NovelToon NovelToon
Kekasih Virtual

Kekasih Virtual

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:800
Nilai: 5
Nama Author: wanudya dahayu

~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡


"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terluka

Belum hilang rasa terkejutnya dengan kehadiran kirana yang begitu tiba-tiba kini Rangga bertambah kaget sekaligus cemas dan bingung melihat Kirana yang tiba-tiba jatuh pingsan di hadapannya, Rangga bergegas menghampiri Kirana yang tengah tak sadarkan diri kemudian digendongnya Kirana masuk ke dalam kamar sementara Ibunya Rangga dan Della mengikutinya dari belakang.

"Bu, Kirana kenapa?" tanya Rangga pada Ibunya setelah dia membaringkan tubuh Kirana yang lemah di atas tempat tidurnya

"Ibu ndak tahu kenapa, tapi Ibu dari tadi sudah perhatikan kalau dia memang sedang tidak sehat, baru saja Ibu tadi mau mengajaknya untuk makan eh malah keburu pingsan," jelasnya dengan nada cemas.

"Jadi Kirana sudah sejak tadi berada di sini, Bu?" tanyanya

"Iya, sudah dari tadi, katanya mau menemui kamu, tadi Ibu juga sudah mengirim pesan ke Kamu tapi pesannya belum kamu baca sepertinya" jelas Ibunya lagi.

"Kenapa tidak telfon saja, kenapa ya Bu kirana mau menemuiku?" tanya Rangga lagi dengan raut muka penasaran.

"Katanya tadi dia habis rumah dari pakdenya yang tinggalnya ndak jauh dari sini, terus karena lewat jadi sekalian mampir, ya sudah Kamu segera hubungi Dokter supaya cepat kemari Ibu takut dia kenapa-napa, anak orang ini loh," kata Ibunya khawatir.

"Iya, Bu," jawabnya singkat, namun di hatinya dipenuhi kegelisahan yang tidak bisa dia jelaskan, dia yakin sekali kirana memang sengaja datang ke sini, tapi untuk apa dan kenapa, itu yang masih menjadi pertanyaan di dalam hatinya.

Rangga berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, dia sangat mencemaskan keadaan kirana yang saat ini tengah terbaring lemah di atas tempat tidur, dia bahkan lupa di sana juga ada Della yang sejak tadi mengawasinya dengan raut muka yang sulit diartikan.

"Kenapa lama sekali sih Dokternya datang," gumam Rangga di sela-sela kecemasannya, dia bahkan tidak peduli dengan keberadaan Della yang sejak tadi memperhatikannya dengan masam, Della sebenarnya begitu penasaran dengan sosok Kirana ini, siapa perempuan ini bagi Rangga? kenapa Rangga begitu mencemaskannya, ada rasa yang mengganjal di hatinya melihat begitu perhatiannya Rangga kepada Kirana.

Della sebenarnya ingin bertanya langsung pada Rangga tapi sepertinya saat ini Rangga terlalu sibuk dengan kecemasannya hingga tidak memperdulikan yang lain.

Tidak lama kemudian, seorang Dokter yang ditunggu pun akhirnya datang, Rangga langsung mempersilahkan Dokter itu untuk memeriksa kondisi Kirana, sementara itu Rangga tidak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari Kirana.

"Bagaimana, Dok, apa dia baik-baik saja?" tanya Rangga cemas.

"Kondisinya lemah sekali, saya belum bisa memastikan tapi sepertinya dia ...".

Sebelum menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba terdengar suara erangan lirih Kirana yang memotong percakapan tersebut.

Kirana tersadar dari pingsannya, perlahan dia membuka matanya dan lamat-lamat dia dapat mendengar percakapan orang di sekitarnya.

"Saya tidak apa-apa Dokter, mungkin karena kelelahan saja Dok, kondisi saya memang sedang tidak baik, tapi tidak apa-apa," kata Kirana dengan suara lirih dan pelan, sepertinya dia belum sepenuhnya tersadar.

"Baiklah kalo kamu merasa baik-baik saja, tapi tetap saja sebagai seorang Dokter saya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih untuk memastikan keadaan kamu," jelas Dokter itu.

"Saya sudah bawa obat sendiri Dok, jadi saya tidak perlu diperiksa lagi, sungguh saya baik-baik saja, maaf merepotkan semuanya," ucapnya sambil menundukkan kepala.

"Baiklah kalau begitu, sepertinya saya tidak bisa memaksa kalau kamu tidak berkenan,"

"Maaf, Dok ... tapi saya benar-benar sudah tidak apa-apa, terimakasih sebelumnya," katanya lagi.

Dia mencoba menghentikan Dokter yang ingin memeriksanya lebih intensif lagi, sebab Kirana tidak ingin Dokter itu mengetahui soal kehamilannya dan kemudian mengatakannya pada Rangga, sungguh untuk saat ini Kirana memilih untuk merahasiakannya dulu, dia ingin tahu keadaan yang sebenarnya sebelum akhirnya dia akan mengungkap tentang kehamilannya kepada Rangga.

Rangga yang sejak tadi hanya memperhatikan akhirnya dia mendekati Kirana.

"Jangan keras kepala, biar Dokter memeriksa keadaan kamu, aku takut kamu kenapa-napa," kata Rangga, dia tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.

"Aku nggak apa-apa, Mas, sungguh, aku memang sedang tidak sehat tapi aku sudah ke Dokter kemarin dan sudah diberi obat, jadi tidak usah diperpanjang lagi, aku hanya lupa belum minum obatku hari ini," kata kirana mencoba memberi penjelasan, dan meminta Dokter itu untuk pergi saja karena dia tidak ingin Dokter itu mengatakan apa yang tengah disembunyikan oleh Kirana saat ini, sebab dia tahu Dokter itu mungkin sudah mengira-ngira akan kondisi yang sebenarnya, Dokter itu pun menuruti permintaan Kirana dan segera berpamitan.

"Tapi, Ki ... Aku khawatir dengan keadaan kamu, aku tidak tenang ..." sebelum Rangga merampungkan kata-katanya Della tiba-tiba menyahut.

"Boleh aku tahu ini sebenarnya ada apa?! sudah dari tadi aku menahan diri untuk tidak bertanya tapi sepertinya aku butuh penjelasan saat ini juga, siapa dia Rangga, siapa perempuan ini, katakan padaku?" tanya Della dengan muka yang jelas sedang menahan amarah.

"Saya bukan siapa-siapa, Mbak, saya cuma temannya, Mas Rangga," jawab Kirana pelan.

"Benarkah?" Tanya Della

"Iya Mbak, kalau boleh tahu Mbak siapa?" tanya Kirana, sungguh dia sudah dari tadi menahan rasa penasarannya dengan sosok Della ini.

"Benar cuma teman, sebab aku paling tidak suka kalau dibohongi, oh..ya perkenalkan aku Della calon istrinya Rangga," kata Della dengan mantap dan dengan penuh percaya diri.

Seperti langit sengaja dijatuhkan tepat di atas kepalanya, tiba-tiba dunianya runtuh seketika saat mendengar penjelasan dari perempuan cantik di hadapannya itu.

Dia jelas sekali menegaskan akan hubungannya dengan Rangga, sungguh air matanya ingin meluncur dengan derasnya saat ini, tapi sekuat tenaga Kirana mencoba menahannya.

Sementara itu Rangga hanya terpaku menatap Kirana, dia tidak mampu berkata-kata tapi pandangannya masih belum lepas dari Kirana, dia mencoba membaca apa yang tengah difikirkan Kirana saat ini, saat dia tahu tentang hubungannya dengan Della.

"Dell ... Kamu bisa pulang sendiri, kan?sepertinya aku ada urusan jadi bisa kan kamu pulang dulu sekarang?" kata Rangga dengan raut muka datar, dia tidak peduli meski Della akan marah padanya yang penting dia ingin segera berbicara dengan Kirana tanpa diganggu siapapun.

"Kamu ngusir aku?" tanyanya geram.

"Bukan begitu, Dell, aku minta pengertian Kamu, nanti aku jelaskan, bisa, kan?"

"Kok begini sih, Kita kan ada acara nanti jadi kita harus pergi berdua," jelasnya tak mau kalah.

"Aku mohon." pinta Rangga

"Aku gak mau tahu, titik!" Della bahkan menaikkan nada bicaranya pertanda dia tidak suka dengan permintaan Rangga yang menyuruhnya untuk pergi.

"Please Dell kali ini saja, tolong turuti perkataanku, pulanglah dulu nanti akan ku hubungi lagi," jelasnya dengan raut muka serius.

"Apa ini ada hubungannya dengan perempuan itu?" tunjuk Della dengan raut muka yang kelihatan sudah marah sekali.

"Enggak, enggak ada aku cuma minta pengertianmu sedikit saja," Kata Rangga lagi.

Kirana merasa sesak berada di antara perdebatan mereka berdua, rasanya dia ingin pergi dari sini sekarang juga tapi tidak bisa karena kondisinya memang sangat lemah untuk saat ini.

"Aku mau ke kamar mandi sebentar." Kata Kirana di sela-sela pertengkaran Rangga dan Della.

"Aku antar," sahut Rangga.

"Tidak usah aku bisa sendiri, selesaikan saja urusan kalian dulu, Maafkan aku, aku tidak bermaksud menjadi penyebab pertengkaran kalian berdua," kata Kirana, kemudian bangkit dari tempat tidur, ia memaksa menguatkan tubuhnya sendiri untuk segera beranjak dari tempat tidur itu.

Karena Kirana pernah berada di kamar ini sebelumnya jadi dia tidak perlu bertanya lagi dimana letak kamar mandinya, dia langsung saja masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan Mereka berdua, Dia kemudian mengunci pintunya.

Seketika air matanya tumpah tak tertahankan lagi, tubuhnya luruh di atas lantai, hatinya terasa sakit sekali, dia tidak tahu harus bagaimana lagi selain menangis.

Rangga

Sepasang lengan kerinduan yang kudekap malam tadi

menyisakan jejak pergimu,

Percayalah

cinta ini tumbuh sepanjang waktu.

@kiranaputri

1
Alphonse Elric
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Lucu banget! 😂
pelangisenja
sederhana dan ringan untuk dibaca, tapi serius ceritanya bikin salting sendiri 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!