Sang Pewaris Tunggal
Dion terdiam sesaat,setelah pintu ruangan kantor Jasmine terbuka lebar. Seorang pria kisaran 28 tahun, terlihat sedang duduk dengan santainya di atas sofa di samping istrinya, sambil melingkarkan tangan kirinya ke bahu Jasmine. Seperti sedang membisikkan sesuatu ke telinganya.
Pria tersebut mengenakan pakaian yang sangat mewah buatan Armani Collection, berwarna coklat muda, memakai sepatu pantofel berwarna coklat juga. Tampak sangat selaras sekali dengan pakaian yang dikenakannya.
Di pergelangan tangannya melingkar jam tangan mewah Bremont, yang diperkirakan seharga USD5.000.
Di jari manisnya, tersemat pula cincin besar yang kelihatan apik, seperti V I C 4141, yang berkisaran antara 20 sampai 22 juta atau lebih.
"Jasmine apa yang kau lakukan? Siapa dia?" Tanya Dion panik.
"Hey.. hey..hey..Apa apaan kamu? Berani beraninya masuk ke ruangan ini. Keluar!" Bentak pria parlente itu dengan suara menggelegar.
"Siapa kau?"
"Kau sendiri siapa? Sialan! Aku dan Jasmine sedang ingin bersenang senang, malah kau ganggu pula." Sambungnya lagi dengan mimik menghina.
"Dion!. Kebetulan kau datang. Perkenalkan ini tuan Brian, calon suamiku. Setelah kita bercerai, aku akan menikah dengannya." Timpal Jasmine percaya diri, dan tidak merasa bersalah.
"Kapan aku mengatakan akan menceraikan mu?. Tidak akan pernah!" Sergah Dion terus melirik ke arah tuan Brian.
"Kau keluar dari ruangan istriku! Dia istri sah ku. Berani beraninya kau mengganggunya!" Bantah Dion kepada tuan Brian sambil mengepalkan tangannya kuat kuat, dan melangkah mendekati pengganggu istrinya itu.
Plak!
Tiba tiba suara tamparan terdengar nyaring di ruangan itu, mengiringi wajah yang meringis menahan sakit.
Ya, dion telah ditampar oleh istrinya sendiri, di depan orang yang seharusnya bukan untuk dihormati. Sungguh dia tidak menyangka, Jasmine tega melakukan itu demi orang lain.
"Lelaki gembel sepertimu, tidak pantas menjatuhkan tangannya kepada tuan Brian!"
"Sekarang pergi kau dari sini! Nanti di rumah baru selesaikan permasalahan kita. Pergi!." Jasmine mengusir Dion dengan kasarnya, sambil mendorong tubuhnya hingga terjengkang ke belakang. dan..
Byuurrr....!
Segelas anggur merah disiramkan ke kepala Dion, hingga membuat kepala juga sebagian bajunya basah kuyup.
Begitu mendapatkan siraman itu, Dion bangkit, dan segera menuju ke arah tuan Brian, kemudian mencengkeram bajunya kuat kuat dan tiba-tiba..
Bug!
Suara bogem mentah terdengar jelas, mendarat di wajah tuan Brian dengan telaknya, karena dia tidak menyangka, Dion berani melakukan itu. Kemudian setitik darah segar keluar dari mulut tuan Brian tersebut.
Sambil menahan sakit, tuan Brian mencoba untuk melakukan pukulan balasan, dengan berusaha menjangkau baju lusuh Dion. Tapi Dion bisa menghindar, dan sekali lagi mendaratkan pukulan terbaiknya ke perut tuan Brian, hingga membuatnya membungkuk, dan jatuh berlutut di lantai.
"Dion! Apa yang kau lakukan? Tak tahukah kau, tuan Brian ini adalah manajer di perusahaan Birawa Group?"
"Dengan ucapannya saja, kau bisa mati. Ayo berlutut, dan minta maaf padanya!" Teriak Jasmine ketakutan
"Cuih! Bajingan seperti ini, tidak pantas untuk dihormati dan..
Bug!
"Argh!"
