Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 5
Hiks............hiks............hiks..........hiks..........
Denis menangis histeris sambil memeluk mamanya dengan erat merasa sangat bersyukur, karena masih bisa bertemu dan memeluk sang mama dalam keadaan hidup.
Ya Tuhan terima kasih karena diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan mama, batin Denis merasa sangat bersyukur.
"Nak............hiks hiks hiks........kamu kenapa menangis? Apa kamu sakit nak?" tanya Amira dengan sesegukan.
Tak menjawab Denis tetap memeluk sang mama tak perduli jika bajunya ikut basah karena pakaian Amira basah kuyup terkena hujan tadi.
Reinkarnasi atau apa ia tidak perduli yang penting ia masih diberikan kesempatan, bisa bertemu kembali dengan mamanya dan ia berjanji ia akan membahagiakan mamanya di kehidupan ini dan menjadi anak yang berbakti.
"Denis baju kamu basah nak? Ayok lepas dulu baju kamu dan segera mandi air hangat nak. Mama tidak mau kamu sampai sakit" ucap Amira dengan cemas.
"Biarkan seperti ini" ucap Denis dengan suara serak yang sangat lembut.
Deg...............
Tubuh Amira menegang mendengar ucapan sang anak yang memanggilnya sangat lembut tidak seperti biasanya. Air matanya mengalir dengan deras tak menyangka akan datang hari ini.
"De.......nis" lirih Amira dengan suara bergetar.
"Iya ma"
Hiks..........hiks...........hiks.........hiks............
Tangisan Amira semakin pecah tak menyangka anaknya akan kembali memanggil dia mama, seperti waktu ia masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Kamu bila......ng ma.....ma nak?" tanya Amira dengan sesegukan.
"Heemmmm" deham Denis sambil mengangguk kepalanya.
"Anakku" pekik Amira sambil memeluk Denis semakin erat.
"Maafin Denis ma.........hiks hiks hiks........maaf mama. Denis selama ini udah menyakiti mama.......hiks hiks hiks" ucap Denis sambil menangis histeris.
"Mama udah maafin kamu nak" balas Amira.
Keduanya sama-sama menangis melepas semua yang ada di hati mereka. Setelah beberapa saat Denis menyuruh mamanya mandi air hangat sebelum jatuh sakit.
Selesai mandi Amira segera berganti pakaian dan keluar untuk memberitahu anaknya tentang keinginan Denis yang tidak ia bawa hari ini.
"Denis" panggil Amira saat di ruang tengah yang bersebelahan dengan ruang makan dan dapur.
"Kenapa ma?" tanya Denis sambil menatap sang mama dengan tatapan lembut.
"Maafin mama nak. Mama tidak bisa memberikan permintaan kamu. Hari ini mama belum gajian nak dan mama tidak tahu apa cukup bisa beli handphone yang kamu mau atau tidak" ucap Amira sambil menunduk dan meremas kedua tangannya karena takut.
Nyes...............
Dada Denis terasa sakit melihat mamanya yang berdiri di depannya sambil menunduk gemetaran.
Ia tahu jika kelakuannya selama ini pasti sudah membekas dalam hati sang mama, apa lagi jika permintaannya tidak dipenuhi maka Denis akan memukul Amira tanpa ampun.
Denis mengingat permintaannya yang menyuruh mamanya untuk membelikan handphone keluaran terbaru yang baru launching seminggu yang lalu.
Denis ingat tadi pagi tadi setelah melempar makanan di wajah sang mama, ia berpesan untuk membawa hp yang ia mau pulang nanti.
Ia tersenyum getir mengingat kejadian itu yang semakin membuat dadanya seperti dicabik-cabik merasa sangat bersalah dan menyesal.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Tidak usah beli lagi ma. Aku sudah tidak pengen" ucap Denis.
"Tapi nak mama tahu kamu sangat menyukai hp itu" ucap Amira dengan cepat.
"Lalu kalau aku suka apa mama bisa membelinya?" tanya Denis dengan tatapan tajam
"Maaf" lirih Amira merasa bersalah tak bisa memenuhi keinginan putranya.
Tes.............
Air mata Amira jatuh tak bisa ditahan lagi, melihat hal itu Denis dengan cepat memeluk sang mama, karena tahu pasti saat ini mamanya menyalahkan dirinya yang miskin karena tak bisa memenuhi keinginannya.
"Jangan menyalahkan diri mama. Aku tidak suka ma" ucap Denis dengan suara tegas.
"Maafkan mama Denis"
"Jangan minta maaf karena mama tidak bersalah"
"Iya nak"
Denis lalu menuntun mamanya ke kamar agar bisa beristirahat. Sampai didalam kamar lagi-lagi hatinya terasa sakit, melihat kasur lantai yang sudah berlubang dipakai oleh Amira.
Jadi ini alasan mama selalu memijit badannya setiap pagi. Aku memang anak durhaka, batin Denis merasa sangat bersalah.
"Malam ini mama tidur di kamar aku" ucap Denis mengagetkan Amira yang hendak berbaring di kasur lantai.
"Tapi nak nanti kasur kamu kotor. Biar mama tidur disini ya" tolak Amira yang tahu anaknya tak suka jika kamarnya di masuki olehnya.
"Jangan membantah ma. Pokoknya malam ini mama tidur di kamar aku! Tidak ada penolakan!" tegas Denis dengan tatapan tajam.
