NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:66.3k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

 Keduanya berjalan di area club, dan bertemu dengan beberapa pemuda mabuk yang mengganggu mereka. Namun, tak keduanya hiraukan sebab itu tak penting.

 "Jijik sekali, ya ampun aku tak akan masuk ke club ini lagi," gerutu Arzhela, dia memang sikat party tapi club yang ia pilih itu berbintang dan bukan tepat seperti sekarang ini.

  "Aku akan mentraktir kamu dan yang lain lagi nanti," kata Cassia.

   "Janji?"

   "Iya, sudah ay-

  Cassia berteriak keras saat seseorang menarik ia Kelorong gelap yang membuat Arzhela juga terkejut.

  "Hey! Siapa kamu?" seru Arzhela, suaranya keras. Namun, tak akan terdengar sebab suara di club itu begitu nyaring.

  "Ikut aku!"

  Arzhela memberontak dan wajahnya mendelik saat melihat Giovano yang mendadak ada disana.

  "Vano? Kau?" tunjuk Arzhela.

Di sisi lain,

    Cassia memberontak dengan sekuat tenaga, berusaha melepaskan genggaman kuat yang mencengkeram lengannya. "Lepaskan! Kamu siapa?!" teriaknya penuh kepanikan, suara bergetar menembus udara malam. 

  Dax menghentikan langkahnya, lalu mendorong Cassia ke dinding dengan kasar. Matanya membara, penuh amarah yang membekas dalam tatapan tajam itu. 

 "Cassia, Apa yang kamu lakukan di sini?" Suara seraknya yang tegas menghantam telinganya seperti palu godam, menusuk hingga ke tulang. 

  "Dax?" Ia memanggil, suaranya bergetar saat matanya membesar karena terkejut. 'Sial, kenapa harus ketemu dia sekarang?' getar kecemasan menyelubungi hatinya. 

  Dengan ekspresi penuh kesal, Cassia mendorong Dax sekuat tenaga, menampakkan keberaniannya meski hatinya bergejolak. "Terserah aku! Apa urusanmu?!" balasnya sinis.

  Tangan Dax mengepal hingga urat-uratnya menonjol, napasnya memburu. "Kamu tunanganku." Suaranya bergetar, mengandung kemarahan yang dalam. 

  Jari telunjuk Cassia menunjuk tajam ke wajah Dax, mata menyala penuh tantangan. "Sejak kapan aku jadi tunanganmu? Sudahlah, aku mau pulang."

  Sebelum langkah Cassia benar-benar menjauh, tangan Dax tiba-tiba mencengkeram kembali pergelangan tangannya dengan erat.

  Suaranya serak, hampir berbisik, hanya dapat di dengar oleh mereka berdua, “Apa kamu ke sini... karena Nafisha?” 

   Tubuh Cassia membeku, darahnya berdesir kencang. Bagaimana mungkin dia tahu segalanya? Apakah Dax juga terjebak dalam lingkaran waktu yang sama? Pikiran itu menghantui, tapi ia segera menepisnya. Tak mungkin.

  Namun, di balik tatapan tajam Dax, tersembunyi rahasia yang lebih dalam dari yang Cassia duga. Pertarungan sunyi di antara mereka belum usai.

...****************...

  Di Club

Kamar VIP No. 2, setelah masuk ke dalam kamar Nafisha tiba-tiba menarik tangan pria itu dengan sengaja, senyumnya berubah dari polos menjadi penuh tipu daya. Tatapannya yang dulu lugu kini berubah menjadi api penggoda yang membara, membuat udara di sekitar mereka terasa makin panas.

  Sebelum itu dia membuka laci yang ada di samping ranjang, dan meminum obat kontrasepsi itu. Lalu dengan gerakan cepat, dia mendorong pria itu ke atas ranjang, tubuhnya mengikuti langkah berani itu tanpa ragu.

  Tangannya mulai merayap, menjelajah setiap lekuk dan sudut tubuh pria itu, seperti ingin mengukir kenangan yang tak mudah dilupakan.

  “Kita langsung ke inti, atau mau bermain-main sedikit dulu?” bisiknya serak, suara mengalun menggoda penuh janji.

  Jari-jemarinya lembut menyapu wajah pria itu, lalu dengan sengaja, Nafisha mendekatkan wajahnya, membiarkan napasnya menyentuh kulit pria itu sebuah tantangan tanpa kata, namun penuh arti.

  Pria itu menyunggingkan senyum penuh tipu daya, jarinya mencubit lembut hidung Nafisha. "Kamu benar-benar nakal, ya."

  Nafisha membalas dengan perlahan menundukkan wajahnya, mengendus harum di leher pria itu, menikmati setiap detik yang berdenyut.

  Tubuh pria itu bergetar, hasratnya membuncah seperti api yang terus membakar. ularnya berdiri tegak, siap meluncur memburu mangsa. 

  Dengan gerakan tiba-tiba dan penuh kendali, dia membalikkan tubuh Nafisha di bawah Kungkungannya. 

  Permainan dimulai, deru napas mereka menggema saling bersahutan, meracik panas menjadi badai tak terelakkan. 