Sekali lagi, Dion menganiaya tuan Brian, dengan menendang tubuhnya hingga terpental menabrak meja kaca di belakangnya sampai pecah.
"Beraninya kau memukul ku? tak tahukah kau siapa aku?"
"Aku orang yang berkuasa di perusahaan Birawa Group! Kau akan mati!"Teriaknya sambil berusaha bangkit dari lantai.
"Tuan Brian! maafkan suami ku yang bodoh itu. Aku janji, aku akan menceraikannya demi kamu." Bujuk Jasmine kepada tuan Brian semakin ketakutan
Sementara itu, Dion semakin panas hatinya, melihat bagaimana perhatian istrinya tercurah kepada laki laki lain. Suatu hal yang tidak pernah didapatkannya selama setahun menikah dengan Jasmine.
"Jasmine! Beraninya kau! Aku ini suamimu, hargai aku walau sedikit." Teriak Dion marah.
"Suami? Menghargai?Sejak kapan kau mengaku jadi suami, jika makan saja kau masih menumpang di keluargaku, bekerja demi mendapatkan makan di rumahku, itu yang kau sebut suami?"
"Selama menikah denganmu, apa yang kudapatkan? Cuma cemoohan dan hinaan dari orang orang juga keluargaku!"
"Apakah orang sial dan benalu sepertimu layak disebut suami?"
"Kau pantasnya disebut anjing penjaga, yang makan dari sisa sisa makanan yang dibuang. Kau itu anjing tahu?"
"Sekarang pergi dari sini! Aku sudah muak melihat mukamu yang seperti anjing itu!" ujar Jasmine emosi, melepaskan kekesalannya, sambil menunjuk nunjuk kan jarinya ke arah Dion.
Dia kesal karena Dion telah berani memprovokasi tuan Brian. Malah berani pula memukulnya. Hilang sudah kesempatan untuk mendapatkan perhatian dari tuan Brian, akibat perlakuan kasar Dion terhadapnya.
"Cuih!" Jasmine meludah ke arah Dion, dan tepat mengenai wajahnya.
Untuk sedetik, Dion merasa tidak percaya. Istri yang selama ini benar benar dicintainya dan selalu dijaga nya, tega melakukan perbuatan hina seperti itu.
Dengan perasaan jengkel dan terhina. Dion menyeka bekas saliva Jasmine dengan lengan bajunya. Kemudian berkata"Baiklah. Aku akan pergi, dan tidak akan mengganggu kesenanganmu lagi. Tapi ingat! setelah ini, kau akan menyesal, karena telah berani melakukan penghinaan ini terhadap ku!"
"Menyesal?. Ha...ha...ha..! Gembel sepertimu, berani mengatakan menyesal, pada seorang putri keluarga Wolf.Jangan mimpi kau!" jawab Jasmine sambil tertawa geli. Kemudian mendekati tuan Brian, memeluk dan membersihkan baju mahalnya tersebut dari debu yang menempel.
Melihat visual itu, Dion sejujurnya tidak tahan juga. Ingin rasanya meninju wajah tuan Brian sekali lagi, berikut Jasmine nya.
Tapi Dion lebih memilih untuk meninggalkan ruangan itu, dengan hati yang benar benar sakit. Kantong makanan yang sedari tadi dia bawa, dilemparkan begitu saja ke dalam keranjang sampah di dekatnya.
Dengan gontai, Dion melangkah meninggalkan halaman kantor tempat istrinya bekerja, tak tahu arah mana yang akan dia tuju.
Pikiran dan perhatiannya tidak fokus, hingga secara tidak sengaja, dia menabrak sesosok ramping yang akan melewatinya dan..
Bruk!
"Aaahhh!" Teriak sebuah suara perempuan muda, ketika tubuhnya ditabrak oleh Dion, hingga file dalam map yang di bawanya bertaburan di aspal.
"Hei.. hati hati! Kenapa kau berjalan sambil melamun?" Tegur sebuah suara lembut menyapa Dion, setelah dia bisa menguasai diri.
