Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan kekasih Sean
Keesokan paginya saat Sean bangun dia tidak melihat Arini,
"Kemana dia, apa semalam dia tidak pulang?" gumam Sean lalu pergi ke kamar mandi
Sean menghentikan langkahnya karena saat di depan kamar mandi Sean mendengar orang yang bernyanyi yang tak lain adalah Arini, Terdengar jelas karena pintu kamar mandi terbuka separuh
Sean langsung saja masuk sehingga membuat Arini kaget,
Aaaaaaaaaa, "Kenapa main masuk saja sih," gerutu Arini sambil menutupi bagian tubuhnya dengan tangan.
"Salah sendiri kenapa tidak dikunci," sahut Sean yang langsung saja membuka penutup tubuhnya
Arini berbalik arah dengan menutup matanya, "Nggak punya malu," gumam Arini
Sean menarik tubuh polos Arini sehingga kini tatapan mereka saling bertemu.
"Apa kamu bilang?" tanya Sean
Untuk mengalihkan rasa kesal Sean Arini tersenyum semanis mungkin, " Nggak kok tuan yang manis, ganteng, imut dan baik hati," jawab Arini
Sean melepas Arini, "Baru tau rupanya," sahut Sean
Arini berekspresi kalau dirinya pengen muntah, "Manusia terkejam," umpatnya dalam hati
Sean menyuruh Arini untuk menggosok punggungnya dengan sabun begitu pula dengan Sean yang membantu Arini untuk menggosok tubuhnya meskipun Arini tidak mau.
*********
Di kantornya Sean sudah berkutat dengan berkas-berkas dan juga benda pipih didepannya.
Matanya terus berkelana mengecek angka yang berjejer dalam berkasnya.
"Sial, kenapa turun lagi," umpat Sean
Dengan sekali pencet dia menyuruh Nick untuk ke ruangannya. Kurang dari lima menit Nick sudah di hadapannya.
Plak
Sean melempar berkas di meja tepat depan Nick,
"Apa ini?kenapa bisa turun lagi. Kalian bisa bekerja apa tidak!" maki Sean
Nick hanya diam dengan melihat berkas yang dilempar oleh Sean.
"Maaf tuan, mengingat adanya wabah yang melanda negara kita jadi semua sektor properti mengalami penurunan," jelas Nick
"Aku nggak mau tahu, lakukan promosi atau apa supaya menarik minat customer, kalau begini terus bisa-bisa banyak investor yang menarik invest mereka," omel Sean
"Ya sudah sana, usahakan bulan depan harus surplus," imbuh Sean dengan memijat kepalnya yang berdenyut karena pusing.
Sean beranjak dari kursi kebesarannya menuju lemari pendingin mini tempatnya menyimpan minuman.
"Aku butuh pelepasan ku sekarang, supaya stres ku hilang," gumam Sean sambil menikmati minumannya.
Dari arah pintu datanglah Monica yang tak lain adalah kekasih Sean.
"Hai sayang," sapa Monica
Sean memutar bola matanya, dia tidak percaya kalau kekasihnya datang hari ini bahkan kehadirannya datang di saat yang tepat saat dia membutuhkan pelepasan untuk menghilangkan stres yang di deritanya saat ini.
"Hai sayang," sapa balik Sean.
Monica langsung duduk dalam pangkuan Sean, hingga tubuh Sean terdorong kebelakang hingga bertemu dengan sandaran sofa.
"Aku merindukan kamu sayang," bisik Monica
"Aku juga," sahut Sean.
Monica adalah seorang model terkenal, dulu mereka bertemu di sebuah acara yang diadakan stasiun televisi, karena sama-sama membutuhkan mereka akhirnya sepakat menjalin sebuah hubungan, namun karena Monica seorang model dia harus melakukan pemotretan kemana-mana sampai ke luar negeri sehingga Sean melampiaskan hasrat bercintanya pada wanita lain termasuk Arini..
"Sayang aku membutuhkan uang," ucap Monica
"Jadi karena itu kamu kemari?" tanya Sean
"Nggak dong sayang, aku juga merindukan kekasihku yang tampan ini," jawab Monica
"Yakin? lalu apa yang akan kamu tawarkan padaku?" tanya Sean lagi
"Seperti biasa, tubuhku jaminannya sayang," jawab Monica
Sean menyunggingkan senyuman, Baiklah ayo kita ke hotel," sahut Sean
"Nggak, kita ke rumahmu saja, karena lama aku nggak kesana." Angel menolak jika ke hotel
Sean menuruti keinginan Monica untuk ke rumah, memang seperti itu sebelumnya, Sean membawa pulang para wanitanya.
Tak selang lama mobil Sean sudah sampai di rumahnya,
"Kembalilah ke kantor karena pekerjaan menantimu," perintah Sean pada Nick
"Baik tuan," sahut Nick lalu melajukan mobilnya kembali.
Saat masuk rumah, Sean dan Monica berpapasan dengan Arini yang hendak ke depan.
Mata Arini dan Monica bertemu, saling bertanya-tanya siapa dan siapa.
"Dia siapa tuan?" tanya Arini dengan tatapan yang masih jatuh di Monica
"Kekasihku," jawab Sean tanpa rasa bersalah.
Sekrang giliran Monica yang bertanya ," Dia siapa sayang?" tanya Monica
"Dia pembantuku," jawan Sean
Hati Arini terasa diiris, meskipun pernikahan mereka tidak di sadari cinta minimal tidak bertindak seenaknya sendiri, kalaupun dia punya wanita di luar seharusnya jangan dibawa pulang.
"Arini apa kamarku sudah kamu bersihkan?" tanya Sean
"Sudah tuan," jawab Arini lalu pergi begitu saja.
Arini duduk di sebuah Gasebo ditengah-tengah kolam. Air matanya mulai berjatuhan, dia kesal sekali dengan Sean.
"Sudahlah Arini jangan ditangisi, iblis seperti dia tidak pantas ditangisi. Biarkan saja dia bersikap semaunya yang penting dia sudah membiayai biaya rumah sakit ibu kamu dan kamu juga bisa tinggal di rumahnya yang megah ini." Arini mencoba menyemangati dirinya.
Tangan Arini perlahan mengusap air mata yang jatuh, dia mulai beranjak kembali ke kamar. Di sisi lain Sean mengajak Monica ke kamar tamu. Dari dulu tidak ada wanita yang di perbolehkan masuk kamarnya selain art yang bertugas, hanya Arini satu-satunya wanita Sean yang boleh masuk kamarnya.
"Sayang bisakah kamu menyuruh pelayan untuk mengantar minuman kemari? tenggorokanku sungguh kering sekali," pinta Monica
Sean mengangguk lalu dia keluar kamar untuk menyuruh pelayannya. Saat keluar dari kamar Sean berpapasan dengan Arini yang hendak ke kamarnya
"Hey, tolong suruh pelayan membuatkan minuman untuk kami," kata Sean
Arini melempar tatapannya pada Sean, "Hey hey, aku punya nama dan namaku Arini," gerutu Arini
"Sama saja," sahut Sean
Arini memutar badannya dengan kesal, dia menuruni tangga satu persatu dengan malas. Tiba-tiba muncullah ide untuk mengerjai Sean dan kekasihnya.
Langkah yang tadinya lemas kini semangat kembali, di dapur Arini memutar otaknya camilan apa yang cocok untuk Sean dan kekasihnya.
Saat membuka kulkas, mata Arini tertuju pada kue panada dan ide brilian muncul.
Arini memasukkan bubuk cabai yang banyak ke dalam kue panada lalu mencetaknya kembali.
Arini tersenyum puas, "Rasakan kalian,"
Seusai menyiapkan kue panada yang super pedas kini Arini membuat teh yang super asin.
Arini tertawa sendiri sehingga membuat pelayan bertanya-tanya.
Setelah siap semuanya, Arini membawanya ke kamar tamu. Arini mengetuk pintu hingga ada sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk
Arini masuk dengan membawa camilan dan minuman, dia meletakkannya di atas nakas.
"Silahkan dinikmati tuan dan nyonya," ucap Arini lalu pamit mengundurkan diri.
Sean dan Monica yang melihat kue serta es teh tak sabar untuk mencicipinya.
Monika yang memakan kue Panada terlebih dahulu sangat kepedesan, lalu dia meminum es teh
Aaaaaaaa
Monika memuntahkan es yang baru saja ditenggaknya
"Ini makanan dan minuman apa?" gerutu Monica
Sean yang penasaran ikut mencicipi dan dia juga memuntahkannya.
"Arini!" Teriak Sean keras.
Arini yang masih di depan pintu tertawa cekikikan
"Mampus,"
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