NovelToon NovelToon
Gagal Menikah Gara-gara Gendut

Gagal Menikah Gara-gara Gendut

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:831.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ipah

Menikah adalah cita-cita setiap wanita. Apalagi, ketika menikah dengan laki-laki yang begitu didamba dan dicintai.

Namun apa jadinya, ketika dihari pernikahan itu di gelar, justru mendapat kabar dari pihak mempelai laki-laki. Tentang pembatalan pernikahan?

Hal itulah yang tengah dialami oleh Tsamara Asyifa. Gadis yang berusia 25 tahun, dan sudah ingin sekali menikah.

Apakah alasan yang membuat pihak laki-laki memutuskan pernikahan tersebut?

Lalu, apakah yang Syifa lakukan ketika mendengar kabar buruk itu?

Akankah ia mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu? Atau justru menerima takdirnya dengan lapang dada.



Hari pernikahan adalah hari yang begitu istimewa.

Tapi apa jadinya, jika di hari itu justru pihak laki-laki membatalkan pernikahan? Tanpa diketahui apa sebabnya.

Hal itulah yang di alami oleh Tsamara Asyifa.

Akankah ia akan mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu, untuk tidak membatalkan pernikahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Gagal Menikah gara-gara Gendut

Pagi itu, Tsamara sedang di rias oleh MUA. Tapi hatinya tidak tenang. Karena calon suaminya belum juga datang. Berulang kali ia menghubunginya, tapi tak ada balasan sama sekali.

Papanya berulang kali juga menelpon pak Anwar, tapi nomornya tidak aktif. Ingin mengecek keadaan Anggara di rumah sakit, tapi ia juga tidak tahu berada di rumah sakit mana.

Akhirnya mereka hanya bisa pasrah menunggu kedatangan keluarga Anggara.

Pukul 8, akan dilangsungkan akad nikah. Penghulu sudah datang. Pak Abas segera menemuinya. Lalu keduanya berbincang-bincang.

Penghulu kembali melirik arloji yang ada dipergelangan tangannya. Sudah menunjukkan pukul 8 lebih 10 menit.

"Pak, bisa kita mulai sekarang akadnya?" tanya penghulu.

Pak Abas melirik arlojinya, lalu coba menelpon pak Anwar. Tapi tetap saja nomornya tidak aktif.

"Maaf, pak. Tunggu sebentar ya. Calon suami anak saya belum juga datang." pak Abas mengusap tengkuknya, karena merasa tidak enak.

"Tapi, pak. Saya sudah di kejar deadline, karena ada jadwal untuk menikahkan beberapa pasangan lainnya."

"Saya, mohon. Tunggu sebentar ya, pak. Paling tidak 15 menit lagi." pinta pak Abas.

"Itu terlalu lama, pak. Karena jarak tempuhnya juga lumayan jauh."

"Baiklah. Kalau begitu, tunggu sebentar ya, pak. Saya sampaikan dengan putri saya dulu."

Penghulu menghela nafas panjang, lalu mengangguk. Pak Abas meninggalkan penghulu, dan menemui Tsamara yang sedang di rias.

Terlihat gadis gendut yang sudah selesai di rias, duduk dengan ditemani Farah. Ia mengenakan kebaya brokat berwarna putih, dan kain jarik Sido Mulyo. Rambutnya di sanggul. Wajahnya di paes Jawa. Aura keibuannya semakin terlihat.

"Papa." gumam Tsamara dengan suara parau.

"Apa, Anggara belum juga datang, pa?" pak Abas menggeleng lemah, menjawab pertanyaan anaknya.

"Papa ngga coba menelpon, om Anwar?"

"Sudah berulang kali papa menelpon. Tapi nomornya tidak aktif." Tsamara membuang nafas kasar, karena semakin cemas.

Ia takut terjadi apa-apa dengan Anggara, karena semalam ia langsung tidak sadarkan diri. Entah apa sebabnya, yang Tsamara tidak ketahui. Ia juga takut jika pernikahannya sampai di undur, karena calon suaminya belum juga sembuh.

"Tsamara, penghulu harus segera menikahkan pasangan pengantin lainnya. Ia tidak bisa menunggu lama. Bagaimana ini?" ucap papa, menyadarkan lamunan anaknya.

Tsamara benar-benar bingung, harus melakukan apa.

"Ya sudah, pa. Biarkan penghulu itu menikahkan pasangan lainnya. Setelah Anggara datang, kita bisa memanggilnya lagi kan?" usul Tsamara.

"Mungkin itu adalah hal yang baik. Ya sudah. Papa keluar dulu kalau begitu."

