Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Buliran bening yang sejak tadi berusaha untuk ia bendung itu pun terjatuh dengan sendirinya. Ara tersentak saat merasakan sentuhan lembut di pundaknya.
" bik surti" sapanya yang kemudian bangkit dari duduknya lalu ia memeluk wanita paruh baya itu dengan erat, melampiaskan semua rasa sakit nya.
" nona yang sabar ya, no serlin hanyalah masalalu tuan" ucap bik surti sembari mengelus punggung Ara dengan lembut.
***
Di markas..
John dan Siska nampak sibuk menyiapkan barang-barang yang akan mereka kirim hari ini ke berapa pengedar.
Siska mengendus kesal saat Delon sembari bersiul kecil.
" Apa kau tidak melihat kita semua sedang sibuk dan dari mana saja kau"
" Apa kalian akan mengantarkan barang ini ke Anton?"tanya Delon yang tak menanggapi ucapan Siska.
" apa kau sudah di beritahu oleh tuan? " tanya John.
Delon mengangguk lalu berkata.
" Sepertinya kalian harus mencari jalan lain, karena Jalan Utama di tempat itu, sedang ada razia kalian bisa tertangkap"
" Kau tahu dari mana" tanya Siska,
" ya karena aku baru saja melewati jalan itu" jawab Delon santai.
Siska dan John pun saling tatap.
" bagaimana ini? ini sudah jam 04.00 sore, Tuan meminta kita untuk mengirimkan barang ini tepat waktu" ucap Siska.
" kita tidak punya jalan lain, selain menempuh jalan alternatif. Ayo kita berangkat sekarang! Aku akan mengirimkan pesan pada Anton jika kemungkinan kita akan terlambat" ucap John.
sebuah mobil sport mewah sudah terparkir di halaman markas, para anak buahnya terlihat sibuk memasukkan barang-barang haram itu ke dalam mobil.
Siska menoleh ke arah Delon yang berdiri di depan markas.
" Kenapa kau hanya berdiri di situ? ayo cepat naik!" seru Siska.
Delon menggeleng
" Bukankah itu Tugas kalian berdua?"
Siska menghampiri Delon.
" ini bukan hanya tugas kami berdua ini tugas kita semua! jadi kau harus ikut" tega Siska.
" Kenapa wajahmu memucat? Apa kau takut?" tanya Siska merasa curiga.
"Tidak, kenapa aku harus takut"
" jika kau tidak takut, apalagi yang kau tunggu?"
Delon mendengus pelan kemudian mengikuti Siska ia pun duduk di belakang John yang tengah mengemudi.
mobil yang dikendarai John pun melintas dengan kencang membelah Jalan Kota B, lalu John membelokkan arah mobil mengambil jalan alternatif yang lebih jauh dibandingkan Jalan Utama. jalanan itu sangat sepi kiri dan kanannya pun ditumbuhi pepohonan, lalu tiba-tiba saja sebuah mobil memepet mobil mereka, John mengawasi dari kaca spion.
" shit" umpat John.
" ada apa? " tanya Siska.
" ada yang tengah mengikuti kita" jawab John sembari menambah laju mobil.
Siska pun melihat ke arah kaca spion.
"oh shit! mereka bersenjata" ucap Siska yang langsung meraih pistolnya.
John terus menambah laju mobil begitu pula dengan mobil yang mengejar mereka.
" jangan gegabah Siska" ucapkan saat membuka pintu mobil lalu menjulurkan tubuhnya keluar.
" Aku tidak akan membiarkan mereka menembak Kita duluan"ucap Siska yang lalu menembakan anak pelurunya ke mobil yang mengejar mereka.
Baku tembakan terjadi, John lalu meminta Delon untuk mengambil alih kemudi, Ia pun membantu Siska dalam melakukan perlawanan kepada mobil yang mengejar mereka.
Dor...
Dor...
kaca mobil mereka tumpangi itu pun pecah karena Terkena tembakan.
