NovelToon NovelToon
CEO : Arav Dan Kayla

CEO : Arav Dan Kayla

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Arav Hayes Callahan, seorang CEO yang selalu dikelilingi wanita berkelas, terjebak dalam situasi yang tak terduga ketika hatinya tertambat pada Kayla Pradipta, seorang wanita yang statusnya jauh di bawahnya.

Sementara banyak pria mulai menyukai Kayla, termasuk kakaknya sendiri, Arav harus menahan rasa cemburu yang terpendam dalam bayang-bayang sikap dinginnya. Bisakah Arav menyatukan perasaannya dengan Kayla di tengah intrik, cemburu, dan perbedaan status yang menghalangi mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selalu Kalah Start

Kembali di ruang kerja Arav, Kayla berusaha fokus pada pekerjaannya, tetapi kehadiran Arav di dekatnya membuatnya sulit berkonsentrasi. Pria itu duduk di mejanya, kembali sibuk dengan laptopnya.

"Pak, terima kasih sudah menyiapkan ruang kerja di sini," Kayla mencoba membuka percakapan, suaranya terdengar sedikit ragu.

Arav mengangkat kepalanya dan menatapnya, wajahnya tetap datar. "Itu sudah menjadi tugasku, Kayla. Jangan terlalu dipikirkan."

Kayla menunduk, merasa sedikit kecewa dengan jawabannya. Tapi tiba-tiba, Arav berdiri dan berjalan mendekat. Dia memegang tangan Kayla untuk berdiri. "Maafkan aku belum bisa fokus pada hubungan ini."

Hah? Arav minta maaf?

Kayla terpaku, dia heran kenapa Arav harus minta maaf. "E-enggak papa, Pak. Pasti kerjaan kantor banyak, apalagi kemarin bapak tinggal." Kayla mencoba mengerti, meski dia juga sering kesal saat Arav terlalu sibuk.

Kemudian tangannya Arav terulur untuk menyentuh pipi Kayla dengan lembut.

"Aku akan selalu menjagamu, Kayla. Bahkan jika itu berarti aku harus mengubah cara berpikirku," ucap Arav dengan nada rendah namun penuh keyakinan.

Kayla mendongak, matanya bertemu dengan tatapan dingin namun penuh perhatian dari Arav. Detik itu, Kayla merasakan sesuatu yang berbeda, seolah ada tembok yang mulai runtuh di antara mereka.

"Pak..." Kayla berbisik, tidak tahu harus berkata apa lagi.

Arav hanya tersenyum tipis, lalu kembali ke mejanya, meninggalkan Kayla dengan perasaan campur aduk yang sulit diungkapkan. Di luar ruangan, Maya masih berusaha keras merencanakan cara untuk menjauhkan mereka, sementara Darren tetap menyembunyikan niat sebenarnya.

Kalian pasti tahu, di ruangan itu bukan hanya ada Arav dan Kayla. Ya, Moe tetap ada di sana dan sudah terbiasa bersikap netral, apa pun yang terjadi jika itu urusan pribadi tuannya.

###

Maya yang masih berada di kantor Arav, melangkah masuk ke ruang kerja Arav dengan wajah penuh senyum, membawa beberapa dokumen sebagai alasan untuk mendekati Arav. Namun, di dalam hatinya, ia marah melihat bahwa Kayla dan Arav justru tampak semakin dekat sejak Kayla mulai bekerja di ruangan yang sama dengan Arav. Maya tidak bisa membiarkan ini terus terjadi.

"Arav, aku perlu tanda tanganmu untuk beberapa dokumen ini," kata Maya dengan nada manis, berharap dapat menarik perhatian Arav.

Arav yang sedang fokus pada pekerjaannya, hanya menatap singkat ke arah Maya sebelum kembali ke layar komputernya. "Letakkan saja di meja, nanti aku cek," jawabnya datar tanpa menunjukkan minat lebih.

Maya merasa tersinggung dengan reaksi dingin itu. Dia memutuskan untuk berpura-pura merasa pusing. Dengan gerakan dramatis, dia meletakkan tangan di pelipisnya dan bersandar pada meja Arav.

"Aduh... tiba-tiba aku pusing, ada apa ini," katanya dengan nada lemah, berharap Arav akan peduli.

Namun, Arav tetap tidak tergerak. Tanpa berpikir dua kali, dia langsung memanggil Moe yang berada di dekat pintu. "Moe, tolong bantu Maya ke sofa," perintahnya dengan nada tegas, sama sekali tidak menunjukkan kekhawatiran.

Moe segera mendekati Maya dan membantunya duduk di sofa. Kayla yang melihat kejadian itu langsung beranjak dari tempat duduknya. Ia merasa perlu membantu, meskipun di dalam hatinya ada sedikit rasa cemburu. Kayla mengambil segelas air dari meja dan menyerahkannya kepada Maya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Kayla dengan nada tulus, meski ada ketegangan yang dia rasakan.

Maya menerima air itu dengan senyum tipis, tapi di dalam hatinya dia merasa sangat jengkel. "Terima kasih, Kayla. Aku hanya terlalu lelah saja," katanya, masih berusaha bersikap manis di depan Arav.