Dion segera tersadar dari lamunannya, dan melihat sebuah wajah yang sangat dikenalnya, waktu kuliah dulu.
"Emily!" Sapa nya ramah, sambil membuka topi yang selalu bertengger di kepalanya.
"Dion! Ternyata itu kau? Apa yang kau lakukan disini? Apakah kau bekerja di perusahaan Birawa Group juga?" Tanya Emily bertubi tubi saking kagetnya.
"Aku minta maaf, karena telah menabrak mu barusan. Aku tidak sengaja." Jawab Dion tanpa menjawab pertanyaan dari Emily barusan.
"Ah sudahlah. Aku juga sedang tidak fokus. Ngomong ngomong, apa yang sedang kau lakukan di anak perusahaan Birawa Group ini?"
"Tidak ada! Aku hanya ingin mengantarkan makan siang untuk istriku." Jawab nya malas dan putus asa.
"Kau sudah menikah?" Tanya Emily penasaran.
"Ya! Sudah setahun lalu aku menyandang status sebagai seorang suami, pada seorang perempuan dari keluarga Wolf" Jawabnya.
"Kenapa kau tidak mengundangku? atau setidaknya teman-temanmu yang lain?" Tanya Emily masih tidak memahami situasi.
"Ah sudahlah. Lebih baik jangan dibahas lagi masalah itu." Sergah Dion tidak semangat.
Sebagai seorang perempuan yang cerdas. Emily memahami ada suatu kejanggalan dari cerita Dion, tapi dia lebih memilih mengganti topik lain, untuk mengusir kecanggungan obrolan mereka.
"Oh ya Dion. Setelah lulus kuliah. Apa saja yang kamu kerjakan? Setelah lulus itu, kawan kawan seperti kehilangan kontak denganmu. Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Emily mencoba merubah suasana canggung menjadi lebih rileks.
"Ceritanya panjang." Jawab Dion singkat.
"Ceritakan lah! Aku kebetulan sedang free saat ini. Aku baru saja kehilangan pekerjaan, setelah aku dipecat oleh manajer Jasmine, karena telah mengetahui penyelewengan dana perusahaan Birawa Group."
"Apa! Kau di pecat karena berani membongkar penyelewengan dari manajer mu?"
"Ketahuilah!. Manajer Jasmine yang kau sebut tadi, adalah istriku, dia juga yang telah mengusirku dari sana barusan." Celetuk Dion emosi.
"Oh, kalau begitu aku minta maaf. Aku tidak berniat untuk menghinanya.Sekali lagi maaf."
"Kau tenang saja. Saat ini aku memang suaminya, tapi sebentar lagi, aku akan menjadi mantannya"
"Apa maksudmu? Bukankah nona Jasmine itu cantik? Kenapa juga kau ingin menjadi mantannya?" Tanya Emily tidak mengerti.
"Lagi lagi panjang ceritanya. Aku tidak bisa menceritakannya di sini."
"Oh kalau begitu kita ke cafe bambu saja, yang tak jauh dari sini."
"Kau yakin ingin mengajak ku ke sana?" tanya Dion tidak percaya.
"Kenapa? kau tidak mau?" jawab Emily malah balik bertanya.
"Bu..bukan begitu. Aku cuma heran, kenapa kau sangat baik padaku, walaupun sudah tahu keadaan ku." Gelagapan Dion menjawabnya.
"Bagiku, kau adalah sahabat terbaikku, dulu, kini dan nanti!" Jawab Emily tegas.
"Aku masih ingat, ketika kau dengan gagah beraninya menyelamatkanku dari perbuatan jahat teman-teman kampus kita dulu"
"Tanpa adanya dirimu, entah apa yang akan terjadi pada ku." Kenang Emily sedih.Lalu kembali berkata"Ayo! Kau mau atau tidak?"
"Okelah kalau begitu"sahut Dion mantap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 450 Episodes
Comments
Griselda Nirbita
asyiknya ketemu teman lama... jadi temu kangen dehhh
2024-11-12
1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
keren
2024-12-19
0
Lee
bisikan apa??
2024-11-25
0