Wanita Bayaran

"Ibu" lirih Ryan sambil meneteskan air matanya. Ryan bangun dari tidur nya dan tanpa sengaja mendengar perbincangan antara ibu nya dan juga Tyas. Ryan merasa sangat terharu, demi dirinya yang hanya anak angkat, ibunya rela melakukan apapun, agar dirinya bisa sehat. Ryan menutup kembali pintu kamarnya pelan-pelan, agar dang ibu tidak tahu jika ia mendengar semuanya.

Beberapa saat kemudian.

'Tok tok tok'

Terdengar suara pintu di ketuk dari luar, Tyas dan Jasmin yang mendengar langsung bergegas berdiri ingin membuka pintu. "Biar aku saja" Ucap Tyas, dan melangkah keluar, dan Jasmin tetap duduk.

"Siapa?" Tanya Jasmin saat Tyas datang menghampiri.

"Ada uncle dan momy nya Mika dan juga Rifqi." Ucap Tyas. "Mereka mencarimu, dan juga mencari Ryan."

"Mencariku? Mencari anak ku? Untuk apa?" Jasmin bertanya pada Tyas.

"Aku tidak tahu, lebih baik temui mereka dulu"

"Baiklah."

Ada kekesalah di hati Jasmin mengingat siapa uncle Mika, tak lain dan tak bukan adalah Dave, pria yang paling ia benci. Namun ada juga kekhawatiran yang Jasmin rasakan, ia takut jika Dave tahu jika bayi yang ia kandung ternyata adalah bayi hasil malam itu, Jasmin takut jika Dave akan menyuruhnya untuk menggugurkan anak yang kini ia kandung.

"Halo ibunya Ryan." Sapa Eryna penuh dengan ramah. Dan mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan.

"Halo juga." Jasmin menyapa balik, dan berjabat tangan dengan Eryna.

"Maaf telah mengganggu waktu istirahatmu" kata Eryna sambil menatap wajah cantik Jasmin.

"Tidak apa! Oh yah momy nya Mika, kenapa kau mencari ku dan mencari anak ku?"

"Dia anak ku bukan anak mu" ketus Dave dan langsung mendapat tatapan tajam dari Eryna.

Jasmin tertawa sinis mendengar ucapan Dave yang menurutnya sangat kacau.

"Maaf kan sepupuku Jasmin." Ucap Eryna tulus.

Rifqi hanya diam tak menyahut sekalipun, ia terus melihat wajah Jasmin yang terlihat tenang, tapi ada sedikit raut kecemasan disana. Rifqi tahu betul apa yang Jasmin rasakan saat ini, ia pas takut akan apa yang barusan Dave katakan, dan ia juga takut jika Dave tahu kebenaran tentang bayi yang ia kandung.

"Tidak apa, aku hanya anggap ucapanya sebagai angin berlalu"

"Kau!!" Dave mulai geram, melihat Jasmin yang terkesan tidak suka padanya.

"Apa!!" Tantang Jasmin.

Dave refleks berdiri, namun Eryna langsung menarik tangan nya dan membuat nya kembali duduk di samping nya. "Jaga tindakan mu, kalau kau ingin putramu kembali"

Jasmin yang mendengar ucapan Eryna langsung menaikan satu alisnya. "Putra? Maksud kalian?" Tanya Jasmin yang mulai bingung dengan semuanya.

"Maafkan aku ibu nya Ryan," lagi-lagi Eryna meminta maaf. "Ouh yah di mana Ryan?" Tanya nya sambil melihat kesana kemari, mencari keberadaan Ryan.

"Anak ku sudah tidur. Kalau boleh tau, apa maksud dan tujuan kalian datang ke sini?"

Eryna menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan. "Dengarkan baik-baik Jasmin, dan aku harap kau tidak kaget dengan apa yang aku katakan nanti"

"Ya, apa itu?"

"Ryan, anak mu. Dia adalah anak dari sepupuku, yaitu Dave."

Jasmin terdiam sesaat mendegar ucapan Eryna, lalu "hahahahahahhaah" ia tertawa mendengar candaan yang lucu menurutnya.

"Kau wanita gila, kenapa tertawa."

"Jaga sikap mu Dave!!" Eryna mulai geram dengan sepupunya.

"Kau yang gila!!" Tunjuk Jasmin pada Dave. "Berani sekali kau bilang jika Ryan anak mu, enak saja."

"Dia memang anak ku, bukan anak mu!!" Bentak Dave.

"Mana buktinya?" Jasmin berdiri menatap Dave dengan tajam.

"Ini." Dave menyerahkan map yang berisi info tetang Ryan semasa Ryan berada di panti asuhan.

Jasmin tersenyum saat membaca berkas tersebut dan setelah membaca Jasmin melempar berkas tersenyum ke hadapan Dave. "Buktimu tidak kuat sama sekali, dan aku minta kau keluar dari rumah ku, sekarang juga!!"

"Tidak!! Sebelun aku mengambil anak ku." Ucap Dave dengan tegas membuat Rifqi menarik Dave agar Dave kembali duduk.

"Tenanglah" Rifqi berusaha menenangkan Dave.

"Maafkan kami Jasmin, namum memang benar adanya, jika Ryan adalah anak Dave."

"Dia anak ku!!"

"Anak angkat, lebih tepat nya." Timpal Dave dengan senyum sinis nya.