Belenggu Cinta Pria Beristri

Annette berjalan mengendap-endap saat masuk ke dalam rumahnya. Wanita itu baru saja pulang setelah menghabiskan waktu seharian di apartemen kekasih gelapnya.

"Darimana saja Kamu?"

Suara seseorang berhasil mengagetkan Annette yang hendak naik ke kamarnya yang berada di lantai dua. Wanita hamil itu bahkan sampai mengusap dadanya saking terkejutnya.

"Mom----"

"Ini sudah jam berapa, Annette? Kamu sedang hamil, gak baik ibu hamil masih keluyuran di jam seperti ini!"

Pasalnya, jam sudah menunjukkan pukul 03.00 wib dini hari. Tidak ada wanita baik-baik yang berkeliaran di jam hampir subuh seperti ini, apalagi wanita hamil.

"Mommy kenapa bawel banget, sih? Aku juga bisa jaga diri, kok!"

Annette sudah lelah setelah seharian ini bertempur dengan Ben. Sampai rumah, niatnya ingin segera beristirahat. Namun wanita hamil itu malah berpapasan dengan mertuanya yang hendak mengambil air minum ke dapur.

Setelah mengatakan kekesalannya, Annette langsung meninggalkan Mommy Zaskia tanpa memperdulikan kekhawatiran yang dirasakan mertuanya itu.

"Mommy hanya takut terjadi apa-apa dengan kehamilan mu," lirih Zaskia. Wanita paruh baya itu menatap nanar punggung Annette yang sudah hilang dari pandangannya. Tangannya mengusap setitik air mata yang bersembunyi di sudut matanya.

Sejak awal, Hubungannya dengan menantunya itu memang tidaklah harmonis. Mungkin karena dulu Zaskia tidak menyetujui hubungan putranya dengan Annette. Dan itulah yang membuat menantunya kini tidak menyukainya.

Demi kebahagiaan Kaivan, Zaskia rela mengalah dan perlahan mulai mengakrabkan diri dengan menantunya. Zaskia ingin mengenal lebih dekat wanita yang sangat dicintai putranya itu. Namun berbeda dengan Annette yang justru merasa risih dengan mertuanya, apalagi orang tua suaminya itu selalu ikut campur masalahnya dengan Kaivan.

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶𝘢𝘯, 𝘈𝘯𝘯!"

Kaivan yang baru keluar dari ruang kerjanya tidak sengaja melihat perlakuan istrinya terhadap Mommy nya. Pria itu tidak menyangka istrinya mampu melakukan hal buruk seperti itu. Bahkan Annette tidak segan membentak Mommy yang sudah melahirkannya. Padahal, Mommy Zaskia hanya mengkhawatirkan keadaan menantunya saja, mengingat Annette yang kini sedang mengandung anaknya.

"Mas, Kamu dari mana?"

Annette menatap tajam Kaivan yang baru masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu pikir Kaivan baru pulang seperti dirinya.

"Harusnya aku yang nanya, dari mana saja Kamu? Kata Mommy, Kamu seharian pergi?"

Giliran Kaivan yang menatap tajam istrinya penuh selidik. Rasa kesal yang sejak tadi Kaivan tahan kini sudah mencapai ubun-ubun. Apalagi mengingat beberapa waktu lalu Annette dengan berani membentak Mommy nya.

"Mommy lagi, Mommy lagi. Kenapa Mommy Kamu itu selalu ikut campur urusan kita?" Kesal Annette. "Sebaiknya kita pindah saja dari rumah ini, Mas!"

"Kenapa tiba-tiba ingin pindah?" Kaivan memicingkan matanya. "Dulu waktu aku ngajak Kamu tinggal terpisah, kenapa Kamu tidak mau?"

Kaivan sempat mengajak Annette tinggal terpisah dengan orang tuanya. Namun Annette tidak menyetujui keinginan suaminya kala itu, dengan alasan kasihan dengan Mommy Zaskia yang selalu di tinggal pergi oleh Daddy Malik ke luar kota untuk mengurus perusahaannya.

Padahal yang sebenarnya, Annette tidak mau rumah mewah yang kini mereka tempati itu jatuh ke tangan Harleya. Karena menurut Annette, Kaivan lah yang lebih berhak karena suaminya itu adalah putra pertama keluarga Malik.

"Dulu kan Daddy sering ninggali Mommy ke luar kota, aku kasihan sama Mommy," ucap Annette beralasan. "Kamu juga gak tega kan ninggalin Mommy hanya berdua dengan Leya?"

"Kamu yakin itu alasannya? Bukan karena Kamu tidak ingin ditegur Mommy saat pulang malam?"

