kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Tanti terkejut ,dia tidak menyangka jika Brian akan melamarnya hari ini.
Tanti menutup mulut dengan kedua tangan ,matanya berkaca - kaca, dia sudah menantikan momen ini.
Tanti sebenarnya mencintai Brian ,tetapi dia tidak berani mengutarakan lebih dulu, apa lagi orang yang di cintai Brian ,Sindi sahabat dekat dia, Tanti juga takut kalau cintanya bertepuk sebelah tangan.
Tanti menjawab dengan anggukan ,dia meneteskan air mata sambil tersenyum bahagia.
" jadi kamu mau menjadi pendamping hidupku Tan ?" Brian memastikan maksud Tanti.
Tanti menjawab dengan air mata kebahagian masih bercucuran " iya.. aku mau Brian, aku selama ini sudah menunggu kamu bilang itu padaku !".
Brian kemudian berdiri, dia menghapus air mata Tanti, lalu dia memeluknya " terimakasih.. karena kamu selalu ada saat aku membutuhkan tempat untuk berbagi rasa sakit, aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu !"
Tanti memeluk Brian dengan erat, Santai Cafe menjadi saksi bisu ,awal pertemuan mereka yang biasa saja ,hingga akhirnya muncul benih Cinta di antara mereka.
Tanti bertanya pada Brian,diaingin memastikan sesuatu " apa kamu yakin ingin menikah denganku ?, bagaimana dengan Sindi , bukankah kamu masih mencintainya ?"
" saat aku bilang ingin menyelesaikan sesuatu, sebenarnya aku bertemu Sindi, kita sekarang sudah tidak ada hubungan, kalau masalah aku masih cinta sama dia , mungkin ada , tapi itu hanya cinta kepada teman !" Brian menjawab dengan jujur.
Tanti mengangguk tanda mengerti, dia tidak bertanya lagi tentang Sindi, Tanti takut Brian akan marah jika mengungkit masa lalunya.
mereka menikmati waktu di Santai cafe, ngobrol ngalor ngidul dengan senyum bahagia.
saat hari sudah sore, Brian ikut Tanti pulang ke rumahnya, dia ingin membicarakan seseuatu dengan orang tua Tanti.
setelah beberapa menit ,mereka sampai di rumah Tanti, karena mereka sudah resmi menjalin kasih, mereka masuk dengan bergandengan tangan.
mereka masuk , kebetulan pak Sandi ayah Tanti sudah pulang dari kantor, dia duduk di sofa dengan secangkir teh menemaninya.
" assalamualaikum om.." Brian menyapa ayah Tanti dan mencium tangannya.
Pak Sandi tersenyum ramah " Brian.. silakan duduk !".
Brian dan Tanti duduk berdampingan di depan ayah Tanti.
" Tante ada om ?" Brian bertanya .
pak sandi menjawab " ada.. !" kemudian beliau berteriak " Bu .. ada Brian !!"
dari dalam Rumah terdengar sautan dari Bu Mega istri Sandi " iya pa bentar !"
Bu Mega langsung bergegas keruang tamu, saat Brian melihat Bu mega dia berdiri dan mencium tangannya.
Setelah bu Mega duduk, Brian buka suara dengan menggenggam tangan Tanti " Om Sandi, Tante Mega , saya kesini berniat untuk meminta restu menikahi putri kalian, mungkin aku tidak bisa memberi seseuatu yang berharga, tetapi aku yakin bisa memberikan kebahagiaan untuk Tanti !" Brian berkata dengan mantap.
orang tua Tanti saling melirik ,mereka mengulas senyum " ayah dan ibu terserah sama Tanti, kalau Tanti Setuju ,tentu saja kami juga tidak akan menghalangi niat baik kamu !" Sandi menyerahkan jawaban pada Tanti.
Bu mega menimpali ucapan suaminya " bagaimana Tan.. apa kamu mau dengan Brian ?!"
wajah Tanti seketika merah merona ,Tanti mengangguk kemudian kepalanya menunduk karena malu.
orang tua Tanti tentu saja setuju, pasalnya setiap Tanti pulang dari Santai cafe dia selalu bercerita tentang Brian, orang tua mana yang tidak tahu maksud anaknya jika Tanti selalu menceritakan pria yang sama terus menerus.
