Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Di Undang
Elea berdiri diam di dekat jendela kamarnya yang sempit. Matanya yang jernih menatap takjub pada bintang-bintang yang bertebaran di langit malam ini. Cerah, itu yang dia pikirkan. Namun sayang nasib hidupnya tidak secerah bintang-bintang itu.
"Tuhan, kenapa kau memberiku nasib seperti ini? Sebesar apa kesalahan yang pernah aku lakukan di masa lalu sampai aku harus menanggung beban hidup yang begitu berat? Tuhan, tidak adakah kesempatan untuk aku memperbaiki nasib ini? Aku ingin bahagia. Aku juga ingin hidup layak seperti orang-orang. Bisakah?",.
Sebutir airmata lolos dari sudut mata Elea. Dia sangat sedih jika memikirkan nasib hidupnya yang begitu berliku. Sejak kecil Elea selalu di perlakuan dengan seenaknya oleh semua orang. Bahkan sejak sekolah dasar Elea sudah terbiasa mencari uang sendiri untuk membeli semua kebutuhannya. Dia memulung botol bekas, menjadi penjual asongan yang harus berakhir di kantor polisi, juga pernah menjadi buruh cuci piring di sebuah rumah makan kecil hanya untuk sesuap nasi. Ibu panti tempatnya tinggal tidak pernah mempedulikan apa yang dia lakukan. Mereka seperti menutup mata akan kesengsaraan yang dia jalani.
"Ayah,Ibu, kenapa kalian melahirkan aku kalau hanya untuk mendatangkan kesedihan seperti ini? Apa salahku sampai kalian tega membuangku? Tidakkah kalian merasa sesak saat aku sedang menahan rasa lapar dan di hina oleh semua orang? Dimana hati nurani kalian? Kesalahan apa yang telah aku lakukan sampai kalian membalasku seperti ini?".
Hening. Hanya terdengar bunyi gemerisik dedaunan yang tertiup angin.
"Hiksss..... Hikssss.... ",.
Elea tak kuasa untuk menahan tangisannya. Setiap kali dia merenungkan nasib hidupnya dia pasti akan selalu menangis seperti ini. Elea sangat ingin memiliki sandaran. Dia sangat ingin memiliki seseorang yang mau mendengarkan semua keluh kesahnya. Tapi siapa? Tidak ada satu orangpun yang bersedia untuk menjadi sandarannya. Jangankan untuk menjadi sandaran, mendekatpun orang-orang tidak ada yang sudi.
"Hiksss.... Ayah.... Ibu...Tolong aku",.
Tokk,tokk,tokk
Tangisan Elea terhenti saat ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dia terdiam lama sebelum akhirnya berjalan kearah pintu.
"Siapa yang bertamu malam-malam begini? Tidak mungkin ibu pemilik kontrakan karena ini kan belum jatuh tempo. Teman juga tidak mungkin. Apa iya perampok? Tapi apa yang mau dia rampok di kamar ini?" gumam Elea berkata-kata sendiri sambil memegang knop pintu.
Suara ketukan kembali terdengar saat Elea sedang asik bermain dengan pikirannya. Tak ingin membuat tamu tak di undang ini menunggu lebih lama, akhirnya Elea membuka pintu. Matanya terbelalak lebar begitu dia melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya.
"B,bos, apa benar ini kau?" tanya Elea syok.
Gabrielle mengangguk. Senyum manis langsung terbit di bibir tipisnya melihat wajah imut Elea yang sedang menatapnya tak berkedip.
'Astaga, jenis ekpresi kaget macam ini. Lucu sekali. Aku jadi ingin menculiknya dan membawanya pulang ke rumah sekarang juga!',.
Gemas melihat Elea yang terus menatapnya, Gabrielle memutuskan untuk menerobos masuk ke dalam kamar. Dia tertegun begitu melihat keadaan kamar yang di tempati oleh gadis kecilnya.
