NovelToon NovelToon
Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:623
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.

Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.

Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 35

"Jangan salah, macan jahat..." Tatap Leandra sambil berbalik dan berjalan pergi, juga mengatakan sesuatu. "Aku selalu melakukan pemotretan di ponselku sendiri. Ketika aku memegang ponselmu, aku jadi menggunakan fitur kameramu. Aku bahkan tanpa sadar mengubah wallpaper ponselmu. Aku hanya tidak sengaja, kau tahu... Jangan dianggap aku sengaja..." kata Leandra, membuat Tora terdiam sambil mengikutinya. Tora bahkan menatap galeri ponselnya.

"Dia bahkan menghapus fotonya yang ada di galeri..." Ia tampak kesal.

"Kenapa kau melakukan itu?"

"Kenapa aku melakukan itu? Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau tidak mengubah wallpaper-mu?" Leandra menatap kesal.

"... Itu karena... Aku tak ada waktu untuk mengubahnya..."

"Ya sudah, aku sudah dengan baik hati mengubahnya untukmu..." Leandra membalas sambil berjalan pergi.

Tapi Tora tetap mengikutinya. Namun, gerak-geriknya seperti mencurigakan. Lalu ia melihat ke sekitar dan memancing Leandra. "Hei, lihat, ada bintang jatuh di kepalaku..." Perkataannya tidak masuk akal, tapi Leandra langsung menengadah menatapnya. Tapi begitu dia menatap Tora, flash kamera terjadi. Tora ternyata memotretnya, membuat Leandra terkejut.

Tapi terlambat, Tora sudah memotretnya, dan itu terlihat bagus dari angle tinggi itu.

"Apa yang kau lakukan, brengsek!! Dasar paparazi!!!" Leandra menatap kesal. "Berikan ponselmu sekarang!!" Dia menarik baju Tora dan mencoba melompat mengambilnya, tapi Tora mengangkatnya agar Leandra tidak bisa ambil.

"Ups... Sudah kujadikan wallpaper..."

"Hei!! Apa masalahmu sih?! Jangan pasang itu!!! Orang-orang bisa tahu aku berhubungan denganmu!!" teriaknya, tapi ia terkejut dan tersadar akan apa yang dia katakan. Dia bahkan langsung menutup mulut.

"Ma... Maksudku, saling kenal." Dia mengganti kalimatnya, tapi ia terkejut karena kalimat itu sama saja. "Tidak... Ma... Maksudku... Akh!! Lupakan... Dari awal aku tak mau berkenalan denganmu! Kita bukan siapa-siapa!!" Dia menatap kesal.

"Siapa yang kau maksud orang-orang bisa tahu hal ini? Bukankah itu bagus..."

"Bagus apanya, payah... Asal kau tahu, aku bertemu dengan temanmu yang bertopeng serigala itu. Dia kenal aku karena melalui wallpaper-mu!!"

Leandra langsung mengatakan itu, seketika suasana terdiam.

Tapi Leandra mendadak terkejut karena suasana aura Tora berubah. Bahkan di balik topeng itu, mata topengnya menyala dalam gelap, layaknya Tora sedang menatap tajam, membuat Leandra terdiam agak takut.

"Ke... Kenapa tiba-tiba suasananya berubah?!"

"Apa yang dia katakan padamu? Dia tidak melakukan sesuatu padamu?"

Siapa sangka Tora malah memeriksa tubuh Leandra dari samping, bawah, bahkan atas, membuat Leandra terganggu.

"Akhh!! Sial... Hentikan! Baiklah, baiklah, terserah kau mau pasang wallpaper, jangan menggangguku!! Aku ingin pulang... Paman bisa khawatir."

Leandra kembali berjalan lagi, tapi begitu dia melihat jalanan distrik, dia terkejut karena lampu di bagian jalan distrik itu mati semua. Bahkan tiba-tiba pemadaman listrik terjadi, membuat semuanya gelap. Tak ada cahaya sama sekali.

Leandra terdiam tak percaya, tapi Tora dengan tenang mengatakan sesuatu.

"Oh, sepertinya pemadaman listrik. Pasti ada perampok lain yang ingin merampok. Pamanmu itu pasti sibuk dengan tugasnya sekarang dan tidak ada kesempatan mengkhawatirkanmu... Jadi tenang saja..." kata Tora.

Tapi tak ada balasan apa pun dari Leandra, membuat Tora menatap bingung.

Tora mengintip wajah Leandra dari samping, dan ternyata benar—Leandra ketakutan. Dia bahkan gemetar, menutup matanya, bahunya bergetar seperti seseorang yang kedinginan.

Tora terdiam. Ia mengalihkan pandangannya, menatap ke sekitar, menyadAri bahwa saat ini memang sangat gelap. Lampu-lampu jalan yang sebelumnya menerangi lorong-lorong kota kini telah padam.

"Kenapa ini terjadi... Kenapa harus takut... Kenapa...?!" Leandra tampak tak berani membuka mata.

Tapi ia mendengar dan bahkan merasakan sesuatu.

"Ini bukan masalah besar, sudah kubilang lawan saja..."

Suara Tora terdengar bahkan ketika Leandra membuka mata. Seketika, ia merasakan tangannya digenggam oleh Tora—hangat, kokoh, dan memberi rasa aman yang sulit ia pahami seakan menyalurkan keberanian melalui sentuhan itu yang membuat Leandra terdiam.

"Di sana pasti ada cahaya. Tetaplah buka pandanganmu dan lawan saja," kata Tora.

Dia menuntun Leandra yang berjalan perlahan dan menatap ke sekitar dengan mata gemetar yang tak mau berhenti. Tapi ketika ia menatap tangannya yang dipegang Tora, entah kenapa, dia menjadi agak tenang.

"Kenapa... Kenapa dia melakukan ini... Kenapa dia harus membantuku... Kenapa harus dia... Dan kenapa dia tahu soal hal seperti ini..."

Leandra tampak terdiam hingga kemudian lampu kembali menyala. Semuanya menyala, termasuk lampu jalan, membuat mereka berhenti berjalan dan melihat ke arah cahaya.

Leandra terdiam, tapi ia tersenyum senang. Dia bahkan bisa menghela napas panjang, tapi kemudian menatap ke tangannya yang masih dipegang Tora. Ia langsung melepasnya, membuat Tora terdiam.

Leandra melirik dengan tatapan gengsi.

"Terima kasih..."

Dia hanya menatap tajam, seolah tidak niat mengatakan itu, lalu berjalan melewati Tora yang kembali mengikutinya.

"Kau tidak ingin melihat bintang lagi?" tawar Tora.

Seketika Leandra berhenti berjalan dan menatap ke arahnya. Ia memang ingin melihat lagi, tapi ia mendekap tangannya sambil membuang wajah, layaknya menolak dengan gengsi.

"Lain kali saja... Aku harus melakukan sesuatu..."

Ia berjalan duluan.

Tora terdiam di tempatnya. Dia lalu juga mendekap tangan. Aneh, dia tidak mengikuti Leandra, seolah merencanakan sesuatu. Dan yang benar saja—mendadak listrik padam lagi, membuat Leandra terkejut.

"Akh!!"

Dia bahkan langsung melihat ke sekitar.

"Kenapa gelap lagi...?!"

Ia melihat ke sekitar lalu mencari Tora yang tadi ada di belakangnya, tapi ia terlonjak kaget karena Tora tidak ada.

"Kemana dia?! Hei, macan jahat... Kenapa mati lampu lagi? Kemana kamu pergi?!"

Ia tampak ketakutan, bahkan mencari Tora untuk menemaninya, tapi Tora benar-benar tidak ada.

"Apa jangan-jangan... Dia meninggalkanku...?!"

"Tidak... Jangan tinggalkan aku sendirian... Macan jahat... Kemarilah... Kau dengan kejam meninggalkanku... Jangan mempermainkanku... Apa kau marah padaku?!"

Leandra terus berbicara meskipun dia tahu Tora tidak ada.

"Hiks... Aku takut..."

Ia masih gemetar, bahkan hampir menangis. Tapi ia ingat perkataan Tora untuk melawan.

"Hu... Kau memintaku melawan kegelapan, aku belum siap untuk itu..."

Dia sudah hampir meneteskan air mata, dan dengan terisak, ia hanya bisa berjongkok di bawah, ketakutan.

Tapi ia mendengar suara.

"Lawan saja..."

Suara itu dari Tora, membuat Leandra mengangkat kepala dan melihat ke sekitar.

"Di mana kamu? Apa kamu bersembunyi... Ini tidak lucu!"

Leandra melihat ke sekitar.

"Yeah, aku bersembunyi, dan kau tidak akan bisa menemukanku..."

Suara Tora terdengar mempermainkan, membuat Leandra kesal.

"Kau berani meninggalkanku sendirian dan membuatku takut?! Aku bisa menemukanmu...!"

Leandra berjalan mengikuti arah suara Tora tadi.

"Kau tidak akan bisa..."

Suara Tora semakin dekat. Bahkan karena suara itu, Leandra dengan berani berjalan melewati bayangan hitam dan kegelapan yang menutupi pandangannya.

1
AravZA
ini ceritanya hampir persis sama komik bl yang pernah aku baca, bedanya karakter utamanya di ganti jadi cewek ya di sini. covernya pun, itu si singa kan, si ketua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!