Bagaimana perasaanmu jika kamu di madu di saat pernikahanmu baru berumur sepekan? Itu yang aku alami, aku di madu, suamiku menikahi kekasihnya yang teramat di cinta olehnya.
Aku tak pernah dianggap istri olehnya, meski aku istri pertamanya. Namun cintanya hanya untuk istri keduanya
Aku menjalani pernikahan ini dengan begitu berat. mungkin ini cara ku untuk membalas kebaikan pada Ayah Mas Alan, beliau begitu baik membiayai kuliahku selalu menjaga dan melindungiku setelah Ayah dan Ibuku meninggal saat diriku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Aku tak habis pikir jika kisah hidupku akan serumit ini, di tinggal orang tua, menikah pun di madu. Sungguh tragis kisah hidupku.
Hingga akhirnya Ayah sangat membenci Mas Alan setelah tahu kelakuan anaknya, dan Ayah membawaku pergi jauh dari kehidupan Mas Alan dan Maduku setelah aku dan Mas Alan bercerai.
Cerita ini karena terinspirasi tapi bukan plagiat! Bacalah, dan temukan perbedaannya🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda W.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35. Keputusan 2
Malam hari setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Ini waktunya Nia memberi tahu keputusannya kepada semua yang ada di ruangan itu. Suasana di ruangan itu terlihat tegang, apa lagi Alan. Dia sangat penasaran keputusan apa yang akan Nia katakan.
"apa kamu sudah siap Nak?" tanya Pak Ilham lembut. Nia menarik nafasnya dengan dalam, lalu ia keluarkan perlahan.
"Nia sudah siap Yah!" jawab Nia yakin. Kini dia tersenyum pada Pak Ilham, walau hatinya begitu pilu.
"baiklah, apa keputusanmu untuk pernikahan poligami yang tidak ada keadilan ini Nak?" tanya Pak Ilham. Beliau berharap, keputusan Nia ini adalah yang terbaik untuk diri Nia sendiri.
"sebelumnya aku minta maaf pada Ayah, jika Nia tidak bisa menjadi anak yang baik untuk Ayah. Nia tidak bisa menjadi menantu yang Ayah inginkan. Dan aku juga minta maaf padamu Mas Alan," ucap Nia dengan melihat ke arah Alan.
"maaf jika aku tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu. Maaf jika selama ini aku banyak kekurangannya dan tidak pernah bisa menyenangkan hatimu!"
"deggg...," Alan menatap pilu pada gadis ayu itu. "tidak pernah menyenangkan hatiku , apa itu tidaklah terbalik!" gumam Alan dalam hati.
"maaf jika aku tidak pernah jadi istri penurut, dan maaf kemarin pergi dari rumah tanpa pamit. Semua itu aku lakukan agar kamu bisa bahagia dengan cintamu tanpa ada aku!" ucap Nia menahan air mata.
"dan untukmu La, aku minta maaf. Jika aku sudah sempat memisahkan cinta kalian, maaf jika aku masuk di tengah tengah kalian. Maaf jika aku sudah menjadi orang ke tiga di hubungan kalian. Dan semua kata kata maafku tidaklah cukup membayar semua kesalahanku terhadap kalian, masih banyak kesalahanku padami dan Mas Alan,"
"kamu tidak salah Nia, Aku...," ucapannya terpotong oleh Pak Ilham.
"tidak ada yang menyuruhmu bicara, dan diamlah!" ucap Pak Ilham dengan suara berat.
"teruskan Nak," begitu manis cara bicara Pak Ilham pada Nia.
"aku sudah memikirkan semua ini jauh jauh hari sebelum Ayah mengetahui semua ini. Aku berharap ini adalah yang terbaik untuk kita bertiga," Nia tunjukan kata kata itu untuk dia Lala dan Alan.
"termasuk yang terbaik untuk diriku sendiri. Aku tidak bisa meneruskan pernikahan ini, dan aku tidak bisa terus terusan menjadi orang ketiga untuk kalian. Aku dulu berharap kamu bisa mencintaiku Mas, tapi setelah melihat cintamu yang begitu besar pada Lala. Harapan itu sirna begitu saja, dan aku ingin kita berpisah!" ucap Nia tegar. Dia mengatakan semua itu dengan menahan rasa sakit di dadanya, cinta yang tak terbalas oleh suaminya.
"maksut kamu apa berpisah?" tanya Alan dengan nada tinggi.
"berhenti kau membentak anakku!" tegas Pak Ilham pada Alan.
"aku dan kamu memanglah harus berpisah, aku ingin kamu talak aku Mas!" ucap Nia. Alan terkejut, entah mengapa Alan merasakan sakit mendengar kata talak dari Nia.
"Ayah sudah tahu semuanya, dan sudah tidak ada alasan lagi untuk aku mempertahankan pernikahan ini. Aku sudah cukup bahagia melihat Ayah baik baik saja dan beliau menerima keputusanku!" imbuh Nia.
Lala menangis mendengar kata kata Nia, dia kagum dengan seorang Nia yang kuat dan tegar. Pak Ilham dan Lena merasa lega karena Nia sudah tegar mangatakan semuanya.
"aku tidak bisa berpisah dengan Nia, aku harus mencari cara agar aku dan dia tidak berpisah!" gumam Alan dalam hati. Bagaimana bisa Alan tidak ingin bercerai dengan Nia, sedang dirinya tidak pernah menunjukan cinta pada Nia.
"jika Nia ingin berpisah dengan Mas Alan, aku juga ingin berpisah dengan Mas Alan!" ucap Lala. Nia terkejut melihatnya, madunya juga ingin berpisah dengan Alan.
"Lala, apa yang kamu katakan...," pekik Nia. Dia tak habis pikir dengan kata kata madunya itu.
"Nia aku tidak bisa bertahan dengan Mas Alan tanpa kamu!" ucap Lala. Membuat Nia semakin bingung pada sikap Lala.
"apa maksutmu tidak bisa bertahan tanpa aku. Apa kamu senang melihatku menderita? Apa kamu senang melihatku di acuhkan oleh Mas Lan. Aku tak habis pikir denganmu La, kenapa kamu bisa setega itu padaku." ucap Nia. Air mata yang tertahan di pelupuk mata, kini meluncur bebas.
"bukan begitu Nia, aku yakin jika Mas Alan mulai mencintaimu Nia. Namun egonya terlalu tinggi untuk mengakui itu!" ucap Lala jujur. Dia melihat ada cinta di mata Alan untuk Nia, namun Alan tak pernah menunjukannya.
"cinta? Cinta atau tidak, aku tetap ingin berpisah dengan Mas Alan. Aku harap kalian bisa mengerti perasaanku!" ucap Nia di iringi derai air matanya.
Lena dan Pak Ilham yang tak tega melihat Nia menangis. Akhirnya menghampiri Nia, dan memeluk Nia.
"kamu harus kuat Nak, ikuti kata hatimu!" ucap Pak Ilham pilu.
"Nia, kamu harus tegar. Aku yakin apa pun keputusanmu, itu pasti terbaik untukmu!" ucap Lena. Kini dia mendukung keputusan sahabatnya itu, rencana konyol yang dulu dia rencanakan kini dia lupakan.
krn lala wujud iblis berbentuk manusia.
lala sudah menghancurkan pernikahan nia dan alan.