"Elea, apa kau yakin tinggal di tempat seperti ini?".
Jika tadi Elea yang syok melihat kedatangannya, sekarang giliran Gabrielle yang di buat syok dengan penampakan kamar yang lebih cocok di sebut gudang. Kamar ini sangat sempit dan hanya ada kasur tipis yang sudah sangat usang tergeletak di lantai yang sudah retak di sana-sini.
Elea mengerjapkan matanya kaget saat bosnya bertanya seperti itu. Dia baru sadar kalau bosnya ternyata sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Emmm bos, kenapa kau masuk ke kamarku? Aku kan belum menyuruhmu masuk!" tanya Elea setelah berdiri di sebelah tubuh bosnya yang menjulang tinggi.
"Aku tidak perlu izinmu untuk masuk ke dalam gudang ini" jawab Gabrielle sambil menatap miris kearah tumpukan pakaian yang tersusun rapi di dalam sebuah kotak mie instan.
"Eyyy, kau ini bos. Ini bukan gudang, tapi ini tempat tinggalku. Kamar ini memang kecil, tapi harganya sangat murah kok. Sesuai dengan isi dompetku!" ucap Elea tanpa merasa malu sedikitpun dengan keadaan kamar yang di tinggalinya.
Gabrielle menghembuskan nafas kasar. Dia lalu menundukkan kepala saat ingin menatap wajah Elea. Matanya membulat lebar mendapati luka robek di bibir mungil gadis kecilnya. Emosinya meluap.
"Siapa yang melukaimu emmm?" tanya Gabrielle sambil menekan suaranya.
Tangan Elea bergerak memegang bibirnya yang terluka karena mendapat tamparan dari Levi, wanita yang kini resmi menjadi teman pertamanya.
"Oh, ini hanya salah paham bos!" jawab Elea sembari menampilkan cengiran lucu.
Gabrielle terhenyak. Bisa-bisanya gadis kecilnya ini mengatakan kalau luka itu hanya kesalah pahaman saja. Gabrielle tidak bisa menerimanya.
"Katakan padaku siapa yang melakukannya!" ucap Gabrielle sambil mengusap bekas luka di bibir Elea.
Dada Elea berdesir saat tangan bosnya menyentuh bibirnya yang terluka.
"Elea?" panggil Gabrielle pelan.
Bulu kuduk Elea berdiri mendengar panggilan pelan bosnya yang entah kenapa terdengar sedikit mengerikan.
"Ya bos",.
"Siapa?".
"Ini benar-benar hanya salah paham bos. Kak Levi tidak sengaja menamparku karena berfikir aku sudah mengatakan sesuatu yang buruk pada Tuan Muda Gabrielle. Tapi karena kesalahpahaman ini akhirnya aku memiliki seorang teman untuk yang pertama kalinya dalam hidupku!" jawab Elea sembari tersenyum bahagia.
Gabrielle terpaku melihat kebahagiaan di wajah Elea. Hanya karena memiliki seorang teman gadis kecilnya ini bisa terlihat begitu senang. Dan apa itu tadi? Elea menyebutkan namanya tanpa tau kalau dialah pemilik nama tersebut. Polos atau bodoh sebenarnya gadis ini.
'Sesederhana inikah kebahagiaanmu Elea? Kau sangat senang memiliki teman yang jelas-jelas sudah menyakitimu. Haruskah aku merasa bangga untuk kebaikanmu?',.
"Siapa Levi?" tanya Gabrielle sambil menyelipkan rambut Elea ke belakang telinganya.
Elea sama sekali tidak merasa terganggu dengan perbuatan bosnya. Dia malah merasa seperti mendapatkan perhatian dari seorang kakak.
"Dia wanita yang menyiramku dengan teh panas saat di restoran bos!" jawab Elea jujur.
Rahang Gabrielle mengerat.
"Dan setelah itu dia masih berani menamparmu?",.
