Maycha adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang masih duduk dikelas XII SMA, ia anak dari seorang pelukis kampung yang bernama Anggara Daniola dan Putri Daniola.
suatu ketika ia terpaksa harus menerima dengan ikhlas perjodohannya dengan seorang tuan muda yang depresi. ya, seorang pemilik perusahaan DX Company. ialah Danuarta Xello.
Bagaimana bisa ia menjadi tuan psikopat yang depresi? akankah Maycha dapat menjalani hari-harinya dengan baik sebagai istri dari Tuan muda yang depresi?
jangan lewatkan setiap chapter kisahnya. hanya di OBAT DEPRESI TUAN PSYCHO karya Vhi Shaka, Riau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VhiShaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masih hidup
hari ini Caca dan Danu berencana pergi ke restoran mewah di pusat kota untuk memenuhi undangan makan malam dengan tuan Asraf. pemilik perusahaan senjata yang sangat diminati.
keduanya tiba direstoran yang telah ditentukan. dengan gaun berwarna biru langit semata kaki dan juga heels berwarna putih membuat Caca terlihat sangat manis.polessn sedikit make up dan lipstik tipis juga membuat siapa saja yang melihatnya akan tertarik. begitu juga dengan Danu yang menggunakan jas putihnya terlihat sangat gagah.
"hmm. hentikan tatapan tajam itu dari istriku tuan Asraf, sebelum aku mencongkelnya keluar", ucap Danu memasukkan tangannya pada saku celananya dan bersandar pada pintu ruang VIP restoran.
"ahaha. ya, istrimu memang sangat cantik. aku iri kau mendapatkan dirinya"
"CK, kemarilah tuan. apa kabar?", Danu memeluk erat koleganya itu
mereka menikmati makan malam bersama dengan banyak candaan. mereka juga membicarakan tentang kerjasama perusahaan dan disetujui oleh Danu. ia pikir akan sangat membutuhkan persenjataan untuk hal yang tak pernah terduga dikemudian hari.
tiba-tiba pintu restoran terbuka tanpa adanya permisi membuat ketiganya terdiam dan menatap ke arah pintu itu.
"Ka-karina?" ucap Danu terbata.
ya, Karina adalah cinta monyet Danu saat duduk disekolah menengah pertama. gadis mungil dengan pipi gembul dan juga tubuh sedikit pendek membuatnya terlihat sangat chubby.
"sayang, kau lama sekali", rengek Karina pada Asraf
"kan aku bilang tunggu saja, habiskan uangku jika kau mau. dan perkenalkan ini..."
"tak perlu, aku sangat mengenal pria jelek itu. dia adalah pria yang selalu mengikuti aku kemanapun pergi. aku membencinya karena dia memilih pacaran dengan sahabatku".
"Karina. jangan begitu. hargai tamuku".
"sudah tuan. tak apa. itu kejadian masa silam. yang mana saat itu aku memang mencintainya namun ia selalu menolak. dan, bukankah kamu.. hmm". ucap Danu terbata
"aku selamat. meskipun kau tau sendiri bahwa pacarmu itu sangat ingin sekali membunuhku tapi tak apa. aku berterimakasih padamu sebab aku jadi tau siapa orang yang selama ini aku anggap sahabat baik. dan juga aku bersyukur sebab ada Asraf yang menolongku."
"ah ya. sudah sebelumnya perkenalkan ini Karina istriku", ucap Asraf memperkenalkan Karina yang bergelayut manja dipangkuannya.
"hueekk. hueekk" tiba-tiba Caca mengeluarkan isi perutnya tepat dimeja makan itu
"iyuuwh, jorok sekali. makannya jangan berpakaian terbuka jika tak ingin masuk angin", ucap Karina menutup hidungnya sebab tak ingin menghirup aroma lambung
"maafkan istriku, ia sedang mengandung jadi mungkin ia sedang masa mual saat ini. sepertinya kami harus pulang. maafkan kami tuan. dan terimakasih atas jamuannya".
...
setibanya dimansion, Danu berlari mengejar Caca yang melesat secepat kilat menuju dapur. Danu pikir Caca akan kembali muntah. namun ia salah. Caca memilih untuk membuka kulkas dan mengambil sebongkah es batu dari dalamnya.
dengan lahap caca memakan dan mengunyah dengan bahagianya es batu yang telah ia pecahkan menjadi bongkahan kecil.
"sudah cukup. kau bisa masuk angin dan gigimu akan rusak", ucap Danu panik
"tidak akan. ini sangat enak"
"apanya yang enak orang cuma rasa air biasa"
"Iss ini sangat enak. cobalah", ucap Caca menyodorkan mangkuk berisi es itu.
"ada ap ini?" ucap pak Munzir yang datang membawa buah alpukat dalam keranjang. dapat dipastikan beliau baru saja memetiknya dari kebun samping rumah miliknya
"ini dia tadi muntah-muntah. lalu sekarang makan es batu seperti mengemil kacang. aku khawatir ia akan masuk angin". Danu menjelaskan apa yang terjadi di dapur.
"biarkan saja. itu hanya rasa mengidamnya"
"tapi kan..." belum selesai berbicara, Danu terperangah melihat Caca menarik paksa keranjang pak Munzir.
"pak, aku mau buahnya. bapak kupasin ya, tapi jangan dipotong. aku mau memakannya utuh". ucap Caca dengan mulutnya yang masih penuh es dengan bunyi kletuk kletuk