NovelToon NovelToon
Teman Diatas Ranjang

Teman Diatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen School/College
Popularitas:17.8k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

[HOT!]

Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.

Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.

Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.

Tidak kurang, tidak lebih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Otak dan Tubuh Berbanding Terbalik

Tiba-tiba pintu kamar asrama milik Bastian diketuk dari arah luar, sontak membuat keduanya menoleh ke arah pintu secara bersamaan.

Rasa panik segera menyergap Catherine. Apakah ia akan ketahuan kali ini?

Tetapi kalaupun ketahuan, tidak apa-apa. Catherine hanya perlu keluar dari sana untuk terakhir kalinya dan tidak pernah kembali lagi baik untuk berinteraksi dengan Jimmy maupun Bastian.

Iya, kembali pada kehidupan normalnya sebelum ia terlibat taruhan aneh itu dengan Bastian.

Catherine sudah siap berbalik badan dan berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk Jimmy sebelum Bastian secara cepat mencegah pergerakannya dengan menarik tangannya dari belakang.

“Bastian?” panggil Jimmy dari luar kamar. Seharusnya Jimmy mempunyai kunci untuk kamar asramanya, tetapi Bastian malah mengunci pintu itu dari arah dalam sehingga Jimmy tidak akan bsia masuk kecuali jika mereka yang membukanya untuknya.

“Apa yang kau lakukan…”

Catherine sudah hendak melayangkan protes sebelum Bastian membalik tubuh Catherine dengan cepat kemudian mendaratkan bibirnya, menciumi Catherine dengan brutal.

Bastian tidak melepaskan ciuman mereka kala tubuh Bastian mendorong, ikut memojokkan tubuh Catherine ke dinding. Menekan tubuhnya sembari meraih lehernya untuk terus melahap bibir Catherine secara brutal. Bahkan kaos milik Bastian yang sedari tadi ada di pegangan Catherine sudah terlepas dan tergeletak begitu saja diatas lantai, seolah menjadi saksi nyata perdebatan mereka hari ini.

Catherine berusaha meronta untuk dilepaskan, tetapi tindakan yang terkesan tiba-tiba dari Bastian itu berhasil membuat otaknya tidak dapat berpikir dengan jernih. Rasanya kaki Catherine mendadak lemas, pertahanan dirinya mulai runtuh kala Catherine berakhir mengigit keras bibir pria itu, tepat pada area luka yang sudah ia obati tadi.

Catherine dapat merasakan sensasi obat salep yang ia olesi tadi sebelum akhirnya bau amis darah yang keluar dari sudut bibir Bastian.

“Akh!” Bastian meringis sekali, tidak menyangka kalau Catherine akan mengigit bibirnya itu secara keras.

Bastian mengusap bibirnya yang berdarah itu dengan jemari jempolnya sedangkan Catherine mengusap keras bibirnya menggunakan kaos miliknya.

“Kau gila ya?” desis Catherine langsug sembari melempar tatapan tajamnya ke arah Bastian.

“Jangan buka pintunya,” peringat Bastian dengan nada rendahnya.

Jujur Catherine lumayan takut dengan sisi Bastian yang serius seperti ini, tetapi ia tetap berusaha untuk memperkuat dirinya dengan memberanikan diri untuk balik menatapnya.

“Tidak mau,” ujar Catherine kemudian tangannya mendarat pada gagang pintu, sudah siap untuk membuka pintu itu lagi.

Catherine tidak menuruti perkataannya dan sepertinya sisi keras kepala wanita itu benar-benar susah untuk dijinakkan. Bastian tidak memiliki cara lain.

Bastian segera meraih tangan Catherine lagi untuk mencegah pergerakannya kemudian kembali mendaratkan bibirnya untuk mencium Catherine lagi.

Catherine berusaha mendorong dada Bastian agar tubuh pria itu bisa sedikit menjauh atau barangkali tautan bibir mereka bisa terlepas, tapi tampaknya Bastian mengerahkan seluruh tenaganya untuk mempertahankan posisi mereka itu.

Bastian menjauhkan sekali wajahnya saat dilihat wajah Catherine sudah begitu merah, entah karena marah atau karena menahan malu. Dan bibir wanita itu tampak berantakan.

“Jangan menguji kesabaranku Catherine,” peringat Bastian dengan nada rendahnya.

Catherine masih memberanikan diri untuk membalas tatapan Bastian, “Apa yang sebenarnya kau mau?” tanya Catherine akhirnya.