Pasangan ayah dan anak itu berusaha menyunggingkan senyum, walau terasa berat.

Pak Abas menemui penghulu. Ia menyampaikan seperti apa yang diucapkan Tsamara tadi.

Tamu undangan selalu berdatangan. Ingin menyaksikan acara sakral nan megah di kediaman seorang duda beranak tiga itu.

Pak Abas duduk, di kursinya tadi. Untuk menghimpun tenaga. Sekuat apapun ia berharap keluarga pak Anwar datang, semakin besar pula rasa khawatirnya.

'Semoga pesta pernikahan anakku berjalan lancar.' batinnya berdoa lagi.

Tamu sudah memenuhi pelataran rumah, pak Abas sejak tadi. Tapi belum juga ada tanda-tanda calon suami anaknya, akan datang.

Hingga pukul 12 siang, hal itu terjadi. Bahkan beberapa tamu sudah berpamitan pulang. Hal itu membuat pak Abas cemas.

Ia kembali menemui Tsamara. Terlihat mata gadis itu memerah dan berkaca-kaca. Karena tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya. Ia langsung memeluk papanya, ketika pria itu berdiri dihadapannya.

"Tsamara, begitu khawatir, pa." ia meluapkan isi hatinya. Pak Abas mengusap kepala anaknya, untuk menenangkannya, walaupun hatinya juga tidak tenang.

"Kak!" pekik Farah, sambil menutup mulutnya. Ia menyodorkan handphone Tsamara, dan tak bisa meneruskan ucapannya.

Tsamara, meraih handphonenya dengan malas. Lalu membuka notif pesan. Farah tadi memang tidak membuka pesannya, tapi matanya tak sengaja membaca pesan itu, dari layar mengambang.

Luruh sudah air mata, yang sejak tadi menggenang di pelupuk mata, Tsamara. Ketika membaca pesan singkat itu.

Farah yang sudah tahu, apa yang terjadi, memeluk kakak satu-satunya. Sedangkan pak Abas, yang belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, mengernyitkan dahi menatap kedua anaknya.

"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara parau.

Tsamara dan Farah tidak menjawab, dan justru semakin terisak-isak. Melihat hal itu, pak Abas meraih handphone yang berada dalam pangkuan Tsamara.

Matanya membulat, ketika membaca sederet pesan dari, Anggara. Yang ternyata membatalkan pernikahannya, karena di nilai Tsamara terlalu gendut dan terlihat seperti emak-emak.

Dengan penuh rasa benci yang membuncah, pak Abas langsung membanting handphone anaknya yang harganya puluhan juta itu.

Ia memeluk kedua anaknya yang sedang menangis. Soffin yang melihat keluarganya menangis, segera menghambur ke pelukan mereka, dan ikut menangis. Meskipun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena tadi ia sempat ijin ingin ke toilet.

1
tarry chantiq
bukae semenjak anggara membatalkan pernikahan.trus belum lama itu anggara menyuruh papanya mengembalikan saham - saham pak abas ya.kok sekarang baru di cabut.
Dewi sumarti
Luar biasa
Leni Ika Wati
dengerin omongan si Anggara jadi kesel sendiri ibarat kata di dunia nyata dia org setengah warah kalo diladeni GK ada habisnya GK diladeni kesel sendiri denger omongannya 🤣🤣
tarry chantiq
bukane masang cincinnya uda ketiga kali ini pas midodareni
Lyssa Ly Alex
Luar biasa
Amalia Khaer
ini si Anggara mata keranjang bnget yaa. GK bisa liat cwe cntik dikit lngsung jelalatan
Amalia Khaer
tiap bahas Tsa, psti tanjakannya slalu ngikut.
Liany Aprilia
angka uangnya Knoba ngga cape rupiah saja ini mengajak pembaca untuk berhitungg
Amalia Khaer
"hanya mengambil selusin". hanya? 😱😱
Mimih Milania
Lumayan
Mimih Milania
Biasa
Amalia Khaer
jengkelin juga y si Anggara ini.
Amalia Khaer
Luar biasa
Amalia Khaer
lahhh SDH punya ank Segede itu msih GK mau dibilangin tua? ampun dah
Amalia Khaer
kasihan, kurang mamahnya. TDK bisa merasakan keseruan mereka.
Amalia Khaer
trnyata soffin laki2 ya 😂😂kirain cwe
MommaBear
Luar biasa
my+ng
👍👍👍👍👍👍👍
Minn
saling kuras menguras
Minn
hahahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!