CERITA FIKSI
*****
Mulan Benji, seorang wanita dewasa berusia 28 tahun, yang berprofesi sebagai agen intelejen swasta.
Tiba-tiba kehilangan kesadaran, ketika sedang menjalankan misi sebagai sugar baby.
Ketika membuka matanya kembali, Mulan tidak tau harus menangis atau tertawa.
Karena jiwanya kini telah berada di tubuh seorang gadis berusia 18 tahun.
Yang ternyata sedang 'HAMIL'.
Apa yang akan di lakukan Mulan, dengan makhluk sebesar 'kacang polong' yang ada di dalam perutnya????
Yuk ikuti kisah Mulan...!!
*****
(ASLI) Karya @indah_sakabian, hanya di Noveltoon.
[Penulis sudah berusaha keras menuangkan imajinasinya menjadi sebuah tulisan.
Maaf bila nanti ada kesamaan nama tokoh, atau nama suatu tempat yang di gunakan dalam cerita ini.🙏]
Mohon dukungannya ya, kakak pembaca sekalian.😊🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Tuan Malik Abraham
Seorang pria, yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Tampak sibuk membolak balikkan kertas dokumen di hadapannya.
"Pa" pria itu menutup dokumen, setelah memberi beberapa coretan dan tanda di dalamnya.
Setelah itu, dengan gerakan pelan tapi pasti, pria itu melepaskan kacamata yang sedari tadi menempel di pangkal hidungnya.
Kemudian memijit tulang di tengah-tengah antara matanya, dan mencubit daging tipis di tengah-tengah alisnya.
Drrrt drrrttt
Hp nya yang tergeletak di atas meja, bergetar dan berkedip-kedip. Menunjukkan ada sebuah pesan yang masuk.
Pesan itu, kalau tidak dari maminya, atau Papinya pasti dari asisten pribadinya. Hanya tiga orang itu yang, biasanya menghubungi nomernya.
Si kecil Muhan, 5 tahun.
"Mami sama papi, seperti familiar dengan wajah anak ini. Tapi kami lupa pernah melihatnya di mana." keterangan yang tertera di bawah foto anak kecil tersebut.
"Mami keterlaluan." batin pria itu, karena sang mami melupakan wajah anaknya sendiri, waktu kecil.
Tapi, tunggu...
Wajah itu memang mirip dengan dirinya semasa kecilnya. Tapi yang ada di foto itu, bukan dirinya.
"Deg"
Tiba-tiba seperti ada tangan tak kasat mata, yang meremas jantung pria itu.
"Shit." umpatnya dengan pikiran yang mulai berkecamuk.
"Beraninya wanita itu..." ucapnya dengan geram, entah apa maksud dari ucapannya ini. Tatapan matanya sulit di artikan, antara kebencian dan kerinduan, sangat sulit di bedakan.
Ada dua kemungkinan yang menghantui pikirannya, saat ini. Kemungkinan..., dan kemungkinan,.,.
"Tut Tut Tut"
Saat ini, pria itu sudah berdiri dari duduknya, dan langsung menghubungi nomer maminya.
"Hallo. Mami sekarang di mana?" tanya pria itu dengan tidak sabar, setelah panggilan tersambung.
"Malik, kamu ini kenapa sih?" tanya sang mami dari seberang telephon, dengan nada sedikit aneh.
"Mami di mana?" tanyanya lagi dengan nada sedikit menyeramkan, yang artinya pria itu tidak ingin di ajak bercanda.
"Ck. Di bandara lah, kan mau nyusul kamu. Di mana lagi. Ini baru take off."
"Tut" setelah mendengar jawaban sang Mami, pria bernama Malik itu langsung memutus sambungan telepon secara sepihak.
Kemudian pria itu, segera keluar dari ruangannya dengan langkah lebar.
"Tuan" panggil asisten pribadi, yang kebetulan ingin memberikan laporan kepada tuannya.
"Ikut aku sekarang, Ron!!" ucap tuan muda Malik, tanpa memperlambat langkah kakinya.
"Baik, tuan." jawab Ron sedikit terpaksa. Mau tidak mau, Ron si asisten pribadi, yang memiliki nama lengkap Aron Takamandu, bergegas mengikuti langkah sang tuan muda, yang sudah memasuki lift.
Setelah di lihat-lihat, sepertinya sang tuan muda saat ini sedang dalam suasana hati yang buruk. Jadi lebih baik, ikuti saja kemauannya tanpa banyak bertanya.
"Sial." umpat Malik, setelah lift sampai di lobi perusahaan.
