Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 5 - Terganggu
Freya kesenangan dan menunggu Draco di kamarnya. Akhirnya Draco mau menghabiskan waktu bersamanya.
"Ini langkah awal yang bagus Freya, kau bisa mendekatkan diri dengan suamimu," gumam Freya menyemangati dirinya sendiri.
Kemudian Freya menuju lemari pakaiannya dan memilih lingerie seksi berwarna merah. Gadis itu memakainya lalu membungkusnya dengan jubah tipis.
Tak lupa Freya juga menggunakan parfum supaya dia lebih menggoda.
Dan tak lama Draco datang ke kamarnya. Lelaki itu hanya menggunakan bathrobe saja.
"Drac...." panggil Freya dengan gugup.
Draco masih memasang wajah dinginnya, dia berdiri di depan Freya dengan menyilangkan kedua tangan di dada.
"Jadi, apa maumu?" tanya Draco, dia ingin mendengar langsung dari mulut Freya walaupun sudah jelas istrinya ingin bercinta.
"Aku ingin kita melakukan tugas suami istri supaya pernikahan kita menjadi sah yang sesungguhnya," jawab Freya memberanikan dirinya.
Mendengar itu, Draco ikut duduk di samping Freya.
"Sesungguhnya, ya? Kau tentu tahu jika aku terpaksa menikahimu, bukan? Di masa kepemimpinanku, aku akan menghapus tradisi kuno itu," jelas Draco.
"Untuk itu, buatlah aku menjadi istrimu bukan perempuan yang memiliki cincin Yvone," ucap Freya.
Kini Freya ingin bertindak lebih jauh, dia naik ke perut Draco dan tangannya membuka jubah yang dia pakai.
Tubuh seksi Freya yang memakai lingerie terpampang jelas sekarang.
"Aku milikmu Drac," ucap Freya sembari mengelus dada suaminya.
Dirangsang seperti itu, Draco tampak santai saja. Bukan pertama kali dia digoda oleh perempuan-perempuan di luar sana. Bahkan tidak jarang dari mereka sampai menari telanjang di depannya.
Tapi, memang sepantasnya dia dan Freya melakukan tugas suami istri. Mau menghindar seperti apapun, hari ini pasti cepat atau lambat akan terjadi.
Draco meraih tengkuk Freya kemudian mendekatkan bibirnya, satu lumataan bibir Freya sudah masuk dalam mulutnya.
Suara decapan terdengar, Draco mengeluarkan keahliannya dalam berciuman. Tapi saat dia mulai terhanyut justru bayangan Ellen terlintas di kepalanya.
Otomatis Draco langsung melepas ciuman pada istrinya.
"Kenapa?" tanya Freya hati-hati karena melihat perubahan wajah Draco.
Draco tampak gusar dan itu tampak menakutkan.
"Menjauhlah!" perintah Draco kemudian.
Tanpa menunggu perintah dua kali, Freya turun dari pangkuan suaminya.
"Lain kali saja kita lakukan!" Draco berdiri dan meninggalkan Freya begitu saja. Suara Freya yang memanggilnya tidak dia hiraukan sama sekali.
Draco mengingat noda darah yang ada di seprai ranjang apartemennya. Jika Ellen masih perawan, kenapa gadis itu dengan mudahnya melakukan one night stand dengannya, pasti ada tujuan tersembunyi bukan?
"Kerel..." panggil Draco yang suaranya begitu menggema di bangunan bak istana itu.
Para penjaga yang mendengar dengan cepat berlari untuk memanggil Kerel.
"Ada apa?" tanya Kerel.
"King Draco sepertinya marah besar," lapornya.
Kerel bergegas meninggalkan pekerjaannya dan mendatangi Draco di lantai kamar king mafia itu.
"Ada apa, Drac?" tanya Kerel penasaran. Bukahkah seharusnya Draco saat ini bersenang-senang dengan istrinya tapi kenapa lelaki itu justru memanggilnya.
Pada saat itu, Draco duduk di kursi besarnya dengan pencahayaan minim yang mana membuat wajah Draco begitu misterius dalam kegelapan.
"Cari perempuan itu, aku akan memberi perhitungan padanya. Dia begitu mengganggu!" perintah Draco dengan kekesalan yang nyata.
"Perempuan siapa?" tanya Kerel semakin tidak mengerti.
"Aku tidur dengan perempuan itu semalam, seret dia kemari dalam keadaan utuh!" jawab Draco.