NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Perawan Tua

Hot Duda Dan Perawan Tua

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan / Duda
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reetha

Bagaimana jika perawan tua dan seorang duda tampan dipertemukan dalam perjodohan?

Megan Berlian yang tajir melintir harus mengakhiri kebebasanya di usia 34 tahun dengan menikahi Morgan Erlangga, seorang dokter bedah tulang
yang sudah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak remaja laki-laki.

Megan, gadis itu tidak membutuhkan sebuah pernikahan dikarenakan tidak ingin hamil dan melahirkan anak. Sama dengan itu, Morgan juga tidak mau menambah anak lagi.

Tidak hanya mereka, kedua anak Morgan yang tidak menyambut baik kehadiran ibu sambungnya juga melarang keras pasangan itu menghasilkan anak.

Megan yang serakah rupanya menginginkan kedua anak Morgan untuk menjadi penerusnya kelak. Tidak peduli jika keduanya tidak menganggapnya sama sekali.

Ikuti kisah mereka, semoga kalian suka ya...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kediaman Nenek

Apa maksud orang ini? Apa dia tahu penyebab dari luka-luka ini? Aduuh, kenapa dia harus menyaksikannya? Megan menangis histeris dalam hati.

"Pertolongan pertama sudah selesai. Segeralah ke rumah sakit."

"Baik Dok,"

Megan meraih ponselnya, Morgan kembali mengemas peralatan medis miliknya.

"Siapkan pesawat, saya mau ke Miami saat ini juga."

Perintah Megan pada seseorang via telepon tidak lolos begitu saja dari pendengaran Morgan.

Miami? Wanita ini mengerikan. Karena luka-luka kecil saja harus rela jauh-jauh ke Luar Negeri.

"Anda tidak harus ke Luar Negeri Nona Megan, di Jakarta ini ada banyak rumah sakit terbaik."

"Tidak bisa, Dok. Luka-luka diwajah ini harus sembuh dengan cepat. Dan lihat ini," Megan menunjuk hidungnya. "Mungkin saja hidung saya patah atau bergeser. Ini harus kembali normal dengan segera." Megan merasa sangat tidak sabar untuk bertemu teman baiknya sekaligus dokter andalannya yang adalah seorang dokter bedah plastik terpercaya di dunia.

Morgan mengangguk. Terserah kau saja. batinnya.

Keduanya memasuki lift bersama dengan tujuan yang tentu saja berbeda. Morgan yang kembali ke lantai dasar untuk sampai di parkiran bawah sedang Megan menuju Hellypad yang tentu saja berada di paling atas gedung hotel ini.

[Iya nek,] sahut Megan pada telepon yang baru saja berdering.

[Kau dimana sayang? Nenek dengar kau pergi berkencan. Apa itu benar?] terdengar suara nenek yang sangat antusias.

[Nek, aku baru masuk ke pesawat. Karena ada urusan pekerjaan di Malaysia. Tidak ada kencan.] Kebohongan Megan membuat Morgan lantas menggeleng, bisa-bisanya Miami jadi Malaysia.

.

.

Hari-hari dilalui seperti biasa. Morgan semakin sering mengunjungi Erick, putranya. Namun, bagaikan mimpi buruk, Morgan baru saja mendapat kabar terbaru yang megatakan bahwa kondisi kesadaran putranya semakin menurun yang mengakibatkannya koma dan entah kapan akan bangun.

Mendapatkan berita itu Megan tidak tinggal diam saja. Dengan cepat ia bertindak untuk Erick.

Pulang dari Miami Megan langsung saja menuju ruang kerja Morgan di rumah sakit. Dengan penuh percaya diri membawa wajahnya yang sudah mulus glowing halus seperti semula. Tidak ada lagi bekas luka atau goresan akibat amukan istri Reyhan yang membabi buta tempo hari.

Megan berjanji akan lebih berhati-hati mulai sekarang. Ah! Seleranya terhadap lawan jenis semakin memburuk.

"Hallo Dokter Morgan,"

Morgan yang disapa dengan tiba-tiba lantas mendongak dari tempat duduknya.

Wajah yang sudah beberapa pekan tidak ia lihat kembali muncul dengan sendirinya, masuk dengan langkah anggun tubuh tegaknya tanpa mengetuk pintu.

Sungguh wanita aneh.

Megan tampil mempesona dengan gaya rambut baru bergelombang yang diwarnai coklat klasik, yang sebelumnya hitam panjang. Belum lagi warna lipstiknya yang ... ah, entah.

"Ada apa, Nona Megan?"

Terlihat jelas bahwa mantan pasiennya ini sudah sembuh total, lalu untuk apa lagi dia menemui dirinya?

Morgan menebak-nebak dalam hati.

"Ini soal Erick. Dok, bersiaplah karena kita akan membawanya segera ke Miami."

Seperti mendapat sebuah perintah, Morgan menegang.

"Apa?"

Morgan berdiri ditempatnya.

"Saya akan membawa Erick ke Miami. Tim medis kepercayaan dunia sudah menunggunya disana."

Megan berusaha memperbaiki gaya bicaranya agar bisa diterima oleh Morgan.

"Atas dasar apa Anda berhak atas putra saya?"

Morgan bersikap tak terima. Hal ini sungguh melukai harga dirinya sebagai seorang ayah, dokter spesialis bedah tulang terkenal di rumah sakit ini.

"Maaf, Dok. Saya tahu ini melukai harga diri Anda sebagai dokter. Tapi kita harus cepat bergerak sebelum semuanya terlambat. Apa saya harus menjelaskan semua tentang kondisi Erick?"

Keduanya sama-sama diam sejenak dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

"Saya, tidak setuju."

"Saya akan memaksa."

Wajah keduanya sama-sama terlihat saling menantang, adu kekuatan mata, saling melempar tatapan serius, hingga sebuah dering ponsel harus membuyarkan adu tatap itu.

[Iya, Mah,] jawab Morgan dan raut wajah Megan berubah pias.

Aku telah melupakan satu hal. Dokter Morgan adalah suami dari seseorang. Ada perasaan kecewa yang mencubit hati Megan.

[Oke, Mah. Tunggulah sebentar lagi.] Morgan tampak berbicara dengan tenang, bahkan terdengar sangat lembut masuk ke telinga. Sangat jauh berbeda ketika tadi ia berbicara dengan Megan, penuh penekanan.

"Saya akan melupakan tentang perkataan Nona Megan barusan. Permisi," Morgan berlalu begitu saja meninggalkan Megan yang masih tergugu disana. Namun langkah kakinya terhenti saat,

"Saya akan bicarakan hal ini dengan ibunya Erick."

Perkataan itu berhasil membuat Morgan tersenyum mengejek. "Silahkan saja." balas Morgan.

Keduanya keluar dari ruangan itu dan terpisah disana.

Dia wanita yang tidak bisa kuremehkan. Setiap kata-katanya selalu mengandung suatu keharusan. Tapi...

Langkah Morgan terhenti.

Bagaimana dia bisa tahu tentang keberadaan ibunya Erick? Apa dia bahkan sudah tahu seluk beluk keluarga kami? Kembali Morgan tersadar bahwa Megan tak bisa dianggap enteng.

Morgan tiba di parkiran sementara Megan masih mengayunkan langkahnya memasuki ruang rawat Erick.

Ditatapnya wajah tampan yang pucat itu. Kembali ia mengingat moment saat Erick meghampirinya dengan motor.

Ada yang bisa saya bantu, tante?

Suara itu kembali terngiang diingatan Megan. Ingatan saat mereka berdebat soal Megan menolak di panggil tante, saat Erick mengatakan dalam tiga bulan dia akan berusia 17, ocehan Erick saat diperjalanan. Semua itu kembali berputar seperti sebuah kaset yang diulang-ulang.

