Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengenalkan Alana
Keesokan harinya, Ethan benar-benar membawa Alana ke mansionnya.
"Ethan, apa ini rumahmu?" tanya Alana.
"Ini mansion keluarga Carlos, sayang," jawab Ethan.
"Gila sih, bangunannya sangat megah dan juga mewah, mana besar pula," kata Alana, menatap takjub,
"Kayaknya, kalo satu kampung kesini, tempatnya akan masih luas."
Alana benar-benar takjub, melihat bangunan mewah didepannya, seumur hidup, dia baru saja melihatnya.
"Mungkin mainku kurang jauh, makanya aku baru melihat mansion semewah ini," ucap Alana.
Ethan hanya tersenyum, melihat celotehan Alana yang menurutnya lucu.
"Ayok masuk, keluarga saya saya sudah menunggu kedatangan kita," ajak Ethan.
"Apa kamu memberitahu mereka?" tanya Alana.
"Tidak diberitahu juga, mereka akan tahu," jawab Ethan, mencolek hidung Alana.
Alana mengikuti langkah Ethan, masuk kedalam mansion, Alana benar-benar takjub dengan apa yang dia lihat sekarang.
"Gila sih, semewah ini," gumam Alana.
"Kak Alana," teriak Anna, yang langsung memeluk Alana.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Alana.
"Aku baik, kak. Bagaimana dengan kakak?" ujar Anna.
"Aku juga baik, kapan kita akan lunch bareng lagi?" tanya Alana.
"Nanti kalo aku libur sekolah, ya kak," jawab Anna.
"Baiklah, aku akan menunggumu manis," ucap Alana.
"Ayok temuin mommy, kak," kata Anna.
"Ayok," jawab Alana.
Anna menarik tangan Alana, untuk ikut dengannya menemui Jennifer..
"Selamat siang tante," sapa Alana.
"Selamat siang, nak. Kapan kamu datang?" tanya Jennifer.
"Baru saja tante, maaf kalo mengganggu waktu istirahat tante," ucap Alana.
"Tidak sama sekali, saya senang kamu kesini," ujar Jennifer.
Alana tersenyum, dia sangat senang, karena Jennifer menerima baik, kedatangannya.
"Ayok duduk," kata Jennifer.
Alana duduk disebelah Ethan dan Jennifer, jujur. Alana sangat canggung sekali, karena ini pertama kali dia ke mansion Ethan.
"Mom, kakek dimana?" tanya Ethan.
"Ada, sebentar lagi dia akan turun, soalnya tadi katanya menunggu kedatanganmu," jawab Jennifer.
Alana penasaran, dengan sosok kakek yang selalu Ethan katakan galak.
"Rupanya ada tamu," ujar Raymond.
Alana akan bangkit dari duduknya, tapi Ethan menahannya, dan menggelengkan kepala kearah Alana.
Alana menuruti kode dari Ethan, karena dia tidak mau membuat kesalahan.
Saat Raymond turun dari tangga, dan mendekati kearah Ethan dengan Alana. Raymond mengerutkan keningnya.
"Loh, kakek," ujar Alana tak percaya.
"Kamu.. Jadi wanita yang sudah membuat cucuku kurang ajar itu kamu," kata Raymond.
Ucapan Raymond, seketika membuat mental Alana menciut.
"Kalo saya tahu, kamu adalah orang yang membuat cucuku kurang aja, sudah sejak kemarin saya habisi kamu!" tuduh Raymond.
"Kakek, jangan katakan itu dengan, Alana," ucap Ethan.
"Untuk apa kau membawa wanita ini, kedalam mansion?" tanya Raymond,
"Untuk mempamerkan, kalo kamu sudah menang?"
"Niatku hanya ingin, calon istriku mengenal semua anggota keluargaku, bukan seperti apa yang kakek katakan," jawab Ethan.
"Apa yang sudah kau katakan, sehingga cucuku berani membantah kakeknya?" tanya Raymond, dengan suara yang menyudutkan Alana.
"Maaf, tapi saya tidak melakukan semua itu," jawab Alana bingung.
Ethan menarik tangan Alana, agar kakeknya tidak terlalu mendekati Alana.
"Kamu diam saja dibelakang aku, ya. Biar aku yang mengatakannya kepada kakek," ucap Ethan tersenyum, menenangkan Alana.
Alana mengangguk, karena dia tidak cukup tahu permasalahan keluarga Ethan.
"Aku dengan Alana kesini, untuk meminta izin dan restu, kami akan menikah," ucap Ethan.
"Badebah! Kau mau mengabaikan perintah kakek, hah!" hardik Raymond.
"Selama hidupku, aku selalu menuruti perintah kakek, tidak pernah aku mengabaikannya. Tetapi, kali ini, aku mempunyai pilihanku sendiri," kata Ethan.
"Kau akan menyesal, Ethan!" pekik Raymond.
"Tidak akan aku sesali, karena ini sudah menjadi keputusanku," jawab Ethan.
"Jangan bersembunyi dibelakang cucuku!" kata Raymond.
"Jangan membentak Alana!" ujar Ethan.
"Ethan, jangan meninggikan suaramu, didepan orang yang lebih tua darimu," ucap Alana.
"Tapi, kakek sudah membentakmu, aku tidak terima," kata Ethan.
"Bukan berarti harus membalasnya dengan hal yang sama," jawab Alana tersenyum.
"Cih, ternyata kau melakukan itu, agar cucuku bisa patuh denganmu," tuduh Raymond.
"Maaf sebelumnya tuan, saya dengan Ethan, murni saling mencintai, dan kami sudah memutuskan akan menikah dalam waktu dekat ini," ucap Alana, dengan nada suara yang sopan.
"Beraninya, kau! Mengeluarkan suara!" hardik Raymond.
"Bukannya tadi anda, yang mengatakan, kalo saya hanya bisa berlindung dibelakang Ethan, sekarang saya tunjukan, kalo saya bisa menghadap anda," jawab Alana.
Raymond langsung mengeluarkan senjata api, dan mengarahkannya kearah Alana.
Dengan sigap, Ethan juga melakukan hal yang sama.
"Kenapa tidak, kita saling membunuh disini," kata Ethan.
"Minggir, jangan selalu melindungi wanita rendahan itu!" bentak Raymond.
"Saya memang wanita yang bukan dari keluarga kaya seperti anda, bukan juga dari keluarga yang latar belakangnya berpendidikan tinggi, tetapi saya bukan wanita rendahan, saya bisa menjaga diri saya sendiri," ujar Alana dengan tenang, meskipun dalam hatinya tidak bisa di pungkiri, kalo dia sangat tersinggung dengan ucapan Raymond.
"Ayok sayang, kita pulang," ajak Ethan, menarik tangan Alana.
"Sebentar," jawab Alana, mencegah Ethan pergi.
"Saya tidak membenci kakek, meskipun yang anda katakan itu sangat keterlaluan, pintu rumah saya terbuka lebar," kata Alana.
Raymond hanya terdiam, dia baru sadar kalo ucapannya barusan sudah sangat keterlaluan.
"Tante, aku pulang dulu, maaf kalo aku membuat suasana disini jadi tidak enak," ucap Alana.
Jennifer langsung memeluk Alana, dia benar-benar bingung harus melakukan apa, terhadap Alana dan juga Ethan.
"Setelah aku menikah, mommy, Anna, dan juga Luca. Akan ikut denganku," ucap Ethan.
Setelah mengatakan itu, Ethan langsung meninggalkan mansion itu, dia benar-benar merasa sakit hati, karena kakeknya sudah keterlaluan.
"Ethan, jangan tinggalkan keluargamu," ucap Alana.
"Aku tidak akan meninggalkan keluargaku, aku akan membawa mereka," jawab Ethan.
"Tapi, kakek tidak suka dengan kehadiran aku, Ethan," ucap Alana, menundukan kepala.
"Itu tidak penting," ujar Ethan.
"Ayok masuk kedalam mobil, kita beli coklat."
Alana mengangguk, dia langsung masuk kedalam mobil Ethan.
"Maaf ya, aku sudah memintamu, supaya dibawa kesini," ucap Alana.
"Tidak apa-apa, setidaknya, kamu tahu bagaimana kakek," kata Ethan.
"Aku yakin, kakek itu baik, cuman sekarang belum waktunya memberikan kita restu," ucap Alana.
"Kenapa kamu bisa berfikir seperti itu?" tanya Ethan.
"Kamu ingat kan, aku pernah cerita, kalo aku pernah menolong seorang kakek tua?" ucap Alana.
"Ya, aku mengingatnya, memangnya kenapa?" tanya Ethan penasaran.
"Ternyata kakek tua itu, kakekmu. Pada saat aku menolongnya, dia sangat baik sekali, menawarkan aku menjadi cucunya," jawab Alana.
"Tapi, kenapa tadi kakek, seolah tidak pernah bertemu denganmu?" tanya Ethan penasaran.
"Entahlah, mungkin kakek lupa," jawab Alana.
"Kalo memang iya, berarti kakek akan merestui kita, cuman butuh waktu saja," kata Ethan.
Alana mengangguk, entah kenapa, perasaannya yakin, kalo kakek Raymond, tidak sejahat itu..
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