Bastian menatapnya untuk sesaat yang terasa sangat dalam dan anehnya tatapan itu berhasil membuat jantung Catherine berdesir hebat.

“Dirimu,” jawab Bastian dengan nada putus asanya.

Sebelum Catherine bisa memproses perkataannya, Bastian sudah lebih dulu kembali mencium Catherine. Tangannya meraih pipi Catherine untuk mencegah wanita itu kabur dari jangkauannya. Bastian terus mencium bibir Catherine, ritmenya terjadi dengan begitu cepat dan terkesan terburu-buru, saling berpacu dengan suara Jimmy yang sudah terus-terusan memanggil Bastian dari arah luar pintu kamar.

Bastian terus menciumnya hingga berakhir turun pada leher jenjangnya, Bastian menggigit dan menghisapnya sekali disana yang pastinay akan meninggalkan bekas nantinya.

“Bas…” desah Catherine sekali saat merasakan tangan Bastian secara cepat menyusup ke dalam pakaiannya dan meremas sekali dadanya yang masih dibungkus oleh bra-nya itu.

“Lepashh…,” ujar Catherine berusaha meronta tetapi pikiran dan tindakannya berbanding terbalik.

Otak Catherine menyadarkan dirinya untuk menoleh semua perlakuan Bastian, tetapi tubuh Catherine hanya bsia berdiam diri, tidak memberikan perlawanannnya atas semua itu. Padahal memungkinkan jika Catherine menenang kaki Bastian, melayangkan tinjunay sekarang agar bisa kabur dari sana, tetapi tubuhnya seakan mati rasa karena semua perlakuan Bastian kepadanya itu.

Kenapa? Ada apa dengan diri Catherine? Harusnya dia marah dan memukul Bastian sekarang. Apakah dia sudah jatuh hati kepada Bastian? Semudah itu? Sebab setiap sentuhan pria itu terasa begitu memabukkan, membuat kewarasan Catherine lenyap begitu saja. Bahkan ia sudah melupakan fakta bahwa Jimmy masih menunggu di depan pintu.

Bastian hanya terus melancarkan aksinya, tangannya kembali menyusup pada punggung Catherine sebelum berakhir melepaskan kaitan bra wanita itu.

Bastian menyentuhnya untuk pertama kalinya membuat Catherine merasakan gemercik perasaan asing yang aneh.

Catherine memejamkan kedua matanya, napasnya terengah-engah sehabis ciuman panjang mereka kemudian sekarang Bastian malah memainkan miliknya dibawah sana. Menyentuhnya dengan sangat lembut, penuh kehati-hatian sebelum akhirnya memainkannya.

Bastian kemudian kembali menciuminya sambil meremas dadanya.

“Bas…” panggil Catherien lagi dengan nada putus asanya, Catherine mati-matian menahan agar tidak mengeluarkan suara desahan lagi. Apalagi Bastian terlihat sangat ahli dalam permainan mereka sekarang ini.

“Ini pertama kalinya untukku,” ujar Catherine akhirnya dengan susah payah.

“Itu bagus, ini akan terasa menyenangkan Catherine,” balas Bastian sembari kembali mencium bibir Ctaheirne, memaksa wanita itu untuk membuka mulutnya sebelum akhirnya lidah Bastian menerobos masuk.

Tautan bibir mereka terjalin cukup lama, lidah mereka saling bertaut diikuti suara decakan bibir yang terasa begitu sensual.

“Ah…Ini…ini terasa aneh,”ujar Catherine dengan susah payah, dadanya naik turun dengan cepat kala maniknya bertemu dengan milik Bastian.

“Aku akan mengajarimu Catherine, ini akan terasa menyenangkan.”

Catherine menggeleng pelan, “Tidak, aku tidak mau.”

Bastian kemudian mengusap bibir Catherine sekali dengan jari jempolnya, “Sudah tidak ada jalan kelaur untukmu lagi sekarang.”

“Init erasa tidak benar,” ujar Catherine lagi yang merujuk pada tindakan mereka saat itu.

“Kau menginginkanku Catherine,” ujar Bastian yang membuat Catherine terdiam cukup lama.

“Tubuhmu berkata sebaliknya.”

Perkataan Bastian memang benar, Catherine memang menginginkan Bastian. Catherine menginginkan sentuhan Bastian kepadanya.

