Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya.
Tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So bagaimana kelanjutannya? langsung aja baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SISKA DALAM BAHAYA 2
Maya melirik lencana orang-orang yang datang, dan menghela nafas lega, dia benar-benar tidak bisa menangani kasus Teroris macam ini.
Segera Maya menarik mundur bawahannya, pada saat yang sama lima kendaraan Rantis dan dua truk Brimob milik kelompok Macan Putih, Bergegas maju.
Selain itu bagian luar bangunan kafe masih dalam keadaan terbakar, dan ada dua mobil pemadam kebakaran sedang memadamkan api.
Herman melihat semua ini dari dalam mobil Rantis, Bangunan kafe ini cukup besar ada tiga lantai dan satu tempat parkir di bawah tanah.
Namun semua benda-benda yang ada di dalam bangunan ini sudah hancur dan berserakan dimana-mana.
Karena ini musim panas, seharusnya jalan Braga di penuhi wisatawan yang ingin menikmati liburan disini.
Tapi sekarang jalanan tampak kosong, dan tidak ada kehidupan sama sekali.
"Siska, perintah--" gumam Herman secara alami, tapi itu dihentikan karena Siska tidak ada di sebelahnya.
Mengambil nafas dalam-dalam, Herman memberi perintah dengan pengeras suara, "Kalian sudah terkepung! Segera letakan senjata dan lepaskan sandera! Kalau tidak, Kami akan membunuh kalian!"
Dag!
Dag!
Dag!
...
Setelah Herman berbicara, suara langkah kaki segera mengepung ke sekeliling kafe dan puluhan orang dari gugus anti huru hara langsung mengangkat senjata mereka.
Beberapa Sniper pun sudah siap diatas Bangunan-bangunan sekitar.
Semua laras senjata di arahkan ke pintu kafe, untuk sementara waktu peperangan bisa pecah kapan saja.
Namun waktu berlalu menit demi menit, masih tidak ada respon dari dalam kafe.
"Ketua, apa perintah selanjutnya?" tanya seorang dari gugus anti huru hara yang berdiri di samping Herman.
"Hitung mundur dari 5! Setelahnya kita masuk dengan paksa," perintah Herman.
"Siap, ketua!" sahut semua petugas anti huru-hara.
...
"Satu!"
Tepat ketika hitungan sampai di angka satu, muncul gerombolan orang di dalam kafe.
Mereka adalah 15 orang yang disandera Destroyer.
Di depan mereka, berjalan pria setengah tua dengan tubuh kekar, dia tersenyum jahat ke gugus anti huru hara.
Di antara para sandera, ada Siska di belakang mereka yang membuat Herman tidak bisa gegabah.
Semua sandera diikat tali tambang, ada juga bom yang ditempel pada tubuh mereka, Siska terus mengikuti para sandera ini dengan hati-hati dan tidak berani bertindak gegabah.
Namun dia tidak diikat tali atau di tempeli bom, bahkan masih memegang pistol di tangannya.
Pistol itu terus di arahkan pada kepala pria paruh baya itu, Destroyer.
"Gadis kecil, lama tak jumpa. Tak kukira emosimu masih saja meledak-ledak, tapi aku sangat menyukai itu, aku jauh-jauh datang ke kota ini hanya untuk bertemu kamu! Oh tidak, aku datang kesini untuk bertemu cinta sejatiku," ujar Destroyer, melihat Siska main-main.
"Destroyer! Jangan banyak omong kosong! Cepat lepaskan semua sandera! Biar aku yang menggantikan mereka," ujar Siska tanpa ragu.
"Kamu ingin menggantikan mereka?" tanya Destroyer mengerutkan kening, "Seberapa layak nyawamu hingga bisa menggantikan mereka?"
Siska tidak tahu harus menjawab apa untuk sementara, lalu melihat wajah para sandera yang ketakutan.
"Aku tidak tahu! Tapi aku bisa menjanjikan satu hal padamu!" jawab siska pada akhirnya.
"Oh, menarik!" seru Destroyer.
"Lalu apa yang bisa kau janjikan?" tanyanya penasaran.
Padahal moncong pistol Siska telah di arahkan ke kepala Destroyer, tetapi dia tidak berani menembak.
Alasannya sangat sederhana, dia melihat sebuah kalung biru di leher Destroyer, yang merupakan Detonator otomatis.
Note: denotator itu bahan peledak ya
Siska sangat akrab dengan benda-benda ini dan langsung mengenalinya sebagai Detonator detak jantung.
Prinsip benda semacam ini sangat mudah.
Denyut jantung manusia normal adalah 70 hingga 100. Denotator ini akan meledak jika detak jantung di atas 160 dan di bawah 40.
Detak jantung lebih dari 160 berarti orang tersebut sedang berkelahi dengan orang lain.
Sedangkan di bawah 40 berarti nyawanya akan segera hilang.
Dan Detonator ini terhubung dengan semua bom yang ada di tubuh para sandera.
Sejak awal melihat ini, Siska telah mencari sensor yang berhubungan dengan Detonator.
Namun dia tidak berhasil menemukannya. Pada akhirnya Siska tidak punya pilihan selain menukar dirinya demi keselamatan para sandera.
"Kamu bisa bunuh aku! Biarkan semua sandera pergi," tawar Siska.
"Ha ha ha ha!" cibir Destroyer, kepalanya mengeleng-geleng, "Sungguh gadis kecil yang pemberani! Aku benar-benar tersentuh sekali, aku tidak tertarik dengan drama emosional semacam itu."
Setelahnya Destroyer bejalan ke samping dan mengambil sebuah koper hitam.
"Jangan bergerak!" ancam Siska, pistolnya masih ke kepala Destroyer.
Dia tahu bahwa di tubuh Destroyer banyak bahan peledak, takutnya Destroyer akan menggila dan meledakan dirinya sendiri.
"Hehehe, santai saja, permainan masih belum di mulai" ujar Destroyer sama sekali mengabaikan Siska lalu membuka koper itu.
Ternyata ada sebuah gaun pengantin putih yang sangat mewah di dalamnya.
Atasan putih bersih, Rok putih panjang.
Dan diantara warna putih, ada garis-garis emas yang di sulam dengan benang sutra.
"Aku datang membawa hadiah spesial untuk kamu, gadis kecil! Ambilah." ujar Destroyer, berjalan ke arah Siska dengan kopernya.
Selama waktu ini, moncong pistol di tangan Siska selalu di arahkan ke kepala Destroyer.
Bahkan ketika dia melewatinya, Siska ingin langsung menembaknya, sayangnya ketika Siska melihat kembali Detonator di leher Destroyer dia hanya bisