Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Batal Hamil
Satu bulan berlalu sejak malam itu.
Butuh satu bulan bagi Leon untuk melupakan malam pertamanya bersama sang istri.
Ternyata melakukan hubungan intim dengan pasangan resmi jauh dari berkesan dari pada percintaan satu malam yang biasa ia lakukan.
Leon memutuskan untuk pergi ke negara bagian Amerika serikat tepatnya di Alaska, selain ada urusan bisnis, ia juga coba melupakan apa yang terjadi antara dirinya dan Yura di malam itu.
Leon meneguk vodka yang ada di meja bartender.
Ia menjadi gelisah, karena keesokan harinya ia harus pulang ke rumah.
" Masih mau minum Tuan ? Butuh teman "tanya seorang wanita cantik dan seksi berambut pirang.
Leon mengangkat tangan sebentar.
Kemudian ia meletakkan gelas sloki dan mengeluarkan uang dari dompet dan meletakkan di atas meja.
Gadis itu menatap hampa kepergian Leon.
***
Sudah sebulan Yura tak bertemu dengan Leon, dan ia mulai menikmati hidupnya di rumah itu tanpa tekanan.
Yura pun semakin sehat dengan bentuk tubuh yang semakin padat berisi. Ia bukan lagi gadis kumuh dan cungkring seperti pertama kalinya ia datang ke rumah itu. dengan wajah yang semakin cerah dan terawat.
Bi Sumi menyiapkan makan siang untuk sang Nyonya. Karena Yura gadis desa, makanan yang dimasak oleh para juru masak di rumah itu juga masakan tradisional Indonesia.
Setelah makanan tersebut tersaji ia pun kembali ke ruangan pribadinya karena mendengar suara handphone berbunyi.
Bi Sumi buru-buru mengangkat telepon tersebut karena yang menelpon adalah Leon.
" Halo Selamat siang Tuan," ucap Sumi.
" Bagaimana, apakah sudah ada tanda-tanda gadis kumuh itu hamil ?" tanya Leon tanpa menjawab salam Sumi.
" Ehm, sepertinya belum ada tuan, saya belum pernah dengar nyonya muntah-muntah di kamar mandi," jawab Sumi.
Beberapa hari ini Leon menyuruh Sumi untuk menganalisa keadaan Yura .
" Baiklah, saat ini saya sedang menuju bandara, kamu tetap jaga dia dengan baik. Beri nutrisi sesuai anjuran dokter . "
" Baik Tuan. Selama ini Nyonya baik-baik saja, tak ada keluhan yang terdengar, bahkan nyonya terlihat begitu sehat dan semakin cantik," ucap Sumi.
Leon tersenyum kecut mendengar pujian Sumi terhadap Yura" Oke baiklah."
Leon langsung menutup teleponnya kemudian menatap hampa lurus ke arah depan.
Ada rasa khawatirnya di hatinya jika Yura tak hamil.
***
Keesokan harinya Leon tiba di rumah setelah menempuh perjalanan panjang hampir sehari semalam.
Karena merasa lelah, ia langsung menuju kamarnya.
Ketika menaiki anak tangga, Leon berpapasan dengan Yura yang kala itu juga tak menyangka jika mereka akan bertemu di tangga.
Seperti biasanya, ketika melihat Leon, Yura langsung menundukkan wajahnya hingga wajahnya tak terlalu terlihat oleh Leon, ia pun melanjutkan langkahnya tanpa menyapa Leon sedikitpun.
Leon berhenti dan menoleh ke arah Yura yang berjalan menuruni anak tangga.
" Apa ! dia tak menyapa ku ? !Tak memberi hormat pada ku, dasar tak tahu diri ?"gumam Leon sambil menoleh ke arah Yura .
Leon melihat banyak perubahan yang terjadi pada Yura setelah sebulan.
Tubuh Yura jadi lebih berisi sehingga bentuk tubuhnya terlihat sempurna.
Apalagi dengan pakaian yang ia kenakan saat itu , gadis tersebut sudah jauh dari kata' kumuh '.
Setelah menatap Yura beberapa saat Leon kembali ke kamarnya.
***
Setelah beristirahat beberapa jam, Leon kembali turun menuju ruang kerjanya.
Ini sudah satu bulan, dan seperti informasi yang ia dapatkan, dalam waktu empat minggu kehamilan sudah bisa dideteksi.
Leon berharap Yura segera hamil agar dirinya bisa memberikan kabar bahagia tersebut pada Daddynya.
Dan dengan hamilnya Yura, Leon berharap Daddynya mau tinggal bersamanya.
Sumi buru-buru menghampiri anak tangga ketika mendengar suara langkah kaki Leon.
Ia sudah tau jika Leon pasti membutuhkan dirinya.
" Sumi, panggil Yura ! Aku ada perlu dengannya. Persiapan dia untuk pergi ke dokter kandungan," titah Leon.
" Baik Tuan."
Sumi naik ke lantai dua sementara Leon langsung menuju ruangannya.
Sambil menunggu kedatangan Yura, Leon menyempatkan diri untuk memeriksa berkas perusahaannya.
Tiba di kamar, Sumi langsung mengetuk pintu kamar Yura dan beberapa saat pintu itu terbuka.
" Ada apa Bik Sumi ?" tanya Yura.
" Nyonya anda harus bersiap, karena tuan hendak mengajak anda untuk menemui dokter kandungan."
"Hah dokter kandungan ?! " Yura kaget sekaligus was-was. Ia pun meraba bagian perutnya.
Yura tak merasakan sesuatu yang aneh yang terjadi pada dirinya.
" Baiklah bik."
Yura kemudian menutup pintu kamarnya untuk bersiap pergi ke dokter kandungan .
Selama sebulan ini ia sudah banyak belajar tentang tutorial riasan wajah. Jadi dirinya saat ini sudah mahir merias diri meski dengan dandanan yang sederhana.
Sekitar setengah jam ia pun sudah selesai dan siap untuk menemui istrinya..
Yura memilih mini dress berwarna soft pink dengan bagian atas terbuka hingga menampakan belahan dadanya dengan bagian perut hingga lutut sedikit mengembang.
Saat itu ia terlihat seperti salah satu personil girlband yang sedang di gandrungi , apalagi Yura memang ada keturunan Jepang hingga bentuk matanya sedikit sipit dengan hidung Bangir yang sedikit lancip pada ujungnya menambah kesan eksotis pada wajahnya.
Bukannya ingin menggoda Leon dengan busananya tersebut. Tapi hanya pakaian seperti itu yang tersedia di lemari pakaiannya, selain pakaian sehari-hari dan gaun tidur miliknya, semua sudah di persiapkan oleh Leon untuknya.
Yura menemui Leon di ruang kerjanya.
" Permisi Tuan," ucap Yura ketika berada di depan pintu.
Mendengar suara Yura, Leon pun segera, beranjak dari tempat duduknya.
" Ayo ikut aku !"ucap Leon tanpa menoleh ke arah Yura.
Seperti biasa Yura mengikuti kemana Leon pergi.
***
Mereka pun berada di dalam mobil.
Leon masih berusaha agar ia tak melihat ke arah Yura, ia coba mengalihkan perhatian pada gadgetnya.
Sementara Yura seperti biasa, ia hanya duduk terdiam dengan lamunannya.
Setibanya di depan klinik mereka langsung memasuki ruangan dokter.
Orang seperti Leon memang bisa masuk tanpa menunggu antrian.
Keduanya menghadap dokter.
Tanpa dijelaskan oleh Leon tentang maksud kedatangannya, dokter sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh sepasang suami istri tersebut.
" Ayo Nyonya, saya periksa," ucap dokter sambil menuju tempat tidur.
Yura menghampiri tempat tidur yang ada di ruang tersebut,kemudian berbaring. Dokter langsung memeriksa Yura dengan USG.
Berapa kali dokter mengarahkan tranduser di atas permukaan kulit perut Yura sambil melihat ke arah layar monitor.
Sementara Leon melihat ke arah keduanya dari tempat duduknya saat itu.
" Belum ada tanda-tanda kehamilan Tuan," ucap dokter tersebut .
Seketika Leon memperbesar pupil matanya.
Begitupun Yura, sebenarnya ia sendiri senang dengan berita tersebut. Namun, ada rasa takut juga jika Leon akan memaksanya untuk menjalani proses bayi tabung.
Dokter kembali duduk di tempatnya.
Begitupun Yura ia kembali duduk di tempatnya yang berada di samping Leon.
" Kalau begitu saya ingin melakukan prosedur bayi tabung dokter,"cetus Leon sebelum dokter tersebut bicara.
" Bayi tabung ? Apa tidak terlalu cepat anda mengambil keputusan tersebut, anda baru sebulan menikah Tuan ?"
Mendengar hal tersebut Yura hampir menangis saat itu juga. Dari artikel yang ia baca sebelumnya. Proses pembuahan dengan metode bayi tabung tidaklah mudah, penuh resiko dan cukup menyakitin sebelum dan sesudah prosedur tersebut di jalani. Namun, yang bisa ia lakukan hanya pasrah.
" Tidak! Saya tak ingin buang-buang waktu dokter, saya butuh pewaris secepatnya" sahut Leon segera.
Dokter tersebut melihat ke arah Yura dan Leon secara bergantian.
"Baiklah jika memang itu keputusan anda. Datanglah beberapa hari lagi. Nanti saya jelaskan apa saja yang harus dilakukan sebelum proses tersebut dimulai," papar dokter
Bersambung dulu ya gengs .tengqu oeri muct