Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kunjungan Lingga
Ladang yang di garap oleh para pekerja Bintang tumbuh dengan subur apalagi Bintang sendiri adalah seorang sarjana pertanian
"Alhamdulillah den Bintang, kebun sayuran dan juga tanaman padinya tumbuh subur" ungkap Hasan
"Iya pak, mungkin karena lahan ini juga bagus dan subur tanahnya" jawab Bintang
"Dulu setiap di tanami tuan Bagaskara, selalu saja ada panen yang gagal, entah itu sayuran yang tiba tiba busuk atau padi yang di serang hama tikus" ungkap Hasan
"Tanahnya juga dulu tandus den, banyak pekerja yang mengeluh juga karena sudah berusaha maksimal tapi tidak menghasilkan, hingga mereka menyerah menggarap lahan tuan Bagaskara" ucap Maman
"Mungkin karena dulu, banyak yang tidak suka dengan tuan Bagaskara yang terkenal tegas juga kaya raya" ucap Yana
"Kamu masih muda dulu Yana, Herman dan Maman, saya ikut tuan Bagaskara sejak usia lima belas tahun, jadi tahu kalau Tuan Bagaskara itu sebenarnya baik dan perhatian" jawab Hasan
"Saya hanya bertemu kakek sekali dalam setahun kalau hari raya idul Fitri, itupun hanya dua hari saja karena Kakek harus kembali ke Curug" jawab Bintang
"Disini ada istrinya juga Sahara den, dia masih muda saat itu baru berusia belasan tahun, mungkin beliau khawatir jika meninggalkan Sahara sendiri di rumah" jawab Hasan
"Bapak tahu seperti apa Sahara itu? Saya hanya kenal dengan nenek saja tidak dengan istri keduanya Kakek" tanya Bintang
"Sahara itu terkenal sangat cantik dan juga lugu, dulu dia bekerja di rumah tuan Bagaskara, tapi karena istrinya tuan Bagaskara meninggal, tuan Bagaskara menikahinya agar dia tidak... " Ucapan Hasan berhenti karena di sana ada Herman, Yana dan Maman
"Tidak apa pak?" Tanya Yana penasaran
"Agar tidak ada fitnah, mereka kan tinggal berdua di rumah besar itu" jawab Hasan gugup
Bintang tahu mungkin Hasan juga mengenal Sahara dan tahu tentang Sahara yang jatuh cinta pada Bima, ayahnya
"Maaf den Bintang, di rumah ada tamu, katanya teman den Bintang" ucap Sumi yang menyusul Bintang ke ladang
"Oh iya Bi, nanti saya akan kesana, bapak bapak saya ke rumah dulu ya, nanti makanan akan di antar bi Sumi kesini" pamit Bintang sopan
"Iya den" jawab semuanya, tapi Sumi yang akan mengikuti bintang malah di tarik Herman untuk ikut dengannya
"Kang, nanti den Bintang lihat" Protes Sumi
"Aku mau bicara sebentar dengan kamu Sumi" bujuk Herman
"Mau bicara apa?" Tanya Sumi
"Aku mau melamar kamu jadi istriku, mau kan?" Tanya Herman menggenggam tangan Sumi
"Tapi.. saya belum kenal kang Herman dengan baik, saya masih trauma untuk menikah lagi" jawab Sumi menunduk
"Kamu bisa mengenalku dulu, aku janji akan setia sama kamu Sumi, aku suka sama kamu sejak pertama lihat kamu" ucap Herman
"Sumi nggak bisa jawab sekarang kang, maaf ya" jawab Sumi
"Nggak apa apa ,kamu pikirkan saja dulu, nanti malam aku mau ajak kamu ke pasar malam yang di dekat pasar, kamu mau kan?" Tanya Herman
"Sumi ijin dengan den Hendra dulu tapi, nanti Sumi kasih kabar kalau sore akang ke rumah untuk menyimpan peralatan ke gudang" jawab Sumi
"Iya, kamu susul den Bintang, aku juga akan lanjut kerja" jawab Herman mengusap rambut Sumi
Di rumah keluarga Darmawan
"Lingga" sapa Bintang menghampiri Lingga dan memeluknya
"Lo apa kabar?" Tanya Lingga
"Alhamdulillah baik, Lo sendiri?" Tanya Bintang
"Alhamdulillah gue juga baik" jawab Lingga
"Gue ada pengiriman mobil di sekitar sini, dan gue mampir ke alamat yang Lo kasih, rumah Lo disini ternyata lebih besar bin, dan lahan Lo juga luas banget" ungkap Lingga
"Alhamdulillah, rumah ini juga gue baru lihat pas pertama datang, di renovasi sedikit karena banyak yang sudah rusak juga" jawab Bintang