"Aku---"

"Jangan Kamu pikir aku tidak tahu kelakuanmu, Annette!"

Deg

"𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶? 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢𝘬𝘶?"

...----------------...

Keesokan harinya

Brukk

Marvin meletakkan semua bukti-bukti hasil penyelidikannya di atas meja kerja Kaivan. Belum sampai waktu yang ditentukan, Marvin sudah lebih dulu menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik. Bahkan aib masa lalu Annette sekalipun tak luput dari pantauan nya.

Kaivan membulatkan matanya, tangannya bergetar begitu melihat satu-persatu bukti kebusukan istrinya.

Istri yang selama ini Kaivan cintai ternyata tak lebih dari seorang pengkhianat.

"Jadi, kecurigaan ku benar?"

Akhir-akhir ini Kaivan merasa banyak kejanggalan yang terjadi dalam rumah tangganya. Puncaknya saat Annette mengatakan jika dirinya hamil.

Seingatnya, Kaivan tidak pernah lagi menyentuh istrinya setelah pertengkaran malam itu. Walaupun waktu itu Kaivan tidak menggunakan pengaman saat berhubungan dengan Annette, tapi Kaivan yakin, tidak lama setelah kejadian itu istrinya mendapatkan tamu bulanan nya. Jadi sudah dipastikan bayi yang istrinya kandung itu bukanlah benihnya.

"Jadi, bayi siapa yang Annette kandung?"

Marvin kembali menunjukkan sebuah bukti yang tak kalah mencengangkan. Kaivan pun semakin melebarkan bola matanya saat mengetahui fakta yang membuat hatinya tercabik-cabik.

"Yaa... Tuhan bodohnya aku!" Kaivan menangkup kan wajahnya dengan kedua tangannya. "Ternyata selama ini Annette membodohi ku."

Kaivan kembali mengingat saat istrinya meminta ijin pergi ke luar negeri untuk pemotretan. Waktu itu Kaivan tidak bisa menemaninya karena sibuk dengan pekerjaannya. Namun Kaivan melihat justru istrinya itu terlihat bahagia.

Kaivan menganggap itu hanya perasaannya saja, namun kini Kaivan mengetahui alasan istrinya yang sebenarnya.

"Jadi, Dia ke sana untuk aborsi?"

Marvin menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Marvin sendiri tidak tega membeberkan kebusukan istri sahabatnya itu. Hanya saja Marvin ingin membuat mata Kaivan terbuka, jika istri yang selama ini Kaivan cintai itu hanyalah wanita murahan yang tidak tahu diri.

Pria mana yang tidak hancur saat mengetahui jika istri yang sangat dia cintai justru mengandung anak dari pria lain.

"Sorry sebelumnya, Kai. Tapi aku harus mengatakan ini." Marvin menjeda sejenak ucapannya. "Ayah bayi yang Annette kandung sekarang, sama dengan ayah bayi yang Annette gugurkan dulu."

Bagai ditusuk ribuan sembilu, Kaivan merasa hatinya hancur berkeping-keping. Membayangkan selama ini istrinya mengkhianatinya begitu kejam. Bahkan perselingkuhannya sampai menghasilkan benih. Namun dengan kejamnya, mereka menghilangkan jejak dengan menggugurkan bayi yang tidak bersalah hanya untuk menutupi kebusukannya.

"Kenapa aku begitu bodoh, bahkan aku tidak sadar mereka mempermainkan ku selama bertahun-tahun."

Kaivan tidak kuasa menahan air matanya. Walaupun hatinya tidak sepenuhnya milik Annette lagi, tapi 5 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama membangun biduk rumah tangga dengan Annette, Kaivan benar-benar hanya mencintai Annette. Tidak mudah bagi Kaivan untuk benar-benar melupakan wanita yang pernah mengisi hatinya itu.

Marvin tidak bisa berbuat apa-apa selain menepuk pundak sang sahabat untuk menguatkan.

𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦

Saat pikirannya sedang kalut hanya nama Hazelle yang terlintas dalam pikirannya. Kaivan beranjak dari tempat duduknya. Tanpa sepatah katapun, Kaivan pergi meninggalkan Marvin yang hanya bisa menatap nanar punggung sahabatnya.

"Setidaknya Kamu sudah tahu sifat istrimu yang sebenarnya. Aku yakin Kamu bisa melewati semua ini, Kai!"

...----------------...

Kaivan pergi ke rumah sakit tempat Hazelle di rawat. Pria tampan itu ingin segera menemui gadis cantiknya. Kaivan sangat membutuhkan tempat berbagi yang bisa memahaminya. Dan tidak ada orang yang memahami Kaivan sebaik Hazelle.

Ceklek

"Ke mana Hazelle?"

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