🥈 Juara 2 Super System Season 2
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORAN!
Seorang pria bernama Ferzo adalah anak miskin yang tinggal di sebuah gubuk milik orang lain, sedangkan kerjanya adalah menjadi pengembala kambing milik majikannya. Di sekolah ia di buli oleh teman sekelasnya, sayangnya ia tak berani melawan dan memilih untuk diam.
Bukan itu saja, saat ia baru saja pulang sekolah, ia langsung di pecat oleh majikannya, karena 5 ekor kambing yang siap jual hilang. Ferzo pun di usir dari tempat tinggalnya yang sudah bertahun-tahun ia tinggali. Dengan berat hati ia pun pergi dari tempat itu.
Keberuntungannya datang, ia mendapatkan sebuah system super canggih yang membantunya memenuhi harapannya. Setelah ia mendapatkan system', ia mengerjakan misi yang sudah di programkan oleh system untuknya.
Ia membangun perusahaannya dari saldo yang ia dapatkan. Meskipun ia sudah kaya, tapi tetap membantu orang yang sudah dan menolong orang yang membut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
"Hm, oh iya, besok aku akan sekolah lagi, tapi aku tak punya baju sekolah dan baju sehari-hari, aku harus cari toko dulu nih buat beli perlengkapan," ucap Ferzo. Tapi ia juga harus mandi dulu agar bau badannya tidak terlalu menyengat hidung karena baju yang ia kenakan juga bau akibat di pakai seharian dan tidak di cuci, karena yang ia punya hanya sehelai baju yang melekat di tubuhnya.
Setelah selesai mandi, Ferzo memakai kembali bajunya.
[Klik di sini untuk membuka]
[Klik]
Ferzo mengambil uangnya dari system lalu memasukkan ke dalam saku celananya. Ia pun berjalan menutup pintu lalu keluar dari kost-annya mencari toko perlengkapan.
Setelah berjalan 30 menit, ia pun sampai di sebuah toko yang yang menjual perlengkapan baju seragam sekolah, dengan tersenyum Ferzo menghampiri toko yang sedang tidak ada pengunjung itu.
"Pak, aku mau beli seragam sekolah ukuran L, sepatu ukuran 37, sama tak," ucap Ferzo.
"Sebentar ya," ucap pemilik toko mencarikan seragam sekolah di tumpukan susunan baju-baju seragam lainnya. Lalu mencari sepatu dan mengambil tas yang menggantung di langit-langit.
"Ini barang-barangnya," ucap pemilik toko.
"Ini semua berapaan pak?" tanya Ferzo mengambil baju itu lalu membolak balikkannya.
Bapak itu terlihat berkomat-kamit menghitung jumlahnya.
"320 ribu," ucap bapak itu.
"Aku mau pak," ucap Ferzo mengangguk. Bapak itu pun memasukkan ke dalam kantong plastik. Ferzo mengambil uang dari kantongnya dan memberikan kepada pemilik toko.
"Terima kasih," ucap bapak itu menerima uangnya dan memberi kantong plastik itu.
"Sama-sama." Ferzo pun berjalan keluar dari toko.
[Ding Ding]
[Saldo Anda di kurang 320.000]
[Sisa saldo Anda 330.000]
Ferzo pun berjalan lagi dan mencari perlengkapan sekolahnya, yaitu buku dan pena.
Tidak jauh dari toko perlengkapan tadi, Ferzo menemukan toko ATK dan perlengkapan lainnya. Ia pun masuk ke dalam.
"Kak, aku mau buku satu lusin dan pena satu lusin," pinta Ferzo.
Penjaga toko itu mengambilkan permintaan Ferzo.
"Berapa kak?" tanya Ferzo.
"Semuanya 80 ribu," jawab kakak itu.
Ferzo merogoh kantongnya dan memberikan uang 100 ribu, dan penjaga toko mengembalikkan uang 20 ribu.
"Terima kasih," ucap Ferzo mengambil buku dan penanya, ya meskipun penjaga toko tidak ramah.
[Saldo Andi di kurang 80.000]
[Sisa Saldo Anda 250.000]
Ferzo kembali berjalan dan mendapati toko baju, ia pun mampir.
Ferzo memilih 2 pasang baju, untuk sementara sebagai gantinya dan ia pun mencari yang murah-murah saja, asal masih bisa di pakai.
"Pak berapa ini?" tanya Ferzo setelah selesai memilih.
"Hm … 100 ribu," ucap bapak itu. Ferzo kembali merogoh kantongnya dan memberikan bapak itu uangnya dan ia menerima bajunya.
Bahagia rasa hatinya setelah mendapat pakaian baru dan semua serba baru, ia pun pulang dengan tersenyum.
Ke esokkan harinya.
Pagi yang cerah memancarkan sinar ultraviolet yang melewati celah-celah rumah membuat Ferzo terbangun dari tidurnya, ia segera mengambil handuk dan segera mandi.
Pagi-pagi sekali Ferzo sudah bangun, dari wajahnya terpancar cahaya kebahagian. Tidak ada ketakutan, tidak ada kesedihan, tidak ada over thinking lagi. Berkat adanya system' kini kepercayaan diri Ferzo berangsur-angsur pulih dengan sendirinya. Ferzo berangkat sekolah dengan senyum yang lebar.
