Ṁẏ Ṗȯṡėṡi̇ḟ Ḃi̇ġ.Ḃȯṡṡ

Hari sudah mulai sore,dan perkerjaan yang dilakukan oleh ku sudah selesai,tak lama Fanny pun menghampiriku dengan antusias....

"Siera,bagaimana kalau kita makan dan minum di kedai favorit kita?"Tanya Fanny.

Aku pun mencoba mempertimbangkan ajakan temanku itu."Hmmm...baiklah,tapi kita tidak minum banyak yah."

"Cih! Apa sih yang kamu takutkan? Lagian besok hari sabtu,dan kita hanya masuk setenga hari."Kelu Fanny dengan cemberut.

Aku hanya bisa menghela nafas berat."Baiklah,terserah."

"Hi,kalian lagi bahas apa?"Tanya anton yang tiba-tiba muncul.

Aku dan Fanny pun menoleh ke arah anton,dan seketika terlintas ide cemerlang di benak ku dan Fanny,sedangkan Anton semaking curiga dengan tatapan kami berdua....

"Kalian itu kenapa sih?"

Aku pun bangkit dan merangkul lengan kekar Anton."Begini,aku dan Fanny ingin pergi makan dan minum,kamu mau tidak ikut kami?"

Fanny yang sedang berdiri di samping kami itu pun ikut menautkan kedua tangan,dan menatap Anton dengan tatapan memohon....

"Pleeasss."

"Haisss...baiklah,aku akan menjadi sekuriti kalian malam ini,tapi kalian yang traktir ku makan."Ucap Anton memberikan syarat kepadaku dan Fanny.

"Siap boss."Sahut serempak aku dan Fanny.

"Kalian berdua ada-ada saja,ayo kita pulang."

Kami bertiga pun berjalan keluar dengan senang,dan menuju keday langganan kami,setelah tiba kami langsung masuk dan memesan beberapa bir dan dagin pangan....

"Siera,bagaimana pengalaman mu bekerja dengan anak boss kita itu?"Tanya Fanny penasaran.

"Hah...seperti katamu Fa...dia sangat kejam dan tidak berperasaan,masa aku sudah berhasil mendapatkan kontrak,dia malah tidak mengucapkan apapun."Keluh ku menghela nafas berat sambil menuangkan bir di gelasku.

"Sudah...jangan pikirkan pekerjaan,lebih baik kita menikmati bir dan dagin pangan ini,kebetulan malam ini adalah malam mingu."Selah Anton sambil mengangkat gelas.

"Cheers."Ucap kami serempak sambil meneguk bir yang ada di dalam gelas hinga kandas.

10 menit berlalu,kami masih setia minum sambil mengobrol ringan dan sesekali tertawa lepas,namun tiba-tiba suara berat yang amat familiar menyapa kami....

"Boleh aku gabung dengan kalian?"

Sontak kami pun menoleh ke arah suara,dan aku membulatkan mata,karna orang itu adalah jack,sang mantanku yang meresahkan itu....

"Ra,bagaimana?"Tanya Fanny menatap bingun ke arah ku.

"Oh kamu,silahkan duduk saja,lagian tempat ini masih kosong."Kata Anton sambil menepuk kursi sebelah nya dengan mata sayu karna mulai mabuk,bahkan dia tidak menghiraukan tatapan keberatan dariku....

"Terima kasih,Anton."Jawab Jack ikut duduk dan mulai memesan minuman untuk dirinya sendiri.

Lalu kami pun kembali minum,namum suasana saat ini sangat berbeda,tidak seperti yang tadi,gembira dan tertawa lepas....

"Siera,aku ingin meminta maaf atas kesalahan ku 4 bulan lalu,aku benar-benar menyesal atas tindakan ku." jelas Jack dengan tiba-tiba yang membuatku menaru gelas dengan keras.

Prangggg

"Aku sudah bilang berkali-kali! Lupakan semuanya,dan aku pun tidak peduli kamu mau merasa bersalah atau tidak! Karna jika waktu itu aku di perk*sa atau dibunuh pun kamu tidak akan tau!"Bentak ku dengan emosi mengebu-gebu.

Fanny yang tau aku diselimuti emosi,perlahan mendekat dan merangkul ku."Sudah...semuanya sudah berlalu."

"Dan kamu Jack,seandainya waktu itu kami tidak datang dan menjemputnya,kamu pasti sudah tau,apa yang akan terjadi kepada seorang gadis yang berjalan sendirian di tenga malam."Sambung Fanny menatap dingin Jack.

Jack pun menunduk."Aku sebenarnya ingin datang dan meminta maaf waktu itu juga,tapi keesokan hari nya papa dan mama ku langsung mengirimku ke luar negeri."

"Itu urusan mu."Ketus ku.

"Sudahlah bro,lupakan Siera,karna dia kalau sudah kecewa,maka akan sangat sulit bagimu untuk membujuk nya,dan kamu juga tau,kalau kesalahan yang kamu lakukan sangatlah fatal." Anton mencoba memberi saran kepada Jack,namun.

"Tapi aku masih mencintai Siera,dan aku berharap kami akan kembali rujuk,dan memulai nya dari awal lagi."Kekeuh Jack masih mencoba merayuku,agar aku bisa memberikan dia kesempatan lagi.

Prangggg

"Ayo kita bubar saja! Aku sudah tidak mood untuk melanjutkan minum malam ini."Selah ku menggeprak meja lalu berdiri.

"Yah sudah,ayo kita bubar." Fanny pun ikut berdiri dan meletakan beberapa uang di meja.

"Hei! Kalian berdua jangan seenaknya meningalkan ku disini."Protes Anton ikut berdiri dan meletakan beberapa uang lembar diatas meja.

Tampa menungu mereka berdua,aku langsung meletakan sedikit uang lembar diatas meja dan pergi,karna aku tidak mau berlama-lama menatap wajah pria yang tega mencampakan ku di tenga jalan,layaknya sebuah barang rongsokan....