Erick yang tampak ramah dan ceria, jauh bertolak belakang dengan Morgan dan putra bungsunya yang memiliki aura sedingin kulkas tujuh pintu.

Mungkin dia mirip ibunya.

Bicara tenta ibunya Erick, Megan kembali bertanya-tanya, rasanya dia tidak pernah bertemu dengan istri sang dokter sejak awal Erick dirawat. Ia lalu menyentuh punggung tangan Erick seraya mengusapnya.

Karena ponselnya yang tiba-tiba berdering, Megan bergegas keluar agar suaranya tidak mengganggu Erick.

Itu adalah telepon dari sang nenek yang memaksanya untuk pulang ke kediaman sang nenek sekarang juga.

Dalam perjalanan Megan menyempatkan diri untuk membeli bunga mawar sebagai buah tangan atas kedatangannya. Hampir dua pekan ia berada di Miami dan selama itu pula ia harus membuat berbagai alasan dan tidak bisa menemui sang nenek.

Sesampainya dikediaman elite milik nyonya tua itu Megan melihat penampakan yang mengganggu matanya. Sebuah Mobil sedan biasa terparkir disamping BMW dan Alphard mikik sang nenek. Megan pun mengingat-ingat apa adakah kerabat neneknya yang berasal dari kalangan biasa? Mobil asing itu sudah pasti bukan milik nenek tercintanya.

Agar tidak penasaran Megan melangkah masuk dengan langkah elegannya.

"Megan, cucu perawanku." Nenek menyambut kedatangan cucunya itu dengan penuh semangat. Didalam ruangan yang sama ada seseirang yang tersenyum mengejek dalam hati merasa lucu mendengarkan wanita tua itu selalu menyemat kata 'perawan tua' pada cucunya yang ia kira polos.

"Nek, ada apa ini? Ada pak Dokter?"

rasa penasaran Megan terjawab sudah. Mobil yang terparkir diluar sudah pasti milik dokter Morgan. Tapi rasa penasaran lain pun juga muncul atas keberadaan Morgan dikediaman sang nenek.

"Sapalah tamu nenek,"

Megan pun melangkah mendekat. Lagi lagi ia harus tercekat. Ada seorang wanita paruh baya juga disana.

Apa wanita ini ... ibunya Erick? Tua sekali.

1
💖 sweet love 🌺
ngeselin banget anak2nya.. pada sok semua
Sesilia Putri Febrianti
ASLI INI SERU BGTTTTT MESKIPUN TELAT BEBERAPA TAUN
Reetha: Makasih ya dah mampirr
total 1 replies
Sweet Girl
bwahahaha cucok tuuuu, perlu direalisasikan itu Bu Megan...
Sweet Girl
bwahahaha jangan kuatir Rick... pasti kamu habis ini dikasih mobil sama Bunda mau.
Sweet Girl
jangan menilai dulu dong dok... rasain dulu baru komen...
Sweet Girl
jangan jangan suamimulah yg membeli, buat kejutan mu.
Sweet Girl
iya tuyulnya banyak, JD para tuyul tuyul itu yang bekerja.
Sweet Girl
Ya beda kelaslah...
Sweet Girl
waduh.... sampai di bius si Erick...
Sweet Girl
bwahahaha coba aja di buka tengkorak pala nya dok.
Sweet Girl
😂😂😂😂😂nenekna lucu...
Sweet Girl
bwahahaha ya mbok biarin tho dok... nenek Khan LG seneng, bakal punya cucu mantu.
Reetha: 😂😂😂😂😂😂😂
total 1 replies
Sweet Girl
bwahahaha Nenek berarti Ndak rabun...
Sweet Girl
seru, lanjut baca
Reetha: Makasih kk
total 1 replies
Aseh Asehani
aku suka kamu davit
Aseh Asehani
aku ikut nangis/Sob/
Reetha: Sini ambil tisuu
total 1 replies
Nining Chili
🥳🥳🥳
Aseh Asehani
semangat lanjut
Aseh Asehani
Kecewa
Aseh Asehani
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!