"Lo lihat perabotan rumah ini bin, ini tuh barang antik semua, kalau Lo jual Lo bisa selametin perusahaan Lo yang bangkrut" ucap Lingga serius
"Nggak Ngga, gue sudah betah disini, dan barang barang ini akan tetap ada di rumah ini, Lo nginap aja disini kalau Lo nggak sedang sibuk" bujuk Bintang
"Ini yang gue kagum dari Lo bin, Lo itu lurus" jawab Lingga tertawa
"Sialan Lo!" Umpat Bintang
"Tapi bin, waktu gue masuk gerbang rumah Lo, gue lihat ada nenek nenek pakai kebaya lihatin gue terus, dia siapa?" Tanya Lingga
"Itu salah satu keluarga gue juga, dia tinggal disini" jawab Bintang berbohong agar Lingga tidak takut
"Oh" jawabnya singkat
"Oke deh gue nginap disini, gue juga mau lihat kegiatan Lo besok saat di ladang" jawab Lingga
"Oke, Lo bisa pakai kamar tamu yang di bawah, disana juga sudah ada kamar mandinya, dan kasurnya juga baru, baru di jemur maksudnya" balas Bintang
"Silvia mana?" Tanya Lingga
"Dia ikut Dimas ke rumah pak RT katanya ada undangan pengajian bulanan, tapi mesjid disini di biarkan kosong" jawab Bintang
"Ko gitu? Harusnya kan mesjid itu di isi jamaah supaya tetap bisa jadi tempat ibadah" heran Lingga
"Warga disini masih percaya dengan dukun dan juga ilmu ilmu mistis, jadi gue bukan takut, gue cuma nggak mau di musuhi disini" jawab Bintang
"Gue jadi merinding bin" ungkap Lingga
"Lo nggak usah takut, disini aman, apalagi gue dan keluarga gue kan nggak pernah berhubungan dengan hal hal seperti itu" bujuk Bintang
"Ayo gue antar Lo ke kamar, mungkin Lo mau istirahat dulu" ajak Bintang
"Iya, gue ngantuk tapi tadi asisten rumah tangga Lo ngasih gue kopi yang enak, gue jadi melek lagi" jawab Lingga
"Kalau Lo nggak ngantuk, Lo bisa keliling rumah ini sama gue, akan gue temani dengan senang hati" ucap Bintang
"Boleh, gue mau lihat lihat rumah Lo yang antik ini dan juga area luarnya" jawab Lingga
.....................
Sementara itu di sebuah ruangan lumayan luas dua orang sedang berebut saling memuaskan dengan seorang gadis remaja yang di berikan obat agar menurut
"Argghhhh.. ini benar benar sempit dan enak sekali, kamu akan jadi budak kami juga mulai sekarang" ungkap Galuh setelah puas dengan pelepasannya yang ketiga
"Giliran saya juragan, saya sudah tegang nih, nunggu juragan lama" ucap Fatan
"Dia benar benar enak, si Hala sampai puas, bahkan aku bisa melihat dia jadi semakin kuat dengan darah suci miliknya tadi" jawab Galuh mengeluarkan senjatanya dari dalam goa sempit gadis itu dengan puas
"Aku akan mandi duluan, kamu lakukan apapun yang kamu mau padanya" ucap Galuh pergi dari sana untuk mandi
"Kemari sayang, sekarang kamu harus memuaskan aku" ucap Fatan meraih tengkuk gadis itu dan melumat bibirnya dengan Rakus
"Akh..." Pekik gadis itu saat tanpa aba aba milik Fatan memasukinya dengan kasar
"Ini benar benar sempit, meski juragan Sudah tiga kali mengeluarkan lahar nya di dalam ughh" ungkap Fatan keenakan sambil terus menggoyangkan pinggulnya dengan ritme yang cepat Karena sudah tak tahan
"Lepas.. lepas.. aakhhh" rengek gadis itu saat pengaruh obatnya sudah mulai hilang
Fatan dengan sigap meraih suntikan di laci dan menyuntikkannya pada gadis itu sambil terus menggempur ladangnya
"Sabar sayang, nanti kamu akan keenakan lagi, kita lanjutkan ya" bujuk Fatan mengecup bibir gadis itu sambil meremas remas area bukit kembar milik gadis itu
"Akhh ini gila, sangat nikmathhh" racau Fatan semakin menekan miliknya berkali kali saat laharnya akan keluar
Mereka terus melakukan itu hingga hari menjelang gelap, bahkan Galuh yang sudah mandi ikut menggempur gadis itu lagi karena tergoda dengan adegan langsung di depannya, mereka bergantian melakukan itu tanpa ada puasnya hingga gadis itu terkulai lemas
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye