Chiara harus meninggal dunia bersama dengan bayi di dalam kandungannya dalam sebuah kecelakaan yang direncanakan oleh keluarganya dan suaminya sendiri. Setelah dia mengetahui rahasia besar yang mereka simpan selama ini.
Namun, siapa sangka Chiara malah terbangun di saat 3 tahun yang lalu, tepatnya di hari pernikahannya dengan Riko. Setelah hidup kembali karena mengulang waktu, Chia pun bertekad untuk membalas dendam dengan lari dari pernikahannya dengan Riko dan menikahi pria lain yang sama sekali tidak dikenalnya.
Dan sungguh tak terduga bahwa pria yang Chia nikahi adalah Glenn Alexander Agraham. Yang merupakan seorang Ceo perusahaan besar sekaligus Mafia yang terkenal dengan sikap kejamnya yang tak kenal ampun.
Akankah rencana balas dendam Chiara kepada keluarga dan suaminya berhasil? Ataukah dia malah jatuh cinta pada suami kontraknya? Ikuti kisah serunya hanya ada di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon .
Dengan judul ....
𝙋𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝘽𝙖𝙡𝙖𝙨 𝘿𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Mari Resmi Bekerjasama
Sesaat Chia jelas terkejut menyadari bahwa kepekaan dari suami kontraknya itu sangat kuat, seakan Glenn mengetahui bahwa masih ada yang coba dia sembunyikan. Akan tetapi, Chia tidak akan pernah mengungkapkan tentang kehidupan masa lalunya.
Chia kemudian berkata, “Aku mendengarnya sendiri saat pernikahanku dengan Riko akan dilangsungkan. Karena itulah aku melarikan diri dari pernikahan itu dan memintamu untuk menjadi suami kontrakku. Setidaknya aku bisa terlepas dari ikatan pernikahan dengan bajingan itu, tapi siapa sangka mereka malah berniat menjebak ku dengan obat perangsang.”
Reaksi Glenn hanya diam seraya terus menatap Chia dengan seksama, sedangkan dalam hatinya dia berkata, “Ada kejujuran sekaligus kebohongan dari sorot matanya. Mengapa dia masih saja tidak bisa mempercayaiku? Apakah wajahku memang tidak bisa dipercaya?”
“Mereka berniat mengikatku dalam ikatan pernikahan, lalu merencanakan sebuah kecelakaan agar aku mati dalam kecelakaan tersebut. Sehingga secara otomatis sebagai suamiku, Riko akan mendapatkan semua harta dan juga perusahaan warisan dari kedua orang tuaku yang sebenarnya,” ujar Chia berusaha meyakinkan Glenn, meski dia tidak mengatakan bahwa dia mengetahui kebusukan keluarga pamannya setelah dia dan bayi dalam kandungannya mati dalam kecelakaan.
“Baiklah, aku harap semua yang kau katakan barusan adalah kejujuran dan tidak ada lagi yang coba kau sembunyikan dariku.” Glenn mencoba mempercayai Chia kali ini sembari berusaha mendapatkan kepercayaan lebih darinya.
“Lalu balas dendam seperti apa yang kau inginkan?” tanya Glenn kemudian, “Apakah kau hanya ingin mengambil semua harta warisan itu? Atau hanya sekadar mengungkap fakta sebenarnya dibalik kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuamu, lalu memenjarakan mereka? Atau mau aku sarankan yang lebih baik dari itu semua?” cecarnya memberikan beberapa penawaran.
“Apa itu?” tanya Chia yang entah mengapa penasaran dengan apa yang akan Glenn sarankan kepadanya.
“Ini yang termudah dari semua tawaran yang aku katakan sebelumnya,” ujar Glenn seraya tersenyum penuh arti, “Bunuh saja mereka semua! Dengan begitu kau tidak perlu repot-repot mencari semua bukti dan kebenaran yang mereka rahasiakan selama ini. Secara otomatis semua harta itu langsung kembali padamu,” lanjutnya dengan begitu santai seolah dia sedang membicarakan untuk membunuh seekor semut.
“Apa kau sudah gila menyarankan hal seperti itu, Hah?” sentak Chia yang tentu saja terkejut dengan apa yang Glenn sarankan kepadanya.
“Dengar istriku tersayang! Jika ingin menghadapi orang gila, maka kita harus lebih gila dari mereka,” tukas Glenn dengan senyuman yang seketika menghilang di wajah tampannya, “Mereka saja tidak segan untuk membunuhmu, lalu kenapa kau harus ragu untuk membunuh mereka. Sekarang pilihannya hanya ada dua. Pertama kau yang membunuh mereka terlebih dahulu. Atau yang kedua, mereka yang akan membunuhmu lebih dulu,” sambungnya penuh penekanan yang membuat Chia semakin terdiam.
“Namun, kau tenang saja! Sebelum kau melahirkan anak untukku, aku pastikan kau tidak akan terluka sedikitpun apalagi kalau sampai mati lebih dulu dari mereka,” imbuh Glenn dengan santainya.