Aron di buat kebingungan, karena tuan mudanya tidak jadi keluar dari lift. Melainkan meminta dirinya menekan angka 18. Yang berarti kembali ke atas, dan ke ruangan IT.
"Erik," panggil Malik setelah memasuki ruang IT.
"Cek CCTV bandara, dan penerbangan Jakarta-Bali. Sekarang!!" ucap Malik lagi, setelah melihat sosok yang di carinya.
"Siap, boss." jawab Erik, kemudian segera menggerakkan jari jemarinya di atas keyboard.
Setelah banyaknya deretan huruf dan angka yang memenuhi layar komputer. Sekarang di gantikan dengan tampilan layar, yang menunjukan aktifitas yang terjadi di bandara dan sekitarnya.
"Sudah nih boss." ucap Erik dengan gaya slengeannya, setelah berhasil meretas CCTV bandara.
"Cari aktifitas di sekitar Tuan besar dan nyonya." Erik segera menggerakkan jari jemarinya, karena tau siapa yang dimaksud bosnya.
Setelah lama melihat lihat, akhirnya tuan muda itu melihat sosok anak kecil yang ada di foto tadi.
"Hentikan.'
"Perbesar di bagian ini." Malik menunjuk pada gambar, yang ada anak kecilnya.
"Akh"
"Hah?"
"Hah?"
Mereka yang ada di ruangan itu, yang sedang mengawasi layar komputer, menjadi tercengang. Karena gambar menjadi hitam.
"Sepertinya ada yang sengaja mengacaukan, CCTVnya boss." ucap Erik yang masih bergulat dengan data-data rumit. Dia mencoba memulihkan data CCTV, agar gambarnya bisa kembali terlihat.
Tuan Malik tampak menggerakkan gigi gerahamnya, dan kedua tangannya terkepal kuat-kuat. Bersiap memberikan bogem mentah pada siapa saja yang berani mengeluarkan suara.
Dari sorot matanya bisa di lihat ada kilatan kemarahan dan kebengisan. Entah apa yang akan di rencanakan selanjutnya.
"Bos, gambarnya sudah kembali." ucap Erik penuh semangat.
"Tapi...." senyum bangga di wajah Erik langsung luntur. Gambarnya memang sudah kembali bisa di lihat. Tapi sudah ada beberapa bagian yang terpotong.
"Daftar penumpang." ucap Malik dengan dingin.
Erik segera menemukan daftar penumpang yang melakukan perjalanan yang di inginkan bosnya.
Raut wajah Malik kembali mengerikan, setelah tidak menemukan nama yang di carinya, di banyaknya deretan nama-nama penumpang.
"Awas kau... MU LANNN..." selama perjalanannya kembali ke ruangannya, Malik selalu merutuki dan menggumamkan nama seorang wanita.
...----------------...
"Hat chi"
"Hat chi"
"Hat chiii"
Seorang wanita tiba-tiba bersin beberapa kali.
"Mama?" ucap anak kecil, yang ternyata si kecil Muhan, pada mamanya yang masih sibuk mengutak Atik keyboard di laptopnya.
"Yaa," jawab Mulan, yang sudah mengangkat kepalanya untuk menatap si kecil Muhan yang duduk di kursi belakang, bersama April.
Tadinya sudah di tawari duduk di depan bersama Haris, tapi anak itu tidak mau. Dan lebih memilih duduk di kursi belakang, bersama aunty April.
Sedangkan Mulan dan mama Yeni di kursi tengah.
"Kalau mama sakit, istirahat. Jangan mainin laptop terus." ucap Muhan dengan nada lucunya. Saat ini kepalanya di julurkan ke dekat kursi yang di duduki mamanya.
"Baiklah. Ini mama sudah selesai." ucap Mulan sambil tersenyum menatap si kecil Muhan. Dia segera menutup laptopnya, dan memasukannya ke dalam tasnya.
...----------------...
"Selama beberapa hari ini, kerahkan orang-orang mu untuk mencari wanita itu dan anak kecil ini. Di semua tempat wisata di daerah sini." ucap tuan Malik pada Aron, setelah mengirimkan foto anak kecil itu pada Aron.
"Baik tuan." jawab Aron, kemudian keluar dai ruangan tuan mudanya untuk kembali ke ruangannya sendiri.
Setelah sampai di ruangannya, Aron segera menghubungi dan memberikan tugas pada anak buahnya, untuk mencari wanita dan anak kecil yang di inginkan bosnya.
Tuan Malik Abraham, 33 tahun.
Kalau kurang cocok, cari yang cocok sendiri yaa.. Sesuaikan dengan selera masing-masing😁✌️
🤗🤗🤗