Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari H Part 2
Setelah kepergian bibi Rita dan juru Rias dari kamar Divya,
Ameera memeluk kakak perempuan-nya yang nampak anggun dengan balutan gaun putihnya.
Tidak lama kemudian mereka keluar kamar bergandengan tangan,tangan Divya yang dingin dan gemetar gugup.
"Kau terlihat cantik kak"
puji Ameera saat menuruni tangga.
Divya hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman tipis.
"Kakak benar-benar yakin kan?"
tanya Ameera lagi merasa khawatir.
Khawatir keputusan yang ia ambil itu salah.
Divya menghentikan langkah,ia menatap kembali Ameera yang berjalan di sampingnya.
"Kakak sudah yakin Meera .Kalau tidak !Kau tahu kakakmu ini kan.Aku pasti sudah nekat kabur dari kemarin-kemarin"
"Hehe.Iya sih,kak Divya kan memang nekat"
ucap Ameera terkekeh sambil menutup mulut dengan tangannya.
Lagi pula aku penasaran dengan
kehidupan
Tuan muda ini.
Apalagi yang dikatakan Raisa tempo hari.
Benar tidak ya?!
"Kau tahu Vy,istri sekertaris tuan Haris itu dulunya sempat dekat lho dengan tuan Haris"
Kata-kata yang keluar begitu saja dari mulut Raisa tempo hari sukses membuat Divya terperangah tak percaya.
Hah benarkah !
Lalu kenapa kak Rudi menikahinya dan kenapa aku sampai tidak tahu.
Ya memang pernikahan kak Rudi juga hanya di gelar akad saja.
Bahkan sampai sekarang belum ada
pesta resepsi.
Pantas kalau aku tidak tahu.
Setahun yang lalu hanya ayah dan Dimas yang menghadiri pernikahan mereka.
Dan apa Dimas tahu ya soal ini?
Aku bahkan tidak pernah menanyakannya.
Lantas apa mereka berdua tidak berselisih merebutkan satu wanita?
Mau bertanya pada kak Rudi pun rasanya tak enak hati .
Batin Divya.
Rasa penasaran yang timbul begitu kuat di benak Divya.
Alasan apa yang membuatnya harus menikahi tuan muda Haris.
Apa ini bayaran untuk menggantikan kakak iparnya Shila.
Atau benar apa yang di katakan paman jika ini karena hutang budi.
Banyak pertanyaan yang menghantui pikiran Divya.
Tanpa ia sadari,semua mata tertuju pada gadis yang akan menikah.
Mempelai wanita yang sedang menapaki satu persatu anak tangga dengan pikiran yang entah pergu kemana.
Sampai ia turun dan duduk di pelaminan.
Haris masih belum terlihat.
Mana katanya semua sudah menunggu
Dasar ,laki-laki itu bahkan tidak mau datang sebelum aku turun.
Dan harus aku yang menunggu.
Divya Memberenggut kesal.
Sepuluh menit kemudian barulaj terdengar suara deru mobil masuk gerbang utama.
Semua Anggota keluarga berdiri menyambut kedatangan tuan besar beserta keluarga.
Tak ada yang lain terlihat,hanya tuan besar,Haris dan
Ibunya.
Divya menangkap setiap ekspresi wajah mereka.Mulai dari tatapan penuh kasih
sayang tuan besar .
Tatapan dinginnya milik tuan muda.
Dan tatapan yang tak bisa di artikan
dari nyonya Santoso.
Saat mereka turun dari mobil,lalu masuk ke ruang utama Rumah,
Divya pun memberi salam.
Mencium tangan tuan besar.
dan Nyonya.
Alih-alih merangkul sang calon menantu
Ia malah beralih memeluk kakak iparnya.
Shila.
Hah benarkah itu,apa memang benar yang di katakan Raisa?
Divya memekik dalam hati.
Dia juga melihat sekilas Mba Shila menatap Haris.
Tapi tidak ada yang aneh,pikirnya.
Tatapan itu biasa bagi Divya.
Dan Haris pun,dia sama sekali tidak
balas menatap,ia justru terlihat tidak senang dengan sikap Ibunya.
Setelah terlihat sedikit berbincang dengan Shila.Nyonya Santoso kembali mendekati Divya yang sudah duduk kembali di pelaminan.
Belum ada Haris disana ,tuan muda masih terlihat berbincang
dengan Rudi.
"Kau yakin menikah dengan putraku?"
Ibu mulai berbisik pelan di telinga Divya,yang membuat gadis itu kaget dan refleks
mengangguk.
"Kau tahu seperti apa dia,heum?"
tanya Ibu lagi terlihat senyum sinis di bibirnya,seakan merendahkan harga diri gadis yang akan jadi menantu keluarga Santoso
Apa,apa dia tidak suka padaku?
Kenapa bertanya seperti itu?
"Saya tahu nyonya,dan saya akan lebih mengenalnya setelah menikah nanti"
Divya menjawab dengan yakin .
Ia berharap
jawabannya akan membuat Nyonya di sampingnya itu paham dan berhenti menanyakan apapun lagi.