Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha
" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel
Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DBW 4 Goyah
Di Batas Waktu (4)
"Sampai kapan aku harus berada di sini?", tanya seorang perempuan pada laki-laki di sampingnya yang sedang meminum kopi sambil melihat ke arah kaca. Melihat kota dari ketinggian.
" Kalau kamu siap bertemu dia, dan menjelaskan apa yang terjadi. Kau bebas untuk keluar dari apartemen ini". Jelas sang pria sambil menatap sang perempuan yg terlihat bosan berasa di dalam apartemen beberapa bulan ini.
" Atau kalau kau mau ikut pergi denganku ke kampung halaman keluargaku." tambahnya
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Tidak!", Jawab sang perempuan tegas. " Bagaimana bisa kau menyuruhku tinggal di desa!, Kesalnya.
" Ya, kalau di sana kau takkan terkurung seperti di sini", ucapnya santai.
" Huhh..", sang perempuan menghembuskan nafas dengan kasar.
" Kau tau sendiri, Sakha masih berusaha mencarimu. Kalau kau berani, temuilah dia dan katakan yang sebenarnya" sang pria menantang.
Ya, perempuan itu adalah Lisa. Lisa sebenarnya masih ada di kota yang sama dengan Sakha. Hanya saja ia bersembunyi di apartemen milik sang pria. Saat ini, Lisa tengah mengandung anak dari pria yang selalu menemaninya selama di apartemen.
Ketika mengetahui dirinya berbadan dua, Lisa sebenarnya berniat untuk menggugurkan kandungannya. Namun itu urung di lakukan karena ketakutan akan rasa sakit dan juga kematian yang akan menimpanya. Bukan karena takut akan dosa yang telah ia perbuat.
" Kalau saja kau tidak lupa memakai pengaman, aku takkan seperti ini", Lisa kesal karena pada hari itu mereka melakukan hubungan tanpa pengaman.
" Kita sama - sama tidak sadar karena pengaruh alkohol. Mana ingat hal seperti itu", sang pria mendengus." Sudahlah, bukankah kita sama-sama menikmatinya", tersenyum karena tiba-tiba mengingat malam yang luar biasa itu. " Lagipula aku sudah bilang, aku akan mengambil anak itu dan kau bebas bersenang-senang seperti biasa setelah kau melahirkannya anak itu" tambahnya.
" Ya, kau memang harus melakukannya. Aku tidak mau kesenanganku hilang karena memiliki anak ini". Lisa tiba-tiba geram karena kesenangannya harus berhenti selama masa kehamilan. Sekarang, ia tidak bisa bebas bepergian kemanapun apalagi perutnya semakin membuncit karena kandungannya yang sudah memasuki bulan ke lima.
Saat kehamilannya belum terlalu terlihat, Lisa masih bebas melakukan apapun yang ia mau. Bahkan masih bisa jalan dengan sang kekasih, Sakha. Laki-laki yang tulus padanya. Bahkan selalu menjaganya layaknya seorang ratu.
Namun, walaupun sudah di perlakukan sedemikian rupa baiknya, Lisa tetap tak puas. Sakha tidak mau melakukan kontak fisik lebih selain berpegang tangan dan ciuman di pipi. Sementara Lisa yang terbiasa dengan pergaulan bebasnya, tidak puas dengan itu semua. Belum lagi, Sakha tidak mampu memberikan kemewahan yang ia harapkan.
Akhirnya, ia memilih jalan lain. Jalan yang membuatnya bisa menghapuskan dahaganya akan sesuatu namun ia pun mendapat materi yang berlimpah. Salah satu orang yang menggunakan jasanya adalah orang yang kini ada di sampingnya.
Lalu, bagaimana Lisa yakin orang itu adalah ayah biologis dari anak yang di kandungannya? Karena hanya laki-laki itu yang pernah melakukan hubungan tanpa pengaman dengannya.
" Kenapa kau menolak menikah denganku? Aku tampan, hartaku banyak. Kemewahan yang kau mau bisa aku berikan?", tanyanya dengan percaya diri.
"Haish,, lagi-lagi kau mengungkit itu!", Lisa kesal. "Sudah ku bilang, aku tidak suka di ikat dengan ikatan pernikahan. Aku ingin bebas seperti sekarang. Tanpa ada yang mengklaim aku milik siapa. Aku bebas mau melakukan apapun dengan siapapun!", terangnya.
"Lalu hubungan seperti apa yang jadi tujuamu dengan Sakha. Kau pacaran dengannya, artinya kau miliknya ", sang pria mendengus.
" Entahlah, rasanya kesenangan tersendiri saat orang melihat bahwa akulah wanita yang bisa membuat laki-laki tak tersentuh itu bertekuk lutut ", sombongnya.
Sakha memang tipe laki-laki yang tidak mudah untuk menyukai lawan jenis. Jika ada yang berusaha mendekatinya, ia akan berusaha menghindar dengan berbagai cara.
" Lalu kau akan terus menghindar jika dia mengajakmu menikah?", tanyanya.
" Aku selalu berhasil membuatnya untuk tidak memaksakan ku menikah dengannya", lagi-lagi Lisa merasa bisa mengendalikan Sakha yang dalam pandangannya sudah cinta mati padanya.
" Kau yakin dia tidak akan berpaling selama kau kabur darinya?"
" Tidak mungkin!", jawabnya percaya diri.
"Kita lihat aja nanti!", Sang pria tersenyum mengejek.
"Ada apa dengan senyuman jelekmu itu?!", Lisa kesal merasa di remehkan.
" Kalau saja kau tahu, seperti apa istri dari kekasihmu itu, aku tak akan seyakin dirimu!", lagi-lagi di iringi senyum mengejek .
" Tak akan ada yg bisa membuatnya berpaling dariku. Aku yakin Sakha tidak akan mau menyentuh orang yang tidak dicintainya "
" Lalu, kenapa kau tidak juga di sentuhnya ? Bukankah kau orang yang dia cintai oleh Sakha?", sang pria mendelik.
Jlebb
" Sakha tidak berani menyentuhmu lebih selain pegangan tangan dan ciuman di pipi karena dia tidak ingin melakukannya sebelum kau dan dia sah menjadi suami istri. Lalu saat dia memiliki seorang istri yang halal untuk dia sentuh kau yakin dia takkan melakukannya?" sang pria mulai jengah.
" Tapi, Sakha tidak mencintainya. Dia hanya mencintaiku", lagi-lagi Lisa menyangkal.
" Jangan munafik! kau saja yang seorang perempuan bisa melakukannya tanpa embel-embel cinta. Apalagi Sakha yang seorang pria.", jelasnya. " Kau tau sendiri, laki-laki tidak perlu cinta untuk melakukannya", tambahnya sambil menyeringai.
".....", Lisa terdiam. Tiba-tiba ia mulai goyah.
* * *
" Akhirnya bisa istirahat juga!", seru Fitri pelayan di toko kue milik Adel.
" Nih , di minum dulu", Adel menghampiri Fitri yang sedang beristirahat.
" Terimakasih, kak", ucap Fitri lalu meneguk air minum itu sampai habis.
" Sepertinya kamu mulai kewalahan ", Adel tersenyum melihat Fitri yang lemas.
Dari bulan ke bulan, toko kue yang baru di dirikan Adel semakin ramai pelanggan.
Sebelumnya Adel hanya menerima pesanan saja. Namun, semenjak beberapa bulan ke belakang, ia memutuskan untuk melebarkan sayapnya dengan membuat toko.
" Kalau kamu punya teman yang memerlukan pekerjaan dan mau bekerja di sini, coba ajak saja". Adel akhirnya memutuskan untuk menambah karyawannya setelah melihat toko yang akhir-akhir ini mulai membuat kewalahan. Sampai-sampai ia harus turun tangan.
" Teman-teman banyak sih yang mau nyari kerja. Cuma, kebanyakan anak kuliahan, kak". Terang Fitri.
Fitri sendiri hanya lulusan SMA. Ia mengadu nasib ke kota untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Adel yang saat itu baru berniat membuka toko.
"Gak apa-apa, kita sesuaikan saja waktunya", terang Adel. "Yang penting mereka mau bekerja keras dan bersedia dengan upah yang di tawarkan.", jelas Adel.
" Kak, untuk yang butuh pekerjaan kayak aku, upah berapapun tak masalah. Apalagi mencari kerja kan tidak mudah."
Ya, di kota besar tidak mudah mendapatkan pekerjaan apalagi hanya berbekal ijazah SMA. Karena sebelum Fitri bekerja kepada Adel, dia sudah merasakan sulitnya mencari pekerjaan. Disaat ia mendapatkan pekerjaan, lingkungannya membuat ia tak nyaman.
" Assalamu'alaikum.." tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam toko.
Deg!