Sebuah organisasi pembunuh di era kekacauan dimana terdapat banyak penguasa sering memakai jasa pembunuh bayaran, organisasi pembunuh yang di sebut Sekte Naga hitam, setelah berhasil menjalankan misi, malah di jebak dan di fitnah hingga menjadi bulan bulanan kaum dunia persilatan saat itu, semua anggota sekte naga hitam yang di dada anggotanya terdapat rajah naga berwarna hitam.
Dari semua anggota hanya tersisa seorang anak, yang baru saja dadanya di gambar sebuah naga berwarna hitam.
Dan anak itu menyaksikan pembantaian, oleh mereka yang di sebut golongan putih dan hitam
Bagaimana Han ciu menemukan ke 4 selir nya yang masing masing berbeda karacter dan terkadang membuat pusing, dan suka duka mereka memberantas musuh yang telah menghancurkan kehidupan keluarganya,
Sebuah kisah imajinasi dari penulis.
tak ada unsur modern dalam novel ini, karna hanya sebuah kisah cerita silat jadul.
kritik dan saran di harapkan
asalkan dengan sopan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jack mad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch : 35 Kabar Mengejutkan
Mereka yang berada di sana terkejut sampai berdiri dari kursinya, mendengar perkataan dari Han ciu.
Dan yang paling kaget adalah Liu bang.
"Nak, benarkah kata katamu ini ?"
"Paman Liu !" namaku adalah Han ciu, dan aku satu satunya anggota sekte Naga hitam yang selamat pada hari pembantaian, dan hari itu adalah hari pertama aku mendapat rajah naga di dada kiriku ini.
Lalu Han ciu menceritakan apa yang dia ingat sewaktu penyerangan yang di lakukan oleh orang orang dunia persilatan.
Braaaak !
"Biadab, mereka sungguh biadab, Liu bang berkata sambil menggebrak meja, kita harus mencari Tongkat setan untuk menanyakan kebenaran dari apa yang dia katakan.
"Aku sudah membunuh beberapa orang yang pernah ikut menyerbu ke perkampungan Lembah hitam," ucap Han ciu.
Di antaranya adalah Siluman goa iblis.
Pria yang memakai caping dan dari tadi tak bicara, mengangkat kepala ketika mendengar perkataan dari Han ciu, kemudian berkata.
"Hebat juga tuan muda ini, Siluman goa iblis sangat tangguh apalagi jika mereka bertiga bersama sama."
"Jika boleh tahu, siapa guru tuan muda ?"
Han ciu mengerutkan kening, mendengar perkataan dari pria yang tak terlihat wajah.
"Han ciu perkenalkan !" ini adalah paman Beng san, lebih di kenal dengan nama Telapak dewa , bekas koksu kerajaan Qin, dan sekarang bergabung bersama paman."
Mendengar perkataan saudara yang baru saja ia temui, Han ciu mau memberi hormat kepada Telapak dewa.
Telapak Dewa seperti tak menanggapi hormat Han ciu, dan memang adat dan sifat Telapak dewa memang seperti itu.
"Tuan muda belum jawab pertanyaanku ?" Liu bang tak melarang perkataan dari Beng san, karna ia juga ingin tahu siapa guru dari ponakannya.
"Guruku tak mempunyai gelar paman," ucap Han ciu.
"Panggil aku kakek, umurku jauh diatasmu," Beng san berkata sambil melotot kepada Han ciu.
Phuuuih !
"Tak sudi !" aku tak punya kakek sepertimu"
Hmm !
"Cepat katakan siapa gurumu ?"
"Penasaran amat," Han ciu berkata.
"Guruku tak mempunyai gelar, aku hanya tahu nama guruku adalah Kim tay han," ucap Han ciu.
"Apa kau bilang, ki, kim, Kim tay han !"
"Benar, paman kenal ?" Han ciu berkata.
"Apa gurumu sering tertawa sendiri, dan terkadang marah marah seenaknya."
Han ciu mengerutkan dahi mendengar perkataan dari Beng san.
"Paman kenal dengan guruku ?" Han ciu berkata sambil menatap Beng san yang membuka capingnya.
Seorang kakek yang rambutnya sudah putih, begitu pula dengan kumis dan janggutnya.
Ha ha ha.
"Tuan Liu bang, kau sungguh beruntung mempunyai keponakan seperti tuan muda ini."
Jika tuan Liu bang, dan saudara Pedang biru ingat tentang seorang tokoh aneh yang sangat di takuti puluhan tahun silam, jika dia sadar, jiwa pendekarnya sangat tinggi dan terkenal baik budi, tetapi jika penyakit gilanya kambuh, yang menurutnya tak sedap di pandang mata, jangan harap orang itu dapat hidup siapapun orangnya.
"Tokoh aneh itu di sebut dengan pendekar gila atau Dewa gila, yang bernama Kim tay han," Beng san berkata menyelesaikan ceritanya.
Mata Liu bang tampak berbinar mendengar perkataan dari Beng san.
"Han ji" ( anak Han ) apa benar perkataan dari paman Beng san ?" Ucap Liu bang sambil menatap Han ciu.
"Benar paman ?" guruku memang seperti itu,"
"Apa gurumu masih ada ?" Liu bang berkata.
"Kakek sudah meninggak dunia."
Liu bang, Beng san dan Pedang biru terkejut, mendengar Kim tay han sudah meninggal dunia.
"Sayang sekali, jika beliau masih hidup akan sangat berguna bagi bangsa ini." Liu bang berkata, di barengi oleh anggukan Beng san dan Pedang biru.
Sedangkan bangsawan Kwe hanya diam, karna bangsawan Kwe bukan orang persilatan.
"Bangsawan Kwe hun ti !" Liu bang berkata sambil menatap Bangsawan Kwe.
"Kau dengar bukan pembicaraan kami ?"
"Hamba dengar Yang mulia." ucap bangsawan Kwe sambil mendengarkan perkataan lanjutan dari Liu bang.
"Apa kau masih mau bergabung denganku ?"
"Yang mulia Liu bang, Kwe hun ti bukan orang yang plin plan.
"Kwe hun ti selalu siap menjadi bawahanmu."
"Kwe hun tib!" Han ciu adalah keponakanku, apapun yang ia perlukan selagi kau bisa, tolong kau penuhi keinginannya."
"Baik yang mulia Liu bang." ucap Kwe hun ti.
"Han ji !" Paman masih banyak urusan, paman akan pergi lagi, dan kau dengar bukan tadi itu, jika kau membutuhkan sesuatu, bicara saja kepada bangsawan Kwe,"
"Terima kasih paman," jika paman butuh jasa Naga hitam, kabari saja aku, asal harganya cocok pasti tak akan gagal paman," Han ciu berkata.
Ha ha ha.
Li u bang tertawa.
Kau sama persis seperti ayahmu, kakak Han bu ci.
"Aku akan mencari uang yang banyak, karna sepertinya aku akan banyak minta tolong kepadamu." Liu bang berkata.
Lalu rombongan Liu bang pergi meninggalkan penginapan.
"Setelah bertemu dengan Liu bang, bangsawan Kwe sangat senang, lalu ia mengajak rombongannya untuk makan."
Bangsawan Kwe sudah di beritahu oleh Liu bang untuk menutupi identitas Han ciu.
Mereka bersantap, dan sekarang pemadangan agak berbeda, bangsawan Kwe, kali ini sangat menaruh hormat kepada.Han ciu.
Ketiga muda mudi itu tak mengerti kenapa sikap bangsawan Kwe berubah.
Rombongan memutuskan menginap 2 hari di kota Xianyang, dan waktu dua hari itu mereka gunakan untuk berjalan jalan melihat suasana kota Xianyang yang ramai, Han ciu setiap di ajak pergi selalu menolak, dan hanya ingin berlatih ilmu tenaga dalam Jubah emas tahap ke 4 yang bernama Jiwa emas.
Di hari terakhir mereka akan pergi,
Han ciu sudah memberesi, dan mempersiapkan barang barangnya agar tidak ada yang ketinggalan atau lupa tak di bawa.
Ketika meleawati kamar kamar rombongannya terlihat sepi.
"Pada kemana mereka, apa sudah bersiap, dan menunggu aku yang bangun ke siangan." Han ciu berkata dalam hati.
Han ciu menuruni anak tangga, dan melihat, Kwe an, Kwe hu, Xiao er dan Kwe hun ti.
Berkumpul di sebuah meja bulat, dan terdapat kursi di sekelilingnya.
Xiao er menatap ke arah Han ciu yang sedang menuruni anak tangga.
Mata Xiao er tampak berkaca kaca sambil terus menatap ke arah Han ciu, dan tangannya yang gemetar, terdapat sehelai kain yang berisi tulisan tulisan kecil.
Han ciu duduk, di kursi kosong yang tersedia, lalu mengambil cangkir arak dan menuangkannya kedalam cawan, lalu meminum arak itu.
Han ciu mengerutkan kening ketika melihat Xiao er, memberikannya kain kecil yang tadi di pegang erat oleh gadis itu.
"Apa ini ?" ucap Han ciu.
"Baca saja, nanti kau akan tahu sendiri." Xiao er membalas perkataan Han ciu.
Han ciu membuka kain, lalu melihat dan membaca tulisan yang ada di kain itu.
Xiao er, rumah hiburan Surga malam di serang, sesudah kakek mengantarkan nona Ahn nio.
Malam harinya rumah hiburan surga malam di bakar dan semua penghuninya di bunuh, kakek yang mendengar kabar langsung kesana ,tapi hanya bisa menyelamatkan nona Ahn nio, sekarang nona Ahn nio ada di perguruan api suci. beritahu Han ciu masalah ini.
Penyerangnya adalah kiam to si pedang tunggal di bantu oleh murid muridnya dan sebagian orang dari perkampungan selaksa pedang.
Xiao cen.
Wajah Han ciu langsung berubah merah, tangan kanannya berubah warna menjadi merah dan di selimuti cahaya kuning emas.
Braaak !
Meja yang terbuat dari kayu tebal terbelah dua, terkena Hantaman tangan kanan Han ciu.
Keluar suara seperti desisan dari mulut Han ciu, sambil mata merahnya melotot ke depan.
"Kiam to, perkampungan selaksa pedang,
kalian tunggu saja.
"Akan ku habisi mereka semua."