Amira mengangguk kepalanya mengikuti keinginan sang anak yang tak suka dibantah dan keras kepala.
Sifat Denis sama persis dengan mendiang suaminya sama-sama keras kepala, arogan, dan posesif dengan milik mereka.
Keduanya lalu menuju ke kamar Denis dan tak berkata apa-apa lagi Amira segera berbaring diatas ranjang. Senyum di bibirnya tak pernah lepas berharap malam ini jangan pernah berlalu.
Jika semua kebahagian ini hanya malam ini saja, aku sangat senang karena bisa berbicara dengan santai dengan putraku, batin Amira sambil tersenyum manis menutup mata.
Beberapa saat kemudian Denis keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya. Ia tersenyum hangat dan tulus melihat senyuman dibibir sang mama yang tak pernah ia lihat selama ini.
Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan kedua untuk mengubah takdir hidupku ya Tuhan, batin Denis merasa bersyukur.
Cup...........
Denis mengecup kening Amira dengan lembut sambil berbaring disampingnya. Ia bertekad mulai besok mamanya tidak akan pernah menderita lagi.
Kenzo tunggu pembalasanku berengsek. Aku akan membuatmu menyesal sudah lahir di dunia ini, batin Denis dengan gigi mengelutuk hingga berbunyi.
Tepat pukul 04:30 pagi Amira terbangun dari tidurnya seperti biasa. Saat bangun ia melihat ke sampingnya dan tersenyum bahagia melihat sang anak yang tidur seperti bayi.
Terima kasih sudah kembali menjadi anak mama Denis, batin Amira dengan bahagia.
Amira bangun dengan perlahan agar tidak membangunkan sang anak yang masih tertidur. Setelah itu ia memperbaiki selimut agar Denis tidak kedinginan dan berlalu keluar.
Seperti biasanya Amira membereskan rumah dan mencuci pakaian mereka sebelum berangkat kerja. Tak lupa ia juga menyiapkan sarapan buat sang anak.
Sedangkan didalam kamar Denis terlihat gelisah dalam tidurnya, memimpikan kejadian saat mamanya mati di pangkuannya hingga ia dihukum mati.
Hosh..........hosh...........hosh........
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Denis seketika terbangun dengan napas satu-satu seperti habis dikejar hantu. Tubuhnya berkeringat hanya karena mimpi barusan yang membuat dadanya sesak.
"F**k" maki Denis sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
Ia melihat jam sudah 06:00 diatas nakas dan bergegas bangun untuk membersihkan diri, karena hari ini ia berencana untuk merenovasi kamar sang mama.
"Selamat pagi nak. Ayok sarapan dulu baru kamu ke kampus ya" ajak Amira yang melihat Denis keluar dari kamarnya.
"Mama tidak sarapan?" tanya Denis melihat penampilan Amira yang sudah mau berangkat kerja.
"Mama sudah hampir telat jadi nanti saja mama makan di sana" alasan Amira.
Denis tersenyum getir tahu jika mamanya berbohong, karena memang setiap pagi mamanya tidak pernah sarapan.
Hanya demi menghemat dan juga ia berpikir jika anaknya lebih membutuhkan asupan gizi lebih banyak dari dia.
"Tunggu disini jangan pergi" tegas Denis berlalu menuju meja makan.
Amira diam saja menunggu sesuai ucapan Denis tadi dan tak lama Denis datang sambil membawa kotak makan berwarna hijau dengan tulisan tupperware di atasnya.
"Mama harus habiskan jangan sampai aku lihat ada sisa" ucap Denis memperingati.
"Tapi nak" ucap Amira yang langsung dipotong Denis.
"Aku nanti makan di kampus jadi jangan pikirkan aku ma" potong Denis.
"Kamu ada uang nak? Ini mama ada 20 ribu buat kamu jajan di sana ya nak" ucap Amira sambil menyodorkan uang pecahan 20 ribu kepada Denis.
Denis tak menolak karena untuk pertama kali ia menerima uang jajan dari mamanya. Meksi ia tahu itu uang terakhir di dompet mamanya, tapi entah kenapa uang itu sangat berharga untuknya.
"Terima kasih ma" ucap Denis dengan suara lembut.
Mata Amira hampir copot mendengar ucapan sang anak, tapi seketika senyumnya terbit di bibirnya mendengar ucapan Denis tadi.
"Mama berangkat dulu ya nak jaga diri kamu" pamit Amira sambil mengelus pipi Denis dengan lembut.
"Hati-hati ma"
"Iya nak"
Tes..............
Air mata Denis jatuh saat melihat uang pecahan 20 ribu di tangannya. Ia masih ingat dulu ia tidak pernah mau menerima uang segitu, dan sering kali memaki mamanya karena memberinya uang 20 ribu.
Denis menaruh uang 20 ribu di dalam dompetnya di paling bagian belakang. Denis lalu masuk kembali ke dalam kamar dan melihat jadwal kuliahnya hari ini.
Kebetulan hari ini ia tidak ada jadwal kuliah jadi ia akan mengunakan kesempatan ini untuk merenovasi kamar sang mama.
Ting.............
Kenzo
"Dude ingat ya entar malam di club biasa"
Melihat siapa yang mengirimnya pesan Denis segera menghapus pesan itu dan lalu menganti nama kontak Kenzo dengan nama Bangsat.
"Nama ini cocok buat orang kayak kamu berengsek" ucap Denis sambil tersenyum sinis.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue..................
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu