Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 18
Lembah Angin Puyuh bukan sekadar nama kiasan. Angin di sini bertiup konstan dengan kecepatan tinggi, membawa butiran pasir yang menggesek kulit seperti amplas kasar.
Shi Hao melangkah hati-hati melewati bebatuan tajam. Matanya memindai sekeliling.
'Angin jenis ini mengandung elemen pemotong. Pola erosi pada batu menunjukkan angin terkuat muncul setiap tiga puluh menit.'
Sudah satu jam ia mencari targetnya, tapi anehnya, lembah ini sepi. Seharusnya tempat ini dipenuhi Serigala Angin yang berburu dalam kawanan.
KRESEK.
Telinga Shi Hao berkedut. Suara itu bukan dari angin.
Dari balik bukit batu di depannya, seekor serigala raksasa setinggi dua meter melompat keluar. Bulunya abu-abu kusam, tapi matanya... matanya merah menyala dan mengeluarkan asap hitam tipis.
Raja Serigala Angin (Wind Wolf King).
Tapi ada yang salah. Mulutnya berbusa, dan otot-ototnya membengkak tidak wajar.
"GRRRAAAA!"
Serigala itu tidak melolong, melainkan meraung gila. Tanpa aba-aba, ia menerjang Shi Hao dengan kecepatan yang meninggalkan bayangan.
"Cepat!"
Shi Hao bereaksi secara insting.
Langkah Kilat Hampa (Void Flash Step)!
Tubuh Shi Hao bergeser satu meter ke samping, menyisakan bayangan residu di tempat semula.
SLAASH!
Cakar serigala itu merobek bayangan Shi Hao dan menghancurkan batu granit di belakangnya menjadi bubuk.
'Kekuatannya... ini bukan Tingkat 2 Awal lagi. Ini sudah mendekati Tingkat 2 Puncak! Setara dengan kultivator Foundation Establishment tingkat menengah!' batin Shi Hao kaget.
Serigala itu berbalik, membuka mulutnya, dan menembakkan puluhan bilah angin (Wind Blades) yang bercampur energi hitam.
Shi Hao tidak bisa menangkis energi hitam itu dengan pedang biasa.
"Sial, terpaksa."
Shi Hao melompat mundur, tangannya bergerak cepat membentuk segel tangan rumit yang muncul di ingatannya.
Teknik Naga Raungan Penggetar Jiwa!
Shi Hao menarik napas dalam, lalu berteriak keras. Bukan teriakan manusia, tapi raungan rendah yang meniru auman naga.
"ROAAR!"
Gelombang suara itu menghantam bilah-bilah angin, menghancurkannya di udara sebelum mengenainya.
Raja Serigala itu tersentak, tubuhnya kaku sesaat karena insting hewaninya ketakutan menghadapi aura predator puncak.
Celah satu detik. Itu sudah cukup bagi Shi Hao.
Shi Hao melesat maju. Pedang besi biasa di tangannya dialiri Qi emas yang padat.
"Tebasan Pemenggal !"
CRASS!
Kepala serigala itu terpisah dari tubuhnya. Darah hitam muncrat membasahi tanah kering lembah.
Shi Hao mendarat dengan napas sedikit memburu. "Hampir saja. Kalau aku telat sedetik, energi korosif itu akan melelehkan kulitku."
Ia berjongkok untuk membedah bangkai itu. Saat ia mengeluarkan Inti Monster (Monster Core) dari dada serigala, keningnya berkerut dalam.
Inti itu seharusnya berwarna hijau jernih (Elemen Angin). Tapi yang ia pegang berwarna hijau keruh dengan urat-urat merah darah yang berdenyut.
"Ini bukan bentuk alami," Shi Hao memicingkan mata, menganalisis dengan pengetahuan 'dunia modern' dan 'dunia kultivasi' sekaligus. "Ini rekayasa genetika... atau dalam istilah dunia ini Pencemaran Alkimia Iblis."
Serigala ini sengaja dibuat gila.
Shi Hao menelusuri jejak kaki serigala itu. Jejaknya mengarah ke sebuah celah gua tersembunyi di ujung lembah yang tertutup semak belukar ilusi.
"Ada yang bermain api di halaman belakang Sekte Langit Abadi."
Shi Hao ragu sejenak. Tugasnya selesai, dia bisa pulang, ambil poin, dan tidur. Tapi rasa penasaran (dan insting bahaya) mendorongnya maju. Ia mengeluarkan topeng kayu Tian Zhu, memasangnya di wajah, dan mengaktifkan teknik penyembunyi napas.
Ia menyelinap masuk ke dalam gua.
Semakin dalam ia masuk, bau amis darah semakin menyengat.
Di ujung gua yang luas, Shi Hao bersembunyi di balik batu. Matanya terbelalak melihat pemandangan di bawah sana.
Sebuah kolam darah besar menggelegak di tengah gua. Di sekelilingnya, puluhan kerangkeng besi berisi berbagai jenis Spirit Beast yang sedang meraung kesakitan.
Tiga orang berjubah merah darah sedang menuangkan cairan hitam ke dalam kolam. Seragam mereka memiliki lambang tengkorak merah.
Sekte Iblis Merah.
Tapi yang membuat jantung Shi Hao berdegup kencang bukanlah mereka. Melainkan sosok keempat yang berdiri membelakangi Shi Hao, sedang berbicara dengan pemimpin Sekte Iblis itu.
Orang keempat itu mengenakan jubah putih Sekte Langit Abadi.
"Tuan Mo, kiriman bulan ini sudah siap," kata orang berjubah putih itu. Suaranya terdengar familiar. "Pil 'Gila Darah' ini bekerja sempurna pada serigala. Selanjutnya kita akan mencobanya pada manusia."
"Bagus," jawab pemimpin Sekte Iblis itu (bukan Mo Sha, tapi seorang Tetua tingkat menengah). "Tetua kami sangat senang dengan kerja sama ini. Jika rencana ini berhasil saat Turnamen Murid Baru nanti, Sekte Langit Abadi akan jatuh ke dalam kekacauan, dan kau akan mendapatkan posisi yang kau inginkan."
Pengkhianat! Ada pengkhianat di dalam sekte!
Dan target mereka adalah Turnamen Murid Baru bulan depan turnamen yang akan diikuti Shi Hao.
Orang berjubah putih itu berbalik sedikit. Shi Hao menahan napas. Ia melihat wajah samping orang itu.
Itu adalah Li Yan, Wakil Ketua Divisi Disiplin Sekte Langit Abadi! Orang yang terkenal tegas dan 'bersih'.
'Gila. Ini konspirasi tingkat tinggi. Mereka ingin mengubah murid-murid baru menjadi monster gila saat turnamen berlangsung?'
Shi Hao tahu ia tidak bisa melawan mereka semua. Tetua Sekte Iblis itu setidaknya Foundation Establishment, dan Li Yan juga setara.
Ia harus pergi dan melapor... atau menyabotase.
Mata Shi Hao tertuju pada tumpukan tong kayu di sudut gua, tempat bahan mentah "Pil Gila Darah" disimpan. Tong-tong itu ditandai dengan simbol Api.
Otak Shi Hao bekerja cepat. "Bahan dasar alkimia iblis biasanya tidak stabil. Jika dicampur dengan Bubuk Fosfor yang kutemukan di hutan tadi..."
Shi Hao mengambil kantong berisi serbuk sari bunga api (fosfor alami) yang ia kumpulkan iseng saat perjalanan.
Ia membungkus serbuk itu dengan daun, lalu mengikatnya pada sebuah batu kerikil.
"Maaf mengganggu pesta kalian," batin Shi Hao.
Ia menjentikkan kerikil itu.
Tik.
Kerikil itu melayang dalam sempurna, jatuh tepat ke dalam salah satu tong bahan peledak yang terbuka.
Hening dua detik.
Lalu...
BOOOOOOM!!!
Ledakan dahsyat mengguncang gua. Tong-tong itu meledak berantai. Api biru dan merah menyembur ke segala arah, membakar jubah para kultivator iblis dan menghancurkan kolam darah.
"APA YANG TERJADI?!" "SERANGAN MUSUH!" "AMANKAN PIL NYA!"
Kekacauan total. Asap tebal memenuhi gua.
Memanfaatkan momen itu, Shi Hao (sebagai Tian Zhu) melesat keluar gua secepat kilat.
"SIAPA DI SANA?!" Li Yan yang marah merasakan pergerakan Qi. Ia menembakkan jarum beracun ke arah bayangan Shi Hao.
Shi Hao tidak menoleh. Ia melempar bangkai Raja Serigala Angin yang ia simpan di Cincin Ruang ke belakang sebagai tameng.
Jleb! Jleb!
Jarum-jarum itu menancap di bangkai serigala. Shi Hao berhasil melompat keluar dari mulut gua dan menghilang ke dalam badai angin lembah.
Di dalam gua yang terbakar, Li Yan berdiri dengan wajah hitam legam.
"Seseorang melihat kita..." geramnya. "Cari dia! Dia pasti belum jauh! Jangan biarkan dia kembali ke sekte hidup-hidup!"
Shi Hao berlari tanpa henti hingga mencapai batas hutan aman. Ia melepas topengnya, mengganti jubahnya yang bau asap, dan kembali menjadi murid polos.
Napasnya terengah-engah, tapi matanya bersinar dingin.
"Turnamen bulan depan bukan sekadar ajang pamer kekuatan," gumam Shi Hao. "Itu akan menjadi tempat pembantaian."
Ia melihat Inti Monster yang tercemar di tangannya.
"Aku punya bukti. Tapi melapor ke Tetua Yun sekarang terlalu berisiko. Aku tidak tahu siapa lagi yang terlibat. Bisa saja Tetua Yun juga bagian dari ini."
Shi Hao menggenggam inti itu hingga retak.
"Aku harus menjadi lebih kuat. Tahap 12 tidak cukup. Aku harus mencapai Foundation Establishment Sempurna sebelum turnamen dimulai."
Shi Hao berjalan kembali ke sekte dengan beban rahasia besar di pundaknya. Misi pertamanya sukses, tapi ia justru membawa pulang bom waktu.
NEXT CHAPTER > Shi Hao kembali ke sekte. Ia menukarkan poin misi, memicu keributan karena berhasil menyelesaikan misi Tingkat A sendirian. Kemudian, ia mulai persiapan akhir ("training montage") menuju turnamen dengan sumber daya yang ia dapat.