  Desahan mereka berubah menjadi melodi liar yang membakar setiap sudut kamar, sementara baju-baju tercecer liar di lantai, diikuti oleh denting kulit yang bertemu, menggetarkan jiwa dan raga.

 Malam itu menjadi malam yang panjang, dan malam yang tak akan bisa di lupakan oleh nafisha.

...****************...

  Keadaan kembali normal, malam kelam itu sudah berakhir dan di ganti dengan siang yang cerah. Namun, agak dingin.

  "Sepertinya salju akan turun lebih awal tahun ini," gumam Cassia, dia sedang menghabiskan paginya untuk duduk santai di balkon kamar. Dengan di temani segelas coklat hangat dan Cookies hangat buatan sang Mama.

  Dengan merapatkan sweater rajut berwarna caramel itu untuk menghalau dingin pada tubuhnya.

  "Kamu tidak ke sekolah?" seruan itu terdengar. Cassia mencari sumber suara dan menemukan sang Kakak baru saja selesai berenang.

  "Dia berenang pagi-pagi? Memang aneh," gerutunya tak habis pikir.

  "CASSIA!" teriakan menggema dan itu membuat Cassia terkejut. Ia melongokan wajahnya ke bawah tepat di mana Vladimir berdiri.

  "Berangkat, kenapa? Kamu mau menumpang pada mobil baruku?" tanya Cassia sombong.

  "Siapa juga? Geer, aku hanya bertanya, kamu malah bersantai dan bukannya siap-siap! Kenapa? Apakah kembali ada masalah?" dari bawah, Vladimir bertanya. Kebetulan memang balkon kamar Cassia ada di dekat kolam

renang.

  "Masalah apa? Kakak juga kenapa malah berenang dan bukannya bersiap?" Cassia justru kembali membalik pertanyaan pada soaok Vladimir yang sedang mengeringkan rambutnya.

  "Terserah aku," jawab Vladimir cuek.

  "Kalau begitu itu jawaban yang sama dariku!" sinisnya, Cassia segera bangun dan langkahnya membawa dia masuk kedalam kamar meninggalkan Vladimir yang sebenarnya masih ingin bicara.

  Waktu terus bergulir dan sekarang Cassia sudah berada di sekolah tentu bersama sahabat-sahabatnya itu.

  "Aku punya gosip," seruan itu menghentikan langkah mereka.

  "Apa, Ara?" tanya Rose.

  "Kalian tahu sekolah yang berada di jalan ×××?" Mutiara memberikan pertanyaan yang membuat para sahabatnya kebingungan.

  "Iya, memang ada apa?" Arzhela ingin tahu gosip dari sekolah yang sejak dulu selalu memiliki beberapa masalah dengan murid lain. Untung saja mereka tak pernah membuat masalah dengan YHS.

  "Kabarnya ada balapan liar dan beberapa murid tertangkap, kabarnya mereka dikeluarkan sebab sudah sering kali melanggar peraturan!" jelas Mutiara menggebu-gebu.

  "What? Kamu serius? Ini gosip menyenangkan," seru Arzhela dengan wajah bangga.

  "Iya, aku memiliki teman di sana dan ya mereka bilang ada tiga murid laki-laki dan dua murid perempuan yang di keluarkan."

  Mereka mengangguk, dan Mutiara terus saja menjelaskan tentang ini, sedangkan Cassia merasa itu bukanlah hal yang mengagetkan. Sebab dirinya tahu mereka akan pindah ke YHS sebab salah satunya adalah orang yang ia tunggu.

  'Veronica Samantha?' batin Cassia dengan seulas senyum tipis.

  Mereka akhirnya memutuskan untuk segera ke gedung sekolah. Sebab tak baik jika terlambat karena hari ini akan ada pengumuman tentang pesta yang di adakan setiap tahun Sekolah elit itu.

1
Rossy Annabelle
aaaahhhh tak sabar menunggu,,bakal seru nih🥳
aku
dan juga ada saya yg menunggu up selanjutnya 😁😁😁
Sribundanya Gifran
lanjut thor
MataPanda?_
𝘀𝗲𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝘀𝗲𝗿𝘂 𝗸𝗮𝗸..𝘀𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝘁𝗿𝘂𝘀 𝗸𝗮𝗸.😀
Sri hari Jeni
critanya bgus kak
Ziah Salsabilah
lnjuttttttt thorrrr
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut
No Nong
up yg rajin Thor, MaaSyaaAllah suka bagatt sama cerita nya,bikin semangat baca
Senjaku02: siap🫡
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
Ziah Salsabilah
lanjutkan thorrrrrr
Moh Rifti
up
MataPanda?_
lanjut kak seru banyak"up y semangat😀
Sribundanya Gifran
lanjut
Rohimah
terlalu drama panjang,,
Sribundanya Gifran
lanjut
kriwil
kira in dax dan vladimir itu ga satu geng sama darian
Moh Rifti
next
Sribundanya Gifran
lanjut
Rossy Annabelle
iiih si ulet bulu mau ngikut pangeran woy,GX tau malu bngt sumpah😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!