Brian tersenyum menatap Tanti ,kemudian menatap calon Mertuanya " om ,tante besok malam orang tuaku akan menemui om dan tante untuk membahas pertunangan kita ."
bu mega menjawab " baguslah.. lebih cepat lebih baik !"
setelah sudah malam Brian pamit pulang, Sandi menawarkan untuk di antar supirnya ,tetapi Brian menolaknya, dia lebih memilih naik ojek online.
saat Brian sudah hilang bersama kang ojek, bu Mega buka suara " anak ibu tidak berasa sudah dewasa !"
pak Sandi menimpali " anak cengeng kita akan meninggalkan kita yah bu, tidak tersa waktu begitu cepat ?!".
Tanti menggelembungkan pipinya " emang Tanti mau kemana sih ayah, ibu , lagi pula Brian kan anak orang gak punya, bagaimana kalau dia tinggal di sini dan membantu ayah di perusahaan !"
mata Bu mega berbinar " benar.. mengapa kita tidak menyuruh Brian tinggal di sini saja ?!"
Sandi memikirkan itu , dia lalu berbicara " tapi kata kamu dia lulusan Sekolah Dasar, apa dia tahu tentang perusahaan !"
" ih.. ayah ,kan bisa di ajarin ,lagian dia orangnya tidak neko - neko, dia pasti mau kerja apapun di perusahaan !" Tanti meyakinkan ayahnya.
" iya ,iya deh terserah anak ayah !" Sandi memeluk bahu Tanti dan membawanya masuk ke dalam Rumah.
Di apartemen Martin, Brian sedang mendiskusikan tentang pernikahannya, dia membeberkan rencana kalau dia mau mengungkap identitasnya, dia tidak ingin mempermalukan orang yang di cintai dan kedua orang tuanya.
" Brian bersandar di sofa " Satu minggu lagi buatkan acara pertunangan yang megah, aku ingin menaikan drajat orang tua dan mertuaku lebih tinggi, aku tidak mau mereka di hina orang terus menerus !" Brian berkata dengan arogan.
Martin tersenyum, dia menggoda Brian " akhirnya bebanku akan berkurang, sesuai perintahmu Tuan..!"
Brian menghela napas " kamu ini tidak pernah berubah, sudah aku bilang jangan panggil aku Tuan."
Brian kemudian melanjutkan " Martin aku ingin kamu memboking hotel Big Diamond seutuhnya ?!"
" itu masalah kecil, asal kamu tahu 40% saham Big Diamond sudah menjadi milik kita, jadi itu hal yang sepele !" Martin berkata dengan seringai di wajahnya.
Hotel Big Diamond merupakan salah satu Hotel terbesar di Brebes, Big Diamond terkenal dengan bangunan yang super megah, hotel tersebut juga di lengkapi dengan Restoran yang menyajikan berbagai makanna dari dalam ataupun luar negeri.
dan juga aula hotel tersebut juga dapat menampung seribu orang ,Harga Hotel Big Diamond di perkirakan mencapai 600 milyar Rupiah, jika di hitung Axel capital memiliki saham 40% itu sekitar 200 milyar lebih.
oleh karena itu Brian memilih hotel tersebut untuk acara pernikahannya.
Brian tersenyum kecut " aku memang tidak salah pilih orang, aku tidak tahu jika tanpa kamu perusahaanku,akan seperti ini atau tidak !"
Martin terkekeh " kita sama saja, yang jelas tanpa ambisimu aku juga tidak akan menikmati ini semua !".
Mereka tertawa bersama membicarakan masa kejayaan mereka.
ke esokan harinya , Martin menyuruh asistennya untuk mengatur semua keinginan Brian, Martin ingin memberikan sesuatu yang tidak akan pernah di lupakan atasan yang sudah di anggap seperti saudaranya.
kesan nya aneh nama bule tp gk bisa bahasa inggris