Sebuah novel romansa fantasi, tentang seorang gadis dari golongan rakyat biasa yang memiliki kemampuan suci, setelahnya menjadi seorang Saintes dan menjadi Ratu Kekaisaran.
Novel itu sangat terkenal karena sifat licik dan tangguhnya sang protagonis menghadapi lawan-lawannya. Namun, siapa sangka, Alice, seorang aktris papan atas di dunia modern, meninggal dunia setelah kecelakaan yang menimpanya.
Dan kini Alice hidup kembali dalam dunia novel. Dia bernama Alice di sana dan menjadi sandera sebagai tawanan perang. Dia adalah pemeran sampingan yang akan dibunuh oleh sang protagonis.
Gila saja, ceritanya sudah ditentukan, dan kini Alice harus menentang takdirnya. Daripada jadi selir raja dan berakhir mati mengenaskan, lebih baik dia menggoda sang duke yang lebih kejam dari singa gurun itu. Akankah nasibnya berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19: Keberadaan Pangeran Mahkota
Setelah kejadian itu, sering kali Iris datang ke Istana Raja. Bahkan tanpa ada kepentingan pun dia akan datang tiba-tiba seperti hari itu.
“Nona Saintes, Anda kekasih terbaikku.” Raja meraih jemari Iris dan merangkul pinggang ramping wanita itu.
“Saya tersanjung mendengarnya, namun sampai kapan saya akan dengan gelar kekasih Anda. Yang Mulia, saya ingin berada di samping Anda selamanya.” Iris mendekat, memutar-mutar jarinya di dada Raja Vincent.
“Saya tidak mungkin menjadikan Anda selir, namun bila Anda menginginkannya saya akan memberikannya dengan penuh cinta.” Raja menarik tengkuk Iris dan menyatukan bibir mereka.
Sebenarnya sejak kapan mereka dan bagaimana mereka bisa dekat? Raja Vincent memang terkesan bodoh untuk ukuran seorang raja, namun dia juga raja yang berhasil mengkudeta saudaranya sendiri, itu berarti dia memiliki kemampuan yang mumpuni di atas rata-rata.
Pertemuan Vincent dan Iris tergolong cukup dramatis, bagi seorang Vincent itu sangat di luar nalar dan Iris terlalu bodoh melancarkan aksi terbaca seperti itu. Namun dia tetap menikmatinya seolah tak tahu apa yang direncanakan oleh Iris.
Hingga akhirnya seorang mata-mata masuk ke dalam Kuil Dewa Agung dan mendapati fakta bagaimana kehidupan Iris di dalam kuil selama ini.
Berpoya-poya, menenggak alkohol, melakukan hubungan bebas, bahkan tanpa sungkan melakukan penyiksaan pada pria yang enggan memenuhi keinginannya.
Vincent merasa jijik berdampingan dengan Iris, namun dia juga membutuhkan status yang dimiliki Iris untuk menguatkan posisinya saat ini sebagai seorang raja.
Bila Vincent berhasil menikah dengan Iris, tentu saja hal itu menjelaskan bila Kuil Dewa Agung kini sudah berada di pihaknya. Dan itu sangat menguntungkan bagi seorang Vincent, dan hal itu juga yang membuatnya tak menolak didekati oleh Iris.
“Yang Mulia, mengapa saya harus menjadi selir Anda. Bukankah selir Anda saat ini sudah banyak?” Iris mendekat dan mulai memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca.
“Sayang, meski selir, namun Anda akan mendapatkan hak untuk dapat memilih dan melakukan apa pun di istana.” Vincent tahu, yang diinginkan Iris saat ini adalah kekuasaan.
“Tapi selir itu bentuk lain dari simpanan, Yang Mulia. Adakah pengakuan yang lebih sah selain menjadi selir?” Iris mengangkat tangannya, menyentuh jakun Vincent yang tampak turun naik.
‘Ah, akan indah bila aku bisa mencicipi tubuh pria ini.’ gumam Iris dalam hati kecilnya.
Sedangkan Vincent yang seolah sudah tahu apa yang kini tengah dipikirkan Iris menghentikan jemari lentik itu, dia menatap mata Iris dengan amat dalam dan mengecupnya lagi.
“Saya akan mempersiapkan segalanya, Nona.” ucapnya lembut, seolah tengah terbuai oleh cinta. Iris benar-benar sudah berada di atas kesenangan hidupnya, kini dia juga berhasil membujuk raja.
Berhasil masuk ke Istana, jalannya bukan berhenti sampai di sana. Namun tujuannya adalah takhta ratu yang saat ini masih kosong. Iris pasti akan menyingkirkan siapa pun yang berani menghalanginya.
.
.
Di kediaman Corvin, laporan yang didapatkan oleh Alice mengenai keberadaan dari Pangeran Mahkota yang sesungguhnya sungguh membuat tercengang.
“Apa ini?” Alice bertanya pada bawahannya, seolah tampak bingung dengan tulisan dan angka yang seolah menyiratkan tanggal dan tempat itu.
“Saya menemukan benda itu di tempat terakhir yang dikunjungi oleh beliau, mungkin ini sejenis petunjuk. Namun bisa juga ini jebakan, kita tak pernah tahu apa yang ada dalam isi kepala komandan perang.” jawab bawahan Alice, mengingatkan bila mereka juga harus tetap bersikap waspada tentang banyak kemungkinan yang masih bisa terjadi.
“Untuk urusan itu saya juga tahu, terima kasih atas kerja kerasnya. Beristirahatlah, kalian sudah bekerja dengan keras.” Alice memberikan dua kantong emas pada dua bawahannya itu. Keduanya tampak saling berpandangan sebelum akhirnya tersenyum lega.
“Sudah menjadi tugas kami, Nyonya.” ujar keduanya menerima kepongan emas dalam kantong itu sebelum akhirnya pamit undur diri.
Kini pencarian Pangeran Mahkota juga sudah menemukan titik terang. Sehebat apa pun seorang komandan perang, saat ini posisinya sedang tidak baik-baik saja dan bisa saja mereka akan segera ditemukan pihak lain yang akan membuatnya terlibat dalam bahaya besar.
“Anda bekerja terlalu lelah lagi,” Lucian menatap istrinya yang masih berada di depan banyak pekerjaannya meski malam sudah tiba.
“Lucian, pekerjaan saya masih terlalu banyak untuk dapat saya tinggalkan. Selain itu, pembangunan mal baru akan segera diresmikan. Selain itu, Kaisar Harferd tampaknya tidak sederhana. Beliau sudah tahu bila konsep mal yang saya buat, seolah dia memang sudah menebak semuanya.” ucap Alice, mengingat bagaimana surat dari Kaisar Harferd atau Kaisar Andreas Von Harferd itu mengetahui rincian yang diinginkan oleh Alice.
“Berdasarkan kabar yang beredar, Kaisar Harferd memang tidak sederhana.” ucap Lucian menghela napas kasar.
Berbeda dengan kerajaan lemah yang seperti kerajaan yang saat ini dikuasai oleh Vincent. Di Kekaisaran Harferd, konon ada tiga keluarga yang memegang kendali penting dalam pemerintahan.
Usia kekaisaran itu baru menginjak sekitar 40 tahun. Namun kaisar sudah melakukan banyak gebrakan baru, termasuk dua keluarga besar yang menyokongnya dari belakang.
Usia Kaisar Harferd memang sudah tidak muda lagi. Pangeran Mahkota saat ini adalah sosok yang begitu baik hati dan sangat cerdas, namun banyak juga rumor beredar mengenai kekejamannya yang bukan main pada para pengkhianat.
Selain itu, Kekaisaran Harferd juga kekaisaran terbesar di benua tersebut. Sudah menembus pasar Kekaisaran Harferd, berarti mal yang didirikan aliansi dagang mereka sudah maju ke arah yang lebih tinggi lagi.
“Bagaimana proses penerimaan Kekaisaran Harferd terhadap produk yang ditawarkan?” tanya Lucian yang kini ikut penasaran.
“Beliau peduli, meski terkesan menyepelekan. Namun beliau cukup terbuka akan banyak perubahan. Selain itu, banyak inovasi yang sangat luar biasa yang bahkan saya tidak ketahui.” Alice menekan dadanya, seolah merasakan momen yang tidak dapat dia jabarkan.
“Sihir dan kemampuan suci, serta alat-alat di Kekaisaran Harferd memang selalu luar biasa. Terlebih lagi kini keturunan Astria, salah satu keluarga duke, memiliki dua darah campuran antara penyihir dan juga darah suci. Bahkan digadang-gadang sosoknya sangat berbeda sejak beliau kecil.” Lucian sedikit merinding mendengar banyak rumor mengenai tiga keluarga raksasa di Kekaisaran Harferd tersebut.
Dalam satu hentikan jari saja, mungkin Kerajaan Vincent akan luluh lantak. Namun mereka bukan tipe orang serakah dan menyukai peperangan. Mereka adalah orang-orang yang jalan pikirannya tak pernah terbaca oleh siapa pun.
“Saya harus mencari tahu banyak hal mengenai Kekaisaran Harferd tampaknya.” Alice terkekeh, tak dia sangka setelah dua kehidupannya yang luar biasa, kini ada banyak hal baru yang justru lebih luar biasa lagi dibandingkan dengan apa yang pernah ada di dunia modern.
Listrik sudah tercipta di Kekaisaran Harferd, bahkan banyak alat yang tercipta dengan desain yang lebih baik daripada yang ada di dunia modern.
Bahkan alat komunikasi kini dikembangkan di Kekaisaran Harferd, dipadupadankan dengan kemampuan batu sihir dan banyak hal lainnya. Sungguh di luar ekspektasi, dunia yang dikira hanya sepetak novel itu ternyata luas tidak terhingga.