"Bajingan! apa mereka tidak tahu siapa kita? " kesal John yang kemudian mengarahkan pistolnya kepada roda ban mobil yang mengejar mereka.
" mampus!" ucap Siska senang saat ia berhasil menembak pria bersenjata di belakang.
Dor...
anak peluru yang dilepaskan oleh John berhasil menembus ban mobil yang mengajar mereka, mobil itu pun hilang kendali lalu berguling-guling dan menghantam sebuah pohon yang berada di sisi jalan.
"Berhenti" ucap John.
Delon pun menepikan mobilnya ke pinggir jalan, lalu John dan Siska turun dari mobil, kemudian mendekati mobil yang mengeluarkan asap itu, dengan tetapan Waspada.
Dor..
anak peluru John berhasil menembus kepala pria yang tengah menghadapkan pistolnya. mobil itu hanya di tumpangi oleh tiga pria.
Siska menarik tubuh salah satu pria yang sudah terluka karena benturan keras, sementara John mengamankan senjata dari dalam mobil yang terbalik itu.
" Siapa yang menyuruh kalian" bentak Siska sembari menodongkan senjatanya.
pria yang terluka itu hanya meringis tanpa menjawab pertanyaan Siska.
" cepat katakan Siapa yang menyuruh kalian" John ikut membentak pada pria satunya.
" spar... Sparta" sahut pria itu dengan suara tersendat.
" Sparta? " ucap Siska dan John dengan mata membelalak.
***
" Sparta? " tanya Albert dengan kedua tangan yang mengepal. malam ini mereka Tengah berkumpul di markas Black Hoold.
" betul tuan dan kami sudah menghabisi ketiga pria itu" jawab John.
" bagus, di mana mayat dari tiga pria itu?"
" ada di dalam mobil tuan" Siska yang menjawab.
" masukkan mayat-mayat itu ke dalam karung lalu antarkan ke markas Sparta malam ini juga, Aku ingin mereka tahu, itu akibatnya karena mereka sudah mengganggu orang-orang ku" ucap Albert dengan tegas.
" baik tuan"
John dan para anak buahnya pun langsung menuruti perintah sang tuan, menggunakan sebuah mobil box mereka melesat dengan kencang menuju markas Sparta, satu-satunya kelompok mafia yang hingga saat ini belum berhasil mereka Taklukan. beberapa penjaga di marka markas Sparta saat mendapati sebuah mobil box yang berhenti di depan markas mereka, Lalu Tiga buah karung pun dilempar dari dalam mobil box tersebut.
setelah itu mobil box itu pun melesat pergi para anggota Sparta itupun mendekat. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati 3 anggota mereka yang tewas dengan keadaan mengerikan.
( ini peringatan terakhir untuk kalian, jika kalian masih mengusik orang-orang ku, Aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan kalian) tulis tangan Albert di sebuah kertas pesan yang ia tempelkan di salah satu karung jenazah.
" Albertttt" teriak seseorang pria bertubuh kekar dan besar serta berwajah garang sembari meremas kertas itu.
" aku pasti akan membalas semua ini, sampai kapanpun aku tidak akan pernah tunduk denganmu! hanya Sparta, ya hanya Sparta lah yang pantas mengusai dunia mafia" teriaknya keras.
***
" Siska, Delon" Panggil Albert yang membuat keduanya itu mendekat.
"" Aku ingin kalian berdua tetap berada di markas malam ini, pastikan tidak ada penyusup yang datang ke markas kita" ucap Albert
" lalu Tuan mau ke mana?" tanya Siska.
" Aku ingin menemui seseorang"
" sendiri? Bagaimana kalau aku..."
" Kau tidak perlu mencemaskan ku, tidak akan ada yang bisa menyakitiku" ucap Albert memotong ucapan Siska.
Siska yang mencemaskan tuannya itu tak bisa membiarkan sang Tuan berpergian sendirian malam-malam begini, Iya meminta dua anggotanya untuk mengikuti Tuhan mereka secara diam-diam, untuk memastikan tidak ada hal buruk yang menimpa sang tuan.
.
.