NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila hanya ingin kuliah dan menggapai cita-cita sebagai jaksa.
Namun hidup menuntunnya ke rumah seorang duda beranak dua, Dokter Martin, yang dingin dan penuh luka. Di balik tembok rumah mewah itu, Naila bukan hanya harus merawat dua anak kecil yang kehilangan ibu, tapi juga melindungi dirinya dari pandangan sinis keluarga Martin, fitnah, dan masa lalu yang belum selesai.

Ketika cinta hadir diam-diam dan seorang anak memanggilnya “Mama,” Naila harus memilih: menyelamatkan beasiswanya, atau menyelamatkan keluarga kecil yang diam-diam sudah ia cintai.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Ibu Tanpa Status

Pria itu berjongkok, mencoba melepaskan pelukan si kecil dari tubuh Naila. Namun, lengan gadis kecil itu justru melingkar semakin erat di leher gadis berkerudung asing ini.

"Rindu, pulang!"

"Ngga mau, Lindu mau sama Mama!" jerit si kecil dengan suara melengking, suaranya memecah udara pagi baru diisi oleh aktivitas manusia di sekitarnya.

Naila pun menjadi canggung. Posisi tubuh mereka begitu dekat, membuatnya merasa tak nyaman berada dalam pelukan anak kecil sementara sang ayah tampak gusar, persis di hadapannya.

"Pak, maaf, biar saya yang mencoba untuk berbicara," ucap Naila pelan, berusaha melepaskan diri dengan cara yang halus dari dua tangan mungil yang terus memeluk lehernya.

"Siapa tau, Rindu mau mendengar saya," ucapnya lagi dengan rasa percaya diri.

Pria itu berdiri pelan, menatap Naila tanpa senyum.

"Barusan kamu manggil saya apa?"

Naila menegakkan tubuh. "Apa maksud Anda, Pak?"

"Bapak?" gumamnya, nada suaranya datar. “Apa di matamu saya terlihat setua itu?"

Naila memandangnya bingung. Wajah pria itu memang tegas dan dingin, tetapi baginya mungkin belum begitu tua. Ia mencoba menerka-nerka umur bapak gadis kecil, bernama Rindu tersebut.

"Saya tidak bermaksud menyinggung—"

“Sudahlah,” potongnya, lalu mengalihkan pandangan kembali pada putrinya. “Rindu. Papa perintahkan kamu untuk melepaskan dia. Ada pekerjaan mendesak!"

Gadis kecil itu menggeleng keras, pelukannya tak mengendur sedikit pun. “Lindu mau sama Mama!”

Tubuh Naila terdorong ke belakang oleh pelukan erat itu. Ia terduduk di atas aspal yang masih terasa dingin. Pria bertatapan dingin menatap mereka bergantian, seolah membaca sesuatu di balik tatapannya yang tajam.

"Jangan kasar, Pak. Dia hanya anak kecil," gumam Naila, tak berani menatap langsung.

Suara pria itu terdengar berat, nyaris tak terdengar. "Saya tidak punya waktu."

Ia berjongkok, mencoba menarik anaknya dari pelukan Naila. Namun si kecil malah menempel semakin erat, membuat Martin limbung dan turut jatuh pada Naila, membuat gadis itu sedikit mematung.

Dengan cepat ia bangkit, sedikit menepuk debu yang mungkin menempel. Kedua tangan Martin berpindah ke pinggang. "Rindu?" Kali ini dia menarik Rindu dengan tenaga yang lebih besar.

“Gak mau. Kalau Papa bawa Mama, baru Lindu ikut?” teriak gadis kecil itu.

Bapak gadis itu terdiam. Ia memperhatikan gadis muda di hadapannya. Kerudungnya rapi, wajahnya polos.

Mungkin bukan orang yang menyembunyikan niat di balik senyum palsu. Tapi tetap saja, dia ini orang asing.

“Tidak bisa,” ucapnya singkat. “Kita tidak mengenal dia dengan baik.”

Naila menunduk, merasa harus menjelaskan. “Saya Naila. Saya ini yang kebetulan bertemu Rindu di mesjid kemarin," bisiknya bermain dengan jemari kedua tangan.

Pria itu tak bereaksi. Matanya tak berkedip. Ia seakan mengingat sesuatu.

“Terus, kenapa kamu bertengkar dengan Bu Inge?” Tatapannya dingin, membaca sesuatu dengan waspada.

Naila menggigit bibir. Ia merasa bingung dan tak tahu harus menceritakannya dari mana. "Ya, gimana ya, Pak. Saya juga bingung dengan situasi ini," bisiknya tertunduk dan layu.

Rasa lelah itu muncul kembali teringat akan semua perlakuan orang-orang yang tinggal di rumah keluarga Pak Nugraha itu.

Hanya Pak Nugraha yang baik kepadaku. Tapi, jika terlalu memuji beliau, bisa saja orang ini salah menduga bahwa aku pengganggu rumah tangga mereka. Naila berperang dengan pikirannya.

Diam yang panjang kembali membuat pria itu terus membaca Naila.

Pria itu menatapnya seolah menguliti jawaban setiap reaksi yang diberikan satu per satu. Namun, jawaban iti tak kunjung terdengar.

“Kamu ada hubungan apa dengan Pak Nugraha?”

“Tidak ada, Pak.”

Matanya menyipit. "Kamu pikir saya percaya begitu saja?"