Elea mengangguk.
"Tapi setelah menamparku Kak Levi membawaku ke rumah sakit karena tidak menemukan apotik yang masih buka. Dia juga membelikan aku banyak makanan bos. Tapi sekarang semua makanan itu sudah habis!" jawab Elea sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
Gabrielle tidak tahu harus tertawa atau menangis mendengar perkataan polos Elea. Kepolosan yang di miliki oleh gadis kecilnya sedikit sulit di jangkau oleh otak cerdasnya.
"Kau sudah makan?" tanya Gabrielle mengalihkan pembicaraan.
"Sudah bos",.
"Apa yang kau makan?".
Lagi-lagi Elea merasa senang saat bosnya merapikan rambut yang menutupi wajahnya karena tertiup angin.
"Nasi dan telur goreng" jawab Elea jujur.
Gabrielle memejamkan mata kemudian menghembuskan nafasnya pelan. Entah bagaimana rasa dari makanan yang di makan oleh gadis kecilnya ini.
"Ayo ikut aku!".
"Kemana bos?" tanya Elea bingung.
"Ke rumahku. Disana banyak makanan enak yang bisa kau nikmati sepuasnya. Gratis!" jawab Gabrielle.
Mata Elea langsung berbinar terang begitu dia mendengar kata-kata gratis. Dia kemudian menggigit bibir bawahnya ragu.
'Tolong jangan menggigit bibir di depanku Elea. Tindakanmu itu membuat juniorku mengamuk!',.
"Tapi bos, ini sudah malam. Bagaimana nanti kalau orangtuamu marah karena aku makan di rumahmu?" tanya Elea khawatir.
Gabrielle tergelak.
"Aku tinggal seorang diri Elea. Ayah dan ibuku memiliki rumah sendiri" jawab Gabrielle dengan sangat sabar.
Elea mengangguk-anggukkan kepala. Kehidupan orang-orang kaya memang sangat menakjubkan. Antara anak dan orangtua bisa dengan nyaman tinggal di rumah mereka masing-masing. Elea jadi iri mendengarnya.
"Ayo!" ajak Gabrielle yang melihat gadis kecilnya malah asik melamun di dalam pikirannya.
"Sebentar bos. Aku mau mengambil jaket di jemuran dulu!" ucap Elea.
Gabrielle menahan lengan kecil Elea yang ingin berlari pergi.
"Tidak perlu. Aku akan membelikanmu jaket yang baru di jalan nanti!".
Kening Elea mengerut. Dia sedikit curiga.
"Apa kau akan memotong gajiku untuk membeli jaket itu bos? Kalau seperti itu aku tidak mau. Aku lebih baik memakai jaketku yang lama saja!" ucap Elea.
Mata Gabrielle terpejam. Gadis ini. Entah apa yang ada di dalam otaknya sampai bisa berfikir kalau dia akan memotong gajinya yang tidak seberapa itu hanya untuk sebuah jaket yang bahkan bisa dia beli bersamaan dengan pabriknya.
"Elea, apa aku terlihat sangat miskin di matamu?" tanya Gabrielle berusaha untuk tetap sabar menghadapi kepolosan gadis kecilnya ini.
Elea menggeleng.
"Kau sangat kaya bos. Itulah kenapa kau bisa menjadi seorang bos",.
"Bagus. Sekarang ayo cepat pergi dan jangan banyak bicara lagi!".
Gabrielle menggenggam tangan kurus Elea kemudian menariknya keluar. Dia hampir saja berteriak emosi saat Elea melepaskan tangannya hanya untuk mengunci pintu kamar yang tidak ada satupun barang berharga di dalamnya.
"Takut ada maling bos. Heehee..!",.
Bolehkah Gabrielle meloncat dari atas gedung?.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSS..
LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA
🌻IG: nini_rifani
🌻FB: Nini Lup'ss
🌻WA: 0857-5844-6308
ga tau diri