Jika ini mimpi buruk maka bangunkan aku,saat dipaksa menikah dengan Rendra yang mengira jika aku adalah Catharina,aku sendiri tidak mengenal siapa Catharina,mampukah aku lepas dari Rendra,Aku bukan Catharina namaku Karina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Saat membuka kedua matanya Rendra tidak melihat Ivanka,biasanya Ivanka masih menemaninya namun entah hari ini dia sudah pergi atau memang sengaja meninggalkannya.
Rendra bangun dengan pelan,dia merasakan sakit disekujur tubuhnya,rasanya ingin memanggil Karina dan memeluknya namun Ivanka pasti akan melarangnya.
Dirumah Ayah saat ini masih direnovasi,pekerja tetap bekerja meski Kenzo sedang tidak berada ditempat,Ivanka datang kerumah Karina dia ingin bertemu secara langsung dengan Karina.
"Coba kamu hubungi Pak Kenzo,ponselnya bahkan tidak aktif."kata Ayah Karina
"Mungkin juga dia dirumah Papanya."kata Ibu Karina
"Baik,terimakasih banyak,permisi."kata Ivanka sambil menunduk dengan sopan
Ayah dan Ibu Karina tidak mengetahui kalau saat ini Karina masih berada dikantor polisi,dia masih ditemani Kenzo,meski Kenzo berusaha membantunya namun masih tetap menunggu Rendra.
"Sudah tidak apa-apa,kamu bisa pulang sekarang."kata Karina
"Kamu mengusirku?"tanya Kenzo sambil tersenyum
Saat masih menemani Karina tiba-tiba ponsel Kenzo berdering,dia meraihnya dari saku bajunya dan melihat dalam layar,senyumnya terlintas saat membaca nama yang berkedip-kedip.
"Ivanka,bantu aku."kata Kenzo
"Kamu dimana?"tanya Ivanka
"Aku share lokasi sekarang juga."jawab Kenzo
Kenzo mengakhiri panggilannya,dia kembali mengobrol dengan Karina setelah bicara dengan Ivanka,Rendra juga mendatangi Karina bersamaan dengan Ivanka,mereka berdua keluar dari mobil secara bersamaan.
"Aku harap kamu tidak membuat ulah lagi."kata Ivanka
"Aku hanya memberi pelajaran kepada mereka."kata Rendra tanpa merasa bersalah
"Berapa kali aku bilang jangan ganggu Kenzo."kata Ivanka
Rendra diam tanpa berkata lagi,dia masuk kedalam ruangan dimana Kenzo masih menunggu Karina,Rendra mencabut laporan yang masih belum diproses,dia hanya meminta maaf kepada Karina.
"Maafkan aku."kata Rendra sambil melangkah keluar ruangan.
Ivanka mencoba menahannya namun Rendra tidak menggubrisnya,dia terus berjalan keluar tanpa berbalik lagi,Rendra mencoba menghubungi Roy namun tidak bisa sama sekali,dari jejak yang dia lihat lokasi terakhir Roy ada di toko bunga,dan sampai kini Roy masih tidak bisa dihubungi.
****
Daren mengantar Cheri kerumah Neneknya dia bilang sangat rindu dengan masakan rumahan setelah dua pekan berada diluar negeri bersama dengan Opa,saat tiba diwarung Neneknya dia merasa terkejut karena melihat tempatnya sudah berubah secara keseluruhan,hanya bagian dalam saja yang masih sama,tata letak tempatnya,bagian halaman sudah rapi menjadi sebuah cafe.
"Rumah Nenek berubah jadi cantik."kata Cheri
"Kira-kira siapa yang membangun disini?"tanya Daren
"Mungkin Paman yang kecil?"tanya Cheri
Cheri berlari masuk kedalam rumah,dia memanggil Nenek dan Kakeknya,saat mendengar suara Cheri mereka langsung keluar memeluknya karena merasa rindu.
Daren meletakkan kopor kecil milik Cheri,dia duduk disofa setelah mencuci tangannya,menemani Ayah Karina sementara Ibu Karina membuat minuman.
"Pak Daren,bagaimana dengan Karina?apa dia baik-baik saja?"tanya Ayah Karina
"Saya pikir Karina disini,soalnya pas kami balik rumah sepi."jawab Daren
"Kemana dia?ponselnya juga tidak aktif?"tanya Ayah Karina
Sesaat kemudian terlihat sebuah mobil berhenti didepan,setelah berhenti dengan sempurna Karina dan Kenzo turun,melihat Karina turun Cheri langsung berlari menuju kearahnya membuat Ayah dan Papanya hanya tertawa.
"Ibu."panggil Cheri
"Ah,Cheri kapan kamu pulang?"tanya Karina sambil menggendong Cheri
"Pagi tadi,Ibu darimana kok bareng sama Paman lagi?"tanya Cheri
"Ah,semalam Hero sakit jadi Ibu kamu ikut merawatnya."jawab Kenzo
"Sakit?benarkah?apa dia sudah sembuh?kapan Paman bawa kesini lagi?"tanya Cheri
Cheri turun dari gendongan Karina,dia kembali terlibat obrolan dengan Kenzo,mereka berdua terlihat serius,Karina meninggalkan Kenzo bersama Cheri dia menemui Papanya.
"Kamu darimana dengan wajahmu kusut begitu?"tanya Daren
"Pa,aku hampir membunuh orang dua hari lalu,jadi baru saja dari kantor polisi."jawab Karina jujur sambil menuangkan air kedalam gelas.
"Kali ini masalahnya apa?"tanya Ayah
"Dia mencoba membawaku keluar kota dengan paksa."jawab Karina tidak ingin memperpanjang bicaranya
"Apa Kenzo yang membantumu?"tanya Daren
"He hem."jawab Karina
Karina merasa gerah,dia naik kelantai dua masuk kedalam kamarnya,begitu masuk Karina langsung membersihkan dirinya,badannya terasa lengket karena dua hari lamanya tidak mandi.Guyuran air membuatnya kembali segar,pikirannya kembali terang,hatinya kembali tenang apalagi Cheri kembali menguatkannya.
Karina kembali turun,selain Cheri yang masih bermain dengan Kenzo dia juga melihat Papanya sedang bicara dengan Roy,melihat wajah Papa yang tiba-tiba serius membuat Karina mendekat,dia kembali membawa kain lap dan memelintirnya menjadi tali panjang.
"Kau sedang mengadu?belum cukup dengan kejadian semalam?"tanya Karina
"Maafkan aku,aku salah karena melibatkanmu,harusnya aku mencari tahu lebih dahulu bahwa Kakakmu ternyata masih hidup."jawab Roy
"Hidup?dimana dia?apa hidupnya nyaman selama ini?"tanya Karina dengan memasang senyum sinis
Karina berjalan mendekati mobil milik Roy,dia membuka pintu dan melihat kedalam betapa terkejutnya didalam dia melihat seorang wanita yang sangat mirip dengannya bedanya hanya lebih kurus dan tak terurus.
"Ah,jadi kamu Catharina yang sudah membuat hidupku ikut menderita?kemana saja kamu selama ini?"tanya Karina dengan tegas
Melihat Karina membuka pintu mobil milik Roy membuat Kenzo meminta kepada Ayah Karina untuk membawa Cheri masuk,dia langsung menghampiri Karina yang terlihat sangat marah kepada seseorang,begitu pula dengan Daren yang masih shok dibuatnya,seolah sedang dipermainkan oleh kehidupan.
Daren hanya bisa memandangi kedua putrinya yang sedang berselisih,dia hanya bisa diam,ada perasaan senang namun juga sedih yang tidak bisa digambarkan.Kenzo menoleh kearah Daren dan merangkul bahu dan menepuknya,keduanya tersenyum meski begitu Daren juga menangis.
Karina merasa lelah karena marah,dia keluar dari mobil dengan membanting pintu,dia berlari menuju kamarnya,Kenzo menyusul namun Roy menahannya,dia memberikan pin buah ceri berwarna merah dengan inisial K.
"Aku rasa ini milik Karina."kata Roy sambil mengeluarkan benda dari saku jasnya
"Dimana kamu menemukannya?"tanya Kenzo
"Menempel di jaket Karina."jawab Roy
Kenzo tersenyum mendengar Karina memakai pin miliknya meski tertutup,dia sengaja memakai didalam.Kenzo naik kelantai atas menemui Karina yang sedang duduk termenung didekat jendela,Kenzo masuk kedalam karena pintunya tidak dikunci.
"Rin,ini milikmu."kata Kenzo memberikan pin kepada Karina
"Ya ampun aku malah lupa,maafkan aku Ken."kata Karina
"Sudah,tidak apa-apa."kata Kenzo
Kenzo berdiri disamping Karina dia bersandar didinding dengan melipat kedua tangannya sambil memandang kearah Karina.Melihat Karina terus memandangi pin pemberiannya membuat Kenzo merasa memiliki arti dihatinya.
"Apa yang kalian perdebatkan tadi?"tanya Kenzo
"Hih,dia sangat bodoh sama sepertinya."jawab Karina