NovelToon NovelToon
I'M Glad You'Re Mine

I'M Glad You'Re Mine

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Author menulis cerita ini karena terinspirasi dari sebuah lagu, tentang seseorang yang selalu menunggu cintanya, dan akhirnya bersama.

Pernahkah kalian merasakan dejavu? Perasaan aneh seakan mengalami kejadian yang sama, yang pernah kita alami di masa lalu.
Gita mengalami dejavu, mimpi buruknya yang terus berulang...

"Duarrr..."
Kali ini kulihat mobil hitam yang sama di mimpiku menabrak sisi Nino. Refleks Nino sama seperti di mimpiku, ia refleks memelukku untuk memberikan semacam perlindungan kepadaku.
Sebelum memejamkan mata, aku berdoa kepada Tuhan,
"Tuhan tolong aku berikan aku kesempatan lagi...".

Full of love,
from author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konseling

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Gita mendapatkan pertolongan pertama untuk lukanya. Petugas disitu mengatakan Gita memerlukan jahitan untuk luka tangannya, tetapi tidak ada luka serius lainnya. Gita masih meneteskan air mata, aku hanya dapat menggenggam tangannya dan mengusap air matanya.

Sesampainya di rumah sakit Gita dibawa masuk ke ruang UGD, dan aku diminta untuk mengisi formulir keterangan rumah sakit sebagai penanggung jawab. Saat aku menghampiri Gita lagi, ia sudah selesai dijahit. Aku dan Gita dibawa ke ruang khusus agar terpisah dengan pasien lainnya, disana sudah ada polisi yang menunggu kami. Gita masih duduk diatas kursi roda, dan aku berdiri disamping Gita.

"Malam bu Gita, maaf kami harus meminta keterangan mengenai peristiwa yang baru saja terjadi. Apa ibu sudah bisa bercerita kepada kami?".

Gita mengangguk, sebelum bercerita Gita bertanya kepada polisi.

"Teman saya pak, Risa, bagaimana keadaan Risa pak?".

"Ibu Risa baik-baik saja, saat ini sedang dikawal oleh salah satu rekan kami pulang ke rumah".

Gita mengangguk lagi dan mulai menceritakan proses penculikannya. Saat Gita sedang memberikan keterangan pada polisi, pengacaraku datang masuk ke dalam ruangan. Ia berbisik kepadaku,

"Keluarga bapak sudah berkumpul di rumah sakit dan sedang menunggu di ruang tunggu pak".

"Terima kasih", ucapku pelan.

Setelah Gita selesai dengan laporannya, aku membawa Gita ke ruang tunggu agar ia lebih tenang jika dikelilingi oleh keluarga, sementara aku menyelesaikan administrasi rumah sakit. Pengacaraku kemudian berkata,

"Bapak dan bu Gita sudah boleh pulang, nanti saya akan informasikan perkembangan kasus ini pak".

"Baik, terima kasih untuk hari ini ya pak", ucapku.

Selama perjalanan pulang ke rumah, Gita tidak banyak berkata-kata, ia hanya menjawab seperlunya saja. Aku selalu merangkulnya dan menggenggam tangannya agar ia merasa lebih tenang.

Hari ini aku ijin tidak masuk kerja, aku hanya akan menghadiri pertemuan bisnis satu kali diluar kantor, lalu pulang ke rumah. Sesuai dengan saran dokter kemarin, Gita sebaiknya berkonsultasi dengan seorang psikolog. Jadi setelah aku meeting, aku akan kembali ke rumah menjemput Gita untuk sesi konseling pertamanya.

Saat Gita melakukan konseling aku hanya diperbolehkan menunggu diluar, setelah 1 1/2 jam menunggu, konselor itu memanggilku masuk.

"Pak Nino, sebaiknya ibu Gita tidak dibiarkan sendiri dulu, tetapi sebaiknya tetap melakukan kegiatan senormal mungkin, sebisanya".

"Kapan kira-kira istri saya bisa kembali ke kantor bu? Sebab saya harus ke kantornya meminta ijin tidak masuk dulu", tanyaku.

"Untuk sementara 3 hari dulu pak, saya akan bantu buatkan surat keterangannya untuk kantor".

"Baik terima kasih bu".

"Sama-sama pak, jadwal pertemuan selanjutnya 3 hari ke depan ya pak Nino".

"Baik bu terima kasih".

Seharian ini Gita melakukan aktivitas di rumah seperti biasanya, namun sama seperti kemarin, ia hanya akan berbicara jika ditanya itupun ia akan menjawab seperlunya saja. Sesampainya di rumah aku mengatakan kepada mama apa saran konselor itu.

"Kalau begitu, besok mama ajak makan siang diluar aja sambil jalan-jalan No", ucap mama.

"Terima kasih ma".

Malam harinya Gita terbangun karena mimpi buruk, aku mengetahuinya karena Gita menangis disampingku saat terbangun. Aku menenangkannya dengan cara memeluknya dalam dekapanku, aku juga membelai rambutnya sampai ia tertidur kembali.

Keesokan harinya aku kembali ke kantor, berharap jalan-jalan mama dan Gita hari ini akan membuat Gita lebih baik.

Menurut mama Gita sudah lebih baik dari kemarin, ia sudah bisa tersenyum dan mau bercerita lebih banyak dari kemarin.

Di hari ketiga aku bertanya kepada Gita,

"Git apa kamu mau menemaniku di kantor seharian ini?".

"Ok No", jawab Gita singkat.

Gita ikut ke kantor bersamaku dari pagi, saat jam makan siang aku membawanya ke restoran favoritnya, lalu menemui konselor untuk sesi konseling yang ke 2. Kali ini konselor hanya berkata Gita sudah membaik dan mengingatkan untuk pertemuan berikutnya. Kami berpamitan dengan konselor itu, Gita ikut denganku kembali ke kantor sebentar setelah itu pulang ke rumah.

Saat makan malam, Gita berkata kepadaku dan mama, kalau ia akan kembali bekerja besok pagi.

"Apa kamu sungguh bisa bekerja Nak?", tanya mama.

"Iya ma, aku sudah merasa lebih baik", kemudian Gita memandangku, seakan meminta pendapatku.

"Baiklah Git, aku akan mengantar jemputmu besok ya", ucapku sambil menggenggam tangan Gita.

Jika Gita memilih untuk bekerja kembali, maka aku akan mendukungnya, mungkin dengan bekerja ia akan lebih cepat menerima kejadian buruk itu, lalu melupakannya, dan aku berharap dengan itu keadaan mentalnya akan menjadi lebih baik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!