Tangan Bastian kemudian terangkat, hendak membuka kancing kemeja milik Catherine sbeelum Catherine meraih tangannnya untuk mencegah pergerakan Bastian.

“Ingat taruhanmu Catherine,” peringat Bastian dengan tidak tahu malunya, padahal sudah jelas-jelas pria itu menjebaknya.

“Taruhan itu, apa sebenarnya maumu? Kau tahu aku tidak akan pernah bisa melunasi hutangmu itu dalam waktu yang singkat. Kau juga membohongiku, jadi kuanggap taruhan itu tidak berlaku lagi.”

“Hubungan kita ini tidak benar, kau yang menjebakku,” lanjut Catherine di akhir.

“Memang itu mauku.”

Catherine melebarkan matanya, “Dasar pria brengsek,” umpat Catherine sekali.

Sepertinya perkataan Richard benar, Bastian lebih berbahaya dari seorang pria yang membawa pistol seperti dirinya itu.

Wajah tampannya, pesonannya dan sikap tidak tahu dirinya itu. Kemudian kalimat jujur pria itu yang tidak mengenal kondisi dan situasi, terlalu terus terang yang secara aneh mmebuat Catherine berdebar.

“Tidak, kau akan terus berhubungan denganku sampai aku yang memutuskan hubungan kita. Hutang dan taruhan adalah dua hal yang berbeda, kau tahu itu,” peringat Bastian sebelum menaikkan alis kanannya kemudian tersenyum sekali.

“Dalam mimpimu,” teriak Catherine tepat di depan wajah Bastian kemudian menendang kaki Bastian sekali saat pria itu lengah.

Bastian refleks mundur beberapa langkah yang dimanfaatkan Catherine untuk kabur dari sana.

Catherine segera membuka pintu kamarnya dan berjalan pergi meninggalkan kamar asrama Bastian dengan cepat. Disana sudah tidak ada Jimmy, mungkin pria itu sudah telrlau capek menunggu dan memutuskan untuk kembali nanti.

Bastian hanya memandangi punggung Catherine yang berjalan menjauh sembari menyenderkan tubuhnya pada daun pintu sembari melipat tangan.

“Hei, jangan lupa pasang kembali bra-mu itu,” teriak Bastian sedikit keras sontak membuat Catherine yang sudah berjalan cukup jauh berbalik hanya untuk melemparkan tatapan tajamnya.

Catherine mengisyaratkan Bastian untuk diam dengan meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnua sebelum wantia itu menuruti perintahnya. Mengaitkan kembali bra-nya. Ia sendiri hampir lupa akrena terlalu fokus pada aksi kaburnya itu.

Sebelum Catherine benar-benar hilang dari pandangannya, wanita itu sempat –sempatnya mengarahkan jari tengahnya ke arah Bastian.

Melainkan marah, hal itu justru membuat Bastian tertawa.

Catherine benar-benar menggemaskan.

Membuatnya marah memanglah seru.

----

Ada yang mau double update hari ini?

1
Uthie
menarik 👍
Uthie
Waoww 😂
Murnia Nia
jangan2 ian kecil temannya catherine sekarang bastian ya thor
Wineeeee: wihh mari kita lihattt

jago nih analisanya 🤭🤭
total 1 replies
partini
Bastian ga se pro Damian Thor Damian super duper HOTE
Wineeeee: wkwkwk tenang...masih pertama kali
total 1 replies
Elmi Varida
mau banget thor...sok lanjutken...ditunggu ya...😁
Wineeeee: Siapp🫡
total 1 replies
Elmi Varida
di awal ceritanya memang agak garing ya tp lama2 seru jg.
Elmi Varida: semangat berkarya!!abaikan kt garing drku ya🤭✌️😃
itu hanya buat kamu semangat. Tolong typonya di perhatikan jg.
Wineeeee: Terimakasih kak udah mau bacaaaa🤗🤗🤗
total 2 replies
Ripah Ajha
luar biasa🥰🥰🥰
Elmi Varida
harusnya Cathrin ngomongnya ke Lilly. Tunggu aku udah bosan baru di campakkan😄😄
Elmi Varida
ikut nyimak thor..
Chung Chung
Up
Chung Chung
Jangan up 1, up, 2,3 tak puas baca
Wineeeee: Ditunggu kakk, besok aku bakal usahain double updatee 😚
total 1 replies
Chung Chung
Up 2,3
Chung Chung
Up
partini
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!