Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati Tulus Alina
Alina pergi ke pantry seperti biasa nya, hanya untuk makan siang di sana.
Para office boy dan office girl yang biasa sudah paham akan kebiasaan Alina, kadang mereka ikut bergabung menikmati makan siang nya.
Alina yang ngga pernah mem,bedakan siapa pun merasa senang kalau makan siang nya di temani mereka.
Mereka pun senang dengan Alina, karena selain cantik Alina orang nya baik dan tidak sombong, maka dari itu mereka merasa sangat dekat dengan Alina padahal Alina mempunyai kedudukan yang tinggi diantara mereka.
Gilang yang melihat kebersamaan para office boy dan office girl bersama Alina pun tersenyum dan merasa kalau Alina ini wanita baik dan rendah hati.
"Lang sini gabung" teriak Hendra yang ber propesi sama dengan Gilang.
Gilang pun menghampiri mereka sambil melihat ke arah Alina.
"Eh ada bu Alina juga rupa nya" Gilang pun basa basi dengan Alina.
"Eh, kamu yang anak baru tadi ya? Gimana di hari pertama kamu kerja? Tanya Alina dengan jantung yang berdebar.
Alina sungguh tidak mengerti dengan jantung nya ini, padahal baru dua kali dia bertemu dengan Gilang, tapi setiap bertemu jantung nya selalu merasa debaran-debaran yang sulit diartikan.
"Senang bu, saya senang sekali karena mereka semua pada baik dan mau mengajari saya dengan pekerjaan saya ini" jawab Gilang dengan debaran jantung yang sama yang Alina rasakan.
"Seperti nya Gilang menyukai bu Alina" gumam bathin Hendra.
"Kenapa anak baru itu menatap terus ke bu Alina sih bukan nya ke gue, kalau gue harus bersaing sama bu Alina mah mending gue mundur alon-alon saja lah, bu Alina kan idaman para pria" gumam bathin Retno yang berpropesi office girl.
"Lo kenapa melamun Ret? Ngelamunin aku ya? Ya sudah dari pada aku selalu jadi bahan lamunan kamu, mending kita pacaran saja yuk" kata Hendra yang membuat semua yang ada di situ tersenyum termasuk Alina.
Hendra memang dari dulu menyukai Retno, tapi Hendra belum mengungkapkan nya, dengan alasan takut di tolak.
"Huh mau lo itu mah" jawab Retno sambil melempar Hendra dengan tisu.
"Ngga apa-apa lo Ret kalau Hendra memang benar-benar suka sama Retno, ya terima saja, toh kalian berdua masih pada sendiri kan? ucap Alina.
"Retno mau sama orang yang lebih kaya dan punya kedudukan tinggi bu" teriak Suci teman Retno.
"Apa sih lo Ci" jawab Retno sambil melirik ke arah Suci.
"Sini saya kasih tahu, dengar ya? Kita ngga bisa menolak jodoh yang sudah di takdir kan tuhan untuk kita, siapa pun yang menjadi pendamping kita nanti nya, kita tetap harus bersyukur, mencintai dan menyayangi nya, karena cinta itu tidak bisa di ukur dengan harta, memang di kehidupan ini harta penting, tapi apa kalian mau hidup bergelimangan harta tapi tidak di cintai? tapi dengan cinta dan mau berusaha insya allah rezeki untuk kita dan pasangan pun akan mengalir seiring nya dengan waktu, maka carilah pria yang bertanggung jawab dan yang benar-benar mencintai diri kita apa adanya" jawab Alina sambil tersenyum.
Ini yang mereka suka dengan Alina, hati nya tulus dan selalu memberikan sara-saran yang baik, Alina tidak pelit akan ilmu dan Alina juga sering berbagi jika diantara mereka ngga membawa bekal makan siang nya.
"Boleh saya bertanya pada ibu? Tanya Gilang yang penasaran dengan sosok Alina ini.
"Boleh saja, asalkan saya bisa menjawab nya, kalau ngga bisa menjawab nya saya minta maaf, tapi kok saya berasa tua ya, di panggil ibu sama kalian, padahal usia kita juga ngga beda jauh, bahkan kalian ada yang tua dari saya" ucap Alina sambil melihat ke arah Gilang.
"Ya ngga bisa bu, ini kan kita lagi di kantor, ngga enak kalau harus manggil nama, kesan nya kita itu ngga menghormati dan ngga menghargai ibu sebagai kepala HRD di kantor ini" jawab Hendra.
"Iya benar bu, jadi biarkan kita memanggil Ibu dengan panggilan Ibu saja, anggap saja kita ini semua anak-anak nya ibu" jawab Suci sambil tertawa.
"Waduh, kalau kalian anak-anak ibu, terus bapak nya siapa? Alina pun ikut bercanda.
"Bapak nya saya aja bu" Gilang pun keceplosan bicara membuat semua orang yang ada di situ pun terdiam dan menatap ke arah Gilang.
Alina pun merasa salah tingkah dan Jantung Alina begitu berdebar disaat Gilang mengatakan nya.
"Maaf saya hanya bercanda, lagian mana mau bu Alina nya juga sama saya yang hanya seorang office boy" kata Gilang.
"Ya sudah, tadi apa yang mau kamu tanyakan kepada saya? Tanya Alina.
"Saya hanya mau bertanya, bagaimana kalau seandainya ada seorang OB menyukai bu Alina? Apa ibu akan menerima nya atau menolak nya karena dia ngga sepadan dengan ibu? Tanya Gilang yang langsung mendapat kan sorak sorai dari teman-teman sepropesi nya.
"Alah itu mah modus lo Lang" teriak Hendra sambil tertawa.
"Tuh kan Gilang menyukai bu Alina, ya sudah lah aku mundur, belum juga aku mendekati Gilang, sudah patah hati duluan" gumam bathin Retno.
"Apa jangan-jangan pertanyaan itu karena kamu menyukai bu Alina Lang? Tanya Suci yang suka blak-blak kan.
"Kan aku bilang, ini seandainya, kalian ngga dengar ya pertanyaan saya tadi" Gilang pun ngeles.
"Sudah-sudah jangan ribut, saya akan menjawab nya kok" jawab Alina sambil tersenyum.
"Seandainya ada seorang OB atau siapa pun dan dengan pekerjaan apapun yang menyukai saya, saya pasti akan menerima nya, asal pria itu tulus menyayangi, mencintai dan menerima keluarga saya, saya ngga perduli dengan status pekerjaan nya, asal kan dia punya kerjaan, bertanggung jawab serta setia sama saya, saya pasti akan menerima nya, hanya satu yang saya benci di dunia ini" jawab Alina.
"Apa bu yang ibu benci? Tanya Hendra penasaran.
"Saya benci PEMBOHONG" jawab Alina dengan menekan kan kata-kata pembohong.
"Wah kalau itu mah saya juga benci bu" teriak Suci.
"Waduh, mana gue lagi berbohong lagi soal status gue, apa Alina nanti nya mau menerima gue yang sudah membohongi nya dengan pura-pura menjadi seorang OB? Gumam bathin Gilang.
"Benar juga ya? Yang di bilang bu Alina barusan? Ya udah aku ngga akan berbohong lagi, dan akan jujur dengan perasaan ini kepada Retno" gumam bathin Hendra.
"Ya sudah, jam makan siang sudah habis, ibu mau kembali ke ruangan ibu, makasih ya kalian sudah menemani ibu makan siang" kata Alina lalu pergi dan kembali ke ruangan nya.