegup tidak karuan. Tania memejamkan matanya saat merasakan kecupan lembut untuk pertama kalinya dari lelaki yang bukan mahram untuknya.
Tubuhnya terpaku saat bisikan lirih di telinganya. Tania semakin terpaku tubuhnya kala melihat seseorang di belakang pasien itu menatapnya dengan wajah datar dan dinginnya.
"Sudah selesai Princess? Jika sudah, ayo kita pulang!" ketusnya begitu dingin dan segera berlalu setelah mengatakan hal itu.
Lagi, kedua pemuda dewasa itu terkesiap melihat siapa tadi lelaki paruh baya yang berdiri di depan pintu ruangana adiknya.
"Tu-tuan A-adrian Pra-pratama??! Hah??" ucap keduanya tergagap dengan mulut terbuka lebar melihat ke arah pintu.
Tania yang masih mematung terkejut kala melihat lima orang perawat lelaki yang mengejar pasiennya tadi kini sudah berada di belakang pasiennya dan menunduk sedikit tanda hormat.
"Ehm, baik. Untuk hari ini. Saya belum bisa untuk melkaukan terapi padamu. Tapi dengan melihat kondisi mu seperti ini, saya yakin jika kamu pasti cepat sembuh. Saya harus kembali. Orang tua saya sudah menyusul. Jaga diri baik-baik dan selalu minum obat tepat waktu. Assalamu'alaikum." Imbuh Tania dengan segera berlari dan meninggalkan pasiennya itu demi bisa mengejar raja nya yang sedang marah padanya.
"Wa'alaikum salam.." sahut ke lima perawat lelaki itu sambil menatap dua orang pemuda berbadan kekar yang kini melihat mereka dengan sinis.
Tania segera berlari mengejar sang papi yang kini sedang marah padanya.
Setelah Tania keluar, kini tinggallah mereka semua di dalam ruangan itu. Pasien pertama Tania itu segera menuju ke ranjangnya dan berbaring disana.
Ia memejamkan kedua matanya karena dirinya sangat letih saat ini.
Kelima perawat itu menunduk takut. "Apa sih yang kalian kerjakan?! Hingga adik saya bisa lepas dari ruangan ini?? Huh?!" semburnya murka pada ke lima perawat lelaki itu.
Mereka tidak berani menjawab nya.
"Kalian berlima itu dibayar untuk mengurus satu orang gila saja tidak becus! Mulai hari ini, kalian berlima saya pecat!"
Deg!
Pasien di ranjang itu membuka matanya dan mengambil piring makan siangnya baru saja dan ia buang ke lantai.
Pranggg..
"Ya Tuhan.. Diam kau Kendra! Disini kau tidak dibutuhkan untuk bicara!"
Praaangg..
"Huffftt.. Oke, oke! Saya tidak akan memecat mereka. Tetapi dengan catatan! Kau tidak boleh lagi keluar dari ruangan ini tanpa pengawasan mereka berlima!" tegasnya dengan segera berlalu meninggalkan pasien pertama Tania yang bernama Kendra.
"Cuih! Buat susah saja kau! Kenapa kau tidak mati saja? Biar kami tidak ikut susah mengurus orang gila seperti kau Kendra!" ketusnya begitu menusuk hati pasien itu.
Ia meremas seperei yang ada di ranjangnya itu dengan wajah memerah. Kelima perawat itu saling pandang.
Mereka segera keluar dan mengunci pintu itu dari luar sambil bernafas lega.
Haaaaa.. Aaaaa..
Pranggg
Pyar..
kan udah tahu suami orang itu egois namanya