Namun, Arav tetap tak terpengaruh. Dia kembali ke mejanya dan melanjutkan pekerjaannya seolah tidak terjadi apa-apa. Sikapnya yang dingin dan tidak peduli membuat Maya semakin frustasi, tapi dia tahu dia tidak boleh memperlihatkan itu.

Setelah beberapa saat, Maya memutuskan untuk pergi. "Aku akan istirahat sebentar," katanya, berharap setidaknya Arav akan menatapnya saat dia pergi.

Namun, Arav hanya mengangguk singkat tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaannya. Maya keluar dari ruangan dengan perasaan campur aduk, semakin bertekad untuk tidak menyerah dalam usahanya mendekati Arav.

Ini sangat buruk. Aku harus memaksa Darren untuk lebih bekerja keras memisahkan mereka.

###

Setelah Maya pergi, suasana di ruangan menjadi hening. Kayla kembali duduk di kursinya, namun pikirannya penuh dengan keraguan dan pertanyaan. Dia tahu Maya bukan sekadar rekan kerja biasa; dia adalah wanita yang dijodohkan oleh keluarga Arav. Namun, meskipun demikian, sikap dingin Arav kepada Maya membuat Kayla sedikit lega, meski pe

**

Darren, sedang duduk santai di kursinya, matanya menyelusuri dokumen yang tergeletak di atas meja. Ketika Maya masuk, dia langsung tahu bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran wanita itu.

"Hey, Ada apa? Gelisah gitu," tanya Darren sambil menutup dokumen di depannya.

Maya tidak langsung menjawab. Dia melangkah ke arah Darren dan duduk di kursi di depannya. "Darren, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Arav... dia tampaknya semakin dekat dengan Kayla," ucap Maya dengan nada frustasi.

Darren mengangkat alisnya, sedikit terkejut. "Maksudmu? Bukankah mereka hanya rekan kerja? Santai aja lagi."

"Itu yang aku pikirkan sebelumnya," Maya menjawab cepat, "Tapi tadi, aku melihat mereka berdua mengenakan cincin yang sama. Seperti cincin tunangan. Apakah mereka sudah bertunangan? Dan kita gak tahu?"

Darren berpikir sejenak. Dia tahu adiknya, Arav, adalah orang yang sangat tertutup tentang kehidupan pribadinya. Namun, jika benar Arav dan Kayla telah bertunangan, ini adalah sesuatu yang besar. Keluarga Callahan sangat jarang melakukan hal besar tanpa mengumumkannya dengan jelas.

"Aku belum mendengar kabar apapun tentang itu," kata Darren perlahan. "Tapi jika memang benar, ini bisa jadi masalah bagi rencana keluargamu dan juga kita."

Maya meremas tangannya, mencoba menahan kemarahan dan kekecewaannya. "Aku tidak akan diam saja jika itu benar, Darren. Aku sudah berusaha terlalu keras untuk mendekati Arav, dan aku tidak akan membiarkan wanita sederhana seperti Kayla mengambil posisi itu dariku."

Darren menatap Maya dengan serius. "Kita harus mencari tahu lebih lanjut. Aku akan berbicara dengan Arav dan melihat apakah aku bisa mendapatkan informasi dari dia. Tapi Maya, ingatlah bahwa Arav adalah orang yang keras kepala. Jika dia sudah membuat keputusan, akan sulit untuk mengubahnya."

Maya mengangguk, meskipun dalam hatinya dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia berdiri, siap untuk meninggalkan ruangan Darren, tapi sebelum dia pergi, Darren bertanya, "Maya, apakah kamu yakin ingin melanjutkan ini? Kamu tahu Arav bukan pria yang mudah didekati."

Maya menoleh dan dengan suara penuh tekad, dia menjawab, "Aku tidak punya pilihan lain, Darren. Aku tidak hanya menginginkan Arav, aku membutuhkannya."

"Baiklah, tugasku di sini udah selesai. Kamu mau tetap di sini atau ikut ke kantorku?"

Maya berpikir, dia sudah terlalu stress dengan pekerjaan dan juga masalahnya dengan Arav. "Aku pulang aja. Atau enggak ke salon. Gak tahu lah, gimana nanti."

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah baca. Terima kasih.

Dan juga mohon dukungannya ya untuk novel ini.

Bersambung...

1
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️
Biasanya CEO maksa nikah karena keluarga cewek punya hutang. Atau ceweknya punya salah.

Ini enggak loh. Kayla tidak ada sangkut paut tanggung jawab apa pun pada CEO/Arav atau pun keluarga. Namun, dia tetap harus nikah dengan Arav.

Kira-kira alasannya apa ya? Yang gak baca novelnya, pasti gak bakal tahu alasannya.
Aruna
Boleh jadi koleksi bacaan
Aruna
Teh early grey kaya apa sih
Neneng Aisyah
seru cerita lanjut kak,aku tunggu 😅😅😅👍🏻
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih udah mampir. 🥰
total 1 replies
Daniel
tbiyuuyiiy gu
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga ya diceritKu

STUCK WITH MR BRYAN
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!