“Apa yang Glenn katakan memang tidak salah! Antara aku yang membunuh mereka lebih dulu atau mereka yang membunuhku lebih dulu adalah akhir yang suda pasti. Namun, aku tidak ingin mereka mati dengan mudah setelah semua yang mereka perbuat kepada keluargaku.” Chia berusaha mempertimbangkan keputusan yang terbaik untuk dirinya maupun mendiang kedua orang tuanya.
“Sekarang apa keputusanmu, Istriku sayang? Jika memilih apa yang aku sarankan, maka aku bisa memperkenalkan mu pada seseorang yang bisa melenyapkan mereka tanpa meninggalkan jejak sedikitpun,” ujar Glenn yang menyadarkan Chia dari pemikirannya sendiri.
“Bukankah kematian merupakan hukuman yang terlalu ringan untuk mereka, setelah apa yang mereka lakukan pada mendiang kedua orang tuaku dan juga diriku selama ini.” Jawaban yang sama sekali tidak Glenn duga keluar begitu saja dari bibir Chia, “Aku ingin melihat mereka menderita, hingga membuat mereka ingin mati tapi tidak bisa mati dengan mudah,” imbuhnya yang membuat Glenn semakin tercengang.
“Siapa sangka aku memilih wanita yang sangat tepat untuk menjadi istriku dan juga ibu dari calon anakku nanti. Sifatnya terlalu mirip denganku yang tidak akan membiarkan musuhnya mati dengan mudah. Entah mengapa aku semakin tertarik padanya,” batin Glenn yang tersenyum bangga dengan keputusan yang Chia akhirnya pilih.
“Aku menginginkan semua yang kau katakan, Glenn! Apakah kau bisa membantuku mewujudkan semua itu?” tanya Chia dengan sorot mata yang penuh akan dendam yang membara.
“Bagus sekali! Kau memang pantas menjadi istriku, aku menyukai keputusanmu ini,” puji Glenn seraya bertepuk tangan untuk istrinya, “Meski sebenarnya aku ingin sekali membunuh bajingan bernama Riko itu dengan tanganku. Tapi keinginan istri tercintaku yang di utamakan.” Imbuhnya.
“Kau tenang saja! Aku pasti akan membantumu untuk mewujudkan semua itu,” lanjutnya penuh percaya diri.
“Mari kita resmi untuk saling bekerjasama,” ucap Glenn sembari mengulurkan tangannya meminta untuk saling berjabat tangan, “Setelah ini pastikan kau tidak merahasiakan apapun lagi dariku. Karena ini akan mempengaruhi kerjasama diantara kita,” imbuhnya.
Chia pun tersenyum sembari menerima jabat tangan tersebut seraya berkata, “Aku harap kau juga tidak menyembunyikan apapun dariku!”
“Eeh … Apakah dia mulai menyadari sesuatu tentang identitasku?” batin Glenn yang sedikit tersentak mendengar perkataan Chia, “Tentu saja, Istriku tersayang!” balas Glenn sembari tersenyum palsu, karena bagaimana pun juga ini belum waktunya dia mengekspos identitasnya yang sebenarnya.
“Baiklah, untuk sekarang ayo kita makan lebih dulu! Kita bahkan sudah melewatkan waktu makan siang juga,” ajak Glenn yang tentu saja mengalihkan perhatian Chia.
“Aku sudah memesan layanan kamar, seharusnya sebentar lagi mereka datang,” lanjutnya.
Dan benar saja, suara ketukan pintu langsung terdengar dari luar. Glenn dengan cepat beranjak dari ranjangnya dan mempersilahkan pelayan itu meletakkan semua makanan yang dia pesan di atas meja. Selesai mengatur makanan di atas meja, pelayan tersebut langsung pamit melanjutkan pekerjaannya. Saat Glenn berniat menjemput istrinya, ternyata Chia sudah berada tepat dibelakangnya dengan berjalan tertatih.
“Kenapa kau turun dari ranjang? Seharusnya kau menungguku datang menjemputmu. Apakah masih sakit sekali?” tanya Glenn yang terlihat khawatir akan kondisi Chia, apalagi saat melihat cara berjalan istrinya itu yang seperti orang pincang.
“Sudah tidak terlalu,” jawab Chia singkat sembari mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang tersedia.
“Makanlah yang banyak, karena kau harus cepat pulih sehingga bisa mendapatkan posisi yang bagus di perusahaan,” ujar Glenn yang membuat Chia menatapnya penuh tanya.
Glenn yang menyadari ekspresi bingung Chia, akhirnya tidak kuat menahan senyumannya karena istrinya ini terlalu menggemaskan. Sambil terkekeh Glenn menjelaskan, “Kau tidak mendapatkan bukti di rumah itu, bukan? Jadi, kita harus memeriksa ruang kerjanya yang ada di perusahaan.”
Bersambung, ....