“Saya hanya calon mahasiswa baru, Pak. Tapi sepertinya saya datang terlalu cepat. Dan sekarang saya tak memiliki tempat untuk tinggal. Saya juga tak memiliki apa-apa karema rain dibawa maling. Rencananya sih, mau mencari kos murah yang tak jauh dari kampus," terangnya lagi.

Tangis bayi tiba-tiba saja terdengar dari dalam mobil. Pria itu refleks berdiri menuju kendaraan yang terparkir tak jauh dari sana.

“Masuk.” Ucapnya tegas, bagai perintah militer. Ia membuka pintu belakang dan menarik Rindu dengan satu tangan, tak memedulikan putri yang meronta-ronta. Satu tangan lainnya mengisyaratkan Naila ikut.

Naila ragu. “Pak, saya…”

“Cepat. Jangan banyak tanya.” Ia tak menatap Naila sama sekali.

Tak lama, ia masuk mobil dan langsung menenangkan bayi yang menangis dengan suara yang sangat kencang. Bayi itu tampak belum satu tahun. Setelah menyiapkan susu formula dengan gerakan cekatan, ia menyerahkannya pada Naila tanpa berkata-kata.

"Saya memang haus, tapi saya tak minum ini," ucapnya Naila.

"Bukan buatmu!"

Naila tersentak, melirik pada bayi yang ada di sebelahnya. Ia tersenyum kikuk, lalu menyuapkannya ke mulut bayi yang langsung diam setelah mendapat apa yang ia inginkan.

“Namanya Reivan,” ucapnya singkat. “Adik Rindu.”

Suara mesin mobil menyala. Pria itu menyetir tanpa banyak bicara. Udara di dalam mobil terasa dingin, kaku, dan tak terdengar suara sepatah kata pun.

Keheningan yang menyesakkan, membuat Naila memberanikan diri bertanya, “Mama mereka, ada di mana, Pak? Kenapa tidak diajak? Apa nggak repot bawa mereka berdua sendirian?”

Namun, ia tidak mendapat jawaban. Hanya kesunyian yang menggantung, disusul desahan napas berat pria itu. Sesekali ia melirik gadis asing yang memegangi dot bayi kecilnya.

Mobil berbelok memasuki halaman luas dengan rumah mewah bergaya klasik di tengahnya. Pagar terbuka otomatis. Naila menatap kagum, tak pernah melihat yang seperti ini.

“Ini rumah orang tua saya,” jelas pria itu tanpa ditanya.

“Setiap hari, anak-anak saya dititipkan ke sini karena saya harus bekerja.”

Naila mulai menduga-duga. Mungkin ia ditinggal cerai oleh sang istri, atau istrinya selingkuh karena tak tahan terhadap sikapnya. Atau alasan-alasan lain yang refleks membuat Naila memasang muka kasihan pada dua bocah yang masih terlalu kecil untuk merasakan kehilangan.

Mobil berhenti. Ia turun lebih dulu, membuka pintu untuk Rindu, lalu beralih ke sisi belakang untuk mengangkat Reivan yang kini telah berpindah ke pangkuan Naila. Namun saat Naila hendak turun, tangan mungil Rindu telah menggenggamnya.

"Ayo, Ma, kita masuk. Nenek pasti senang kalau ada Mama." Rindu menariknya dengan riang.

Naila tertegun. Pria itu memandangi mereka sejenak, lalu berbalik masuk ke dalam rumah tanpa sepatah kata pun.

Di dalam, seorang wanita paruh baya menyambut mereka dengan hangat. “Cucu nenek akhirnya datang juga.”

Namun matanya langsung tertumbuk pada gadis asing. Dahi wanita itu mengerut. Tatapannya beralih pada anaknya.

“Martin? Siapa ini?”

Pria itu diam, meletakkan Reivan ke pelukan sang ibu tanpa ekspresi.

“Martin,” ulang wanita itu lebih tegas, menuntut jawaban.

"Mama baru mereka?" tanyanya pelan, setengah bergurau.

^^^Revisi tanggal 15 Mei 2025^^^

1
MomyWa
waaahh, udah tamat aja thor? pdhl pnasaran sm marvel dan azwa
MomyWa
nyeselnya setelah naila terlihat cantik 🤣
MomyWa
cemburu nih yeee
FieAme
semangat selalu thor. gpp gagal..gagal itu awal dari keberhasilan.ssmangat selalu untuk berkarya
Safira Aurora
semangat ya thor. semoga membawa rezeki cerita yang baru.
Eva Karmita
semangat otor semoga di karya yg baru bisa menghasilkan rejeki yang berlimpah aamiin 🤲🤲
Syahril Maiza
semangat terus untuk berkarya yah
Syahril Maiza
semoga karya author berikutnya bisa menghasilkan thor
Cookies
menarik ceritanya
SoVay: terima kasih kakak, sudab bantu rate cerita kami 🙏
total 1 replies
Syahril Maiza
aroma penyelesaian paksa thor
Syahril Maiza
walaaaahh, udah jualan mereka
Syahril Maiza
kok bingung /Facepalm/
Syahril Maiza
akhirnya Naila pulang kampung
Syahril Maiza
tone ceritanya kayaknya dipercepat ya
Syahril Maiza
Alhamdulillah, turut lega
Syahril Maiza
semangat semua tim medis
Syahril Maiza
duh, kasihan sekali 😭
arielskys
aku turut berduka thor, emang regulasi ini kabarnya bikin banyak author gugur. semangat ya. semogayang berikut bisa mendapat rezeki
arielskys
lah? tamat aja thor? waalaaaaaahhhh
arielskys
enak kali kalau suami punya segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!