NovelToon NovelToon
TAKDIR DIBALIK CINCIN (Gadis Kesayangan Oppa)

TAKDIR DIBALIK CINCIN (Gadis Kesayangan Oppa)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

❗️Kisah hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama atau tempat itu ketidaksengajaan

Nesya, seorang gadis sederhana, bekerja paruh waktu di sebuah restoran mewah, untuk memenuhi kebutuhannya sebagai mahasiswa di Korea. Namun takdir membawanya menikah dengan laki-laki tampan dan kaya di korea.

Hari itu, suasana restoran terasa lebih sibuk dari biasanya. Sebuah reservasi khusus telah dipesan oleh Jae Hyun, seorang pengusaha muda terkenal yang rencananya akan melamar kekasihnya, Hye Jin, dengan cara yang romantis. Ia memesan cake istimewa di mana sebuah cincin berlian akan diselipkan di dalamnya. Saat Nesya membantu chef mempersiapkan cake tersebut, rasa penasaran menyelimutinya. Cincin berlian yang indah diletakkan di atas meja sebelum dimasukkan ke dalam cake.

Tanpa berpikir panjang, ia mencoba cincin itu di jarinya, hanya untuk melihat bagaimana rasanya memakai perhiasan mewah seperti itu. Namun, malapetaka terjadi. Cincin itu ternyata terlalu pas dan tak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya Kita Menikah

Di ruang tamu rumah sederhana itu, Jae Hyun duduk tegak mengenakan batik biru gelap. Wajahnya terlihat serius tapi tetap sopan. Di sampingnya, Min Ji sang asisten duduk menunduk sopan, ikut menyesuaikan diri dengan suasana keluarga Indonesia.

Ayah Nesya duduk berhadapan langsung dengan mereka, mengenakan peci hitam dan baju koko putih. Ibunya duduk di samping, menatap Jae Hyun penuh selidik. Suasana hening beberapa saat, hanya terdengar denting sendok dari dapur dan desir kipas angin di atas kepala.

Dengan suara tenang, Jae Hyun memulai, kali ini dengan bahasa Indonesia yang sudah ia latih keras bersama Min Ji,

"Saya datang ke sini… untuk melamar Nesya. Saya tahu masa lalu saya tidak baik. Tapi saya mencintainya. Saya ingin menjadi suaminya yang sah… yang seiman."

Ayah Nesya menatap Jae Hyun dalam diam, lalu mengangguk perlahan.

"Kau sudah menunjukkan niat baik. Tapi semua keputusan bukan hanya dari kami, tapi dari Nesya sendiri."

Ibunya menoleh ke arah kamar.

"Nisya, tolong panggilkan adikmu."

Beberapa menit kemudian, Nesya muncul dari balik pintu kamar. Mengenakan gamis sederhana berwarna pastel dan hijab putih. Wajahnya sendu, mata sembab—tapi tetap terlihat anggun.

Jae Hyun berdiri perlahan, menatap wanita yang selama ini diam-diam mengisi hatinya.

“Nesya... will you marry me, not because of the past… but because you believe in our future?”

Nesya menggenggam tangannya sendiri erat, mencoba menahan getaran di dada. Semua mata kini tertuju padanya.

Keputusan ada di tangan Nesya.

Apa yang akan dia jawab?

Nesya menunduk, jari-jarinya saling bertaut di depan perutnya. Ia ingin menolak—dengan semua luka, rasa malu, dan rasa takut akan masa depan. Namun, di balik semua itu… dia tahu, perasaannya pada Jae Hyun bukan sekadar kasihan atau keterikatan masa lalu.

Ia menyukai Jae Hyun.

Dari dulu.

Suara Jae Hyun masih terngiang, tatapannya tadi tidak seperti biasanya—kali ini sungguh tulus, tidak arogan, tidak menuntut… hanya berharap.

Perlahan, ia mendongak dan menatap Jae Hyun.

“Kenapa harus aku?” tanyanya pelan, nyaris seperti bisikan.

“Setelah semua yang terjadi, kenapa masih aku?”

Jae Hyun menjawab dengan nada lembut tapi tegas,

“Karena hanya kamu yang membuat aku ingin berubah… Hanya kamu yang membuat aku merasa pulang.”

Suasana mendadak hening. Ayah dan ibu Nesya saling pandang, Min Ji menunduk haru, bahkan Lee Joon menahan napas.

Nesya menarik napas panjang… dan akhirnya berkata,

“Kalau kamu benar-benar serius… bimbing aku dalam agama, lindungi aku dalam kesungguhan… dan jangan pernah sakiti aku lagi.”

Jae Hyun mengangguk dengan mata berkaca-kaca, lalu menyodorkan kotak beludru berisi cincin dan kalung berlian.

“Aku janji… ini awal dari perjalanan kita yang baru.”

Tangis kecil pecah di wajah ibunya, dan ayah Nesya menepuk pundak Jae Hyun perlahan.

Lamaran pun diterima.

Sebuah awal baru telah dimulai… bukan karena paksaan, tapi karena cinta yang tumbuh perlahan dan penuh ujian.

Hari yang dinanti akhirnya semakin dekat. Persiapan hampir rampung, dan suasana rumah Nesya berubah menjadi lebih ramai dari biasanya. Di halaman rumah, tenda sederhana mulai dipasang. Ornamen khas Sunda seperti kembang goyang, angklung, dan anyaman bambu dipadukan manis dengan hiasan bergaya minimalis Korea, bernuansa putih dan pastel.

Nesya akan menikah dengan dua adat — Sunda dan Korea.

Ibu Jae Hyun datang dari Korea bersama rombongan kecil, mengenakan hanbok cantik berwarna biru laut dengan detail bunga sakura. Saat menginjakkan kaki di halaman rumah Nesya, ia sempat tertegun melihat betapa hangat dan sederhana suasananya.

Ayah Nesya menyambut dengan ramah, dan ibu Jae Hyun pun membungkuk sopan, “Kamsahamnida… terima kasih sudah menerima anak saya.”

Malam Midodareni diisi dengan prosesi adat Sunda yang sakral. Nesya duduk di atas tikar pandan, mengenakan kebaya putih gading dan siger di kepalanya. Ia terlihat anggun dan gugup.

Prosesi nincak endog (menginjak telur) oleh Jae Hyun dilakukan keesokan paginya sebagai lambang kesungguhan seorang suami dalam menjaga istrinya. Ia bahkan sempat bingung ketika harus menapakkan kaki ke telur ayam kampung, namun setelah diarahkan, ia melakukannya dengan senyum malu-malu.

Setelah itu, dalam sesi adat Korea, Nesya dan Jae Hyun mengenakan hanbok. Nesya terlihat menawan dalam balutan hanbok pink pucat yang dipadukan dengan hijab satin senada. Mereka melakukan paebaek — ritual penghormatan kepada orangtua, di mana pasangan suami-istri membungkuk dalam-dalam sebagai bentuk penghormatan dan menerima wejangan serta harapan.

Ibu Jae Hyun tak kuasa menahan air mata. Ia menggenggam tangan Nesya dan berkata dengan bahasa Korea yang diterjemahkan oleh Lee Joon,

“Jae Hyun keras kepala… tapi dia berubah sejak mengenalmu. Tolong, bimbing dia… dan terima kasih sudah membuka hatimu.”

Nesya menunduk haru. Semua terasa seperti mimpi…

Dan akhirnya, saat ijab kabul, Jae Hyun mengucapkan kalimat itu dengan suara lantang namun gemetar,

“Saya terima nikahnya Nesya binti Ahmad dengan mas kawin emas seberat 10 gram dibayar tunai.”

Sah.

Tangis dan tawa pecah di udara.

Mereka resmi menjadi suami istri — tidak lagi kontrak, tidak lagi pura-pura. Kali ini, dengan restu keluarga dan keyakinan yang utuh.

Malam tiba dengan pelan namun pasti. Setelah hari yang panjang dan penuh emosi, Nesya dan Jae Hyun akhirnya berada di kamar pengantin. Kamar itu dihias lembut dengan kelambu putih dan aroma bunga melati yang menenangkan.

Nesya duduk di tepi ranjang, masih mengenakan kebaya pengantinnya yang anggun, tapi rambutnya kini tergerai lembut karena hijabnya sudah dilepas saat hanya berdua. Wajahnya menunduk, pipinya merona malu. Ia belum terbiasa dengan posisi ini—sebagai istri yang halal, dan terlebih, dengan laki-laki seperti Jae Hyun.

Jae Hyun menutup pintu perlahan, lalu duduk di sampingnya. Ia menggenggam tangan Nesya yang dingin karena gugup.

"Aku tahu kamu masih takut… tapi malam ini, aku hanya ingin kita bicara. Aku ingin kamu nyaman denganku, sayang," ucapnya dalam bahasa Indonesia yang masih terdengar sedikit kaku namun penuh ketulusan.

Nesya menoleh pelan, matanya berkaca-kaca namun bibirnya tersenyum tipis.

"Aku juga masih belajar… ini semua terasa baru."

Jae Hyun membelai rambut Nesya dengan lembut, jemarinya menyisir pelan dari ujung kening ke belakang telinga. Ia tidak memaksa. Bahkan saat memeluk Nesya, pelukannya ringan—lebih kepada memberi rasa aman daripada hasrat.

Mereka duduk berdampingan di atas ranjang, saling bercerita. Tentang kenangan, harapan, dan ketakutan masing-masing.

Jae Hyun menceritakan bagaimana ia merasa kosong selama bertahun-tahun, sampai Allah mempertemukannya dengan Nesya—gadis berhijab yang awalnya ia anggap keras kepala tapi ternyata hatinya selembut salju.

Dan malam itu, di bawah cahaya temaram dan hembusan angin malam dari jendela, Nesya mulai membuka diri. Ia bersandar di bahu Jae Hyun, mendengarkan detak jantungnya yang tenang.

Mereka tak perlu terburu-buru. Tak perlu memaksakan apa pun. Karena yang terpenting… cinta sedang tumbuh di antara mereka. Perlahan tapi pasti.

"Apa yang kamu suka dariku?"tanya Nesya. "Padahal...mantanmu sungguh cantik dan seksi, bahkan jadi idola setiap laki-laki." Nesya mencebikkan bibirnya.

"Kau benar, mantan tunanganku itu bisa dibilang sempurna, cantik, terkenal dan juga... seksi." Jae Hyun sambil tersenyum samar.

"Ck, ya sudah, kamu kembali saja sama dia sana," Nesya mencebikkan bibirnya dan menjauh dari pelukan Jae Hyun.

"Sayang ,kamu jangan marah, kamu sendiri yang bilang, aku belum selesai." Jae hyun bangkit dan kembali menarik Nesya ke dalam pelukannya. "Bagiku, kau jauh melebihi dari yang dia miliki, yaitu ketulusan hatimu, dan juga keteguhan imanmu," ujar Jae Hyun sambil tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Nesya. Kali ini tak ada penolakan dari Nesya. Mereka pun menikmati malam pertama mereka dengan penuh cinta. Dan berkeringat, Nesya yang awalnya menjerit kesakitan akhirnya menikmati aktivitas panasnya dengan sang suami.

Hari-hari awal sebagai pasangan suami istri terasa seperti dunia baru bagi Nesya dan Jae Hyun.

Di pagi pertama setelah pernikahan, matahari menyelinap lembut melalui celah jendela kamar mereka. Jae Hyun terbangun lebih dulu. Ia menatap wajah Nesya yang masih terlelap, dan untuk pertama kalinya, ia bisa menyentuh rambut sang istri tanpa merasa bersalah. Hatinya berdesir pelan—bukan karena fisik semata, tapi karena perasaan yang tumbuh tulus.

Tak lama, Nesya perlahan membuka mata dan terkejut mendapati Jae Hyun sedang memperhatikannya.

"Kamu ngapain liatin aku kayak gitu?" gumam Nesya pelan dengan suara serak bangun tidur.

Jae Hyun tersenyum kecil, "Melihat istri halalku. Aku bersyukur kamu akhirnya milih aku."

Nesya hanya menggigit bibir malu, menarik selimut menutupi wajahnya.

"Berisik…"

Setelah itu, mereka memulai rutinitas pagi. Nesya mengenakan daster panjang dan jilbab instan saat keluar dari kamar, sementara Jae Hyun, masih kikuk, mencoba belajar wudhu dengan benar. Dengan sabar, Nesya mengajarinya. Satu per satu. Mulai dari gerakan shalat hingga niat-niat yang harus dibaca.

"Aku merasa seperti anak kecil," kata Jae Hyun sambil mengulangi bacaan Al-Fatihah dengan pelafalan masih terbata.

"Ya emang," jawab Nesya sambil menahan tawa. "Tapi kamu pinter kok, Oppa."

Mereka belajar bersama, masak bareng, dan bahkan sempat rebut kecil karena Jae Hyun tanpa sengaja mencampurkan kecap manis ke dalam sup bening. Tapi hal-hal kecil itu justru membuat suasana semakin hangat.

Malam-malam mereka diisi dengan obrolan ringan, kadang dengan Nesya menyandarkan kepala di dada Jae Hyun sambil mendengarkan cerita masa kecilnya di Korea. Kadang mereka nonton film bareng, dan kadang hanya duduk diam… menikmati kehadiran satu sama lain.

Dan satu hal yang tak pernah Jae Hyun lewatkan—mencium kening Nesya sebelum tidur, sambil membisikkan, “Alhamdulillah… kamu istriku sekarang.”

----------Tamat ---------

1
Ejaa 💤
yuhuuu, aku sudah mampir thorrr, semngattt teross
Dhewyy Aditya
❤️❤️❤️❤️❤️
Dhewyy Aditya
Emosinya nyampe ke aku thor,jadi bukan sekedar percakapan biasa tanpa rasa.gregetnya dapet jadi berasa kyk aku lg duduk nontonin langsung mereka berantem.👍👍👍
Amelia's Story: thanks ya ka 🥰
total 1 replies
IamEsthe
"Tuan, aku akan membayarnya. Aku akan bekerja lebih keras lagi agar bisa bla blabla," Nesya
IamEsthe: Sama-sama ya dan aku bikin 'suhu' btw /Sweat//Sweat//Sweat/
Amelia's Story: Luar biasa ada suhu nih mampir ,terimakasih ya suhu sudah berkenan mampir di buku ini 🙏
total 2 replies
Greenindya
lanjut thor
ceritanya bikin deg-degan
Amelia's Story: siap,.🥰🥰🥰
total 1 replies
Dea lestari tari
cerita yg menark
Serenarara
Semangat ya thor nulisnya.
Amelia's Story: siap terimakasih ka sudah mampir
total 1 replies
seftiningseh@gmail.com
jangan lupa dukungan nya di novel aku judul nya istri kecil tuan mafia yaa kak
semagat terus yaa kak
Amelia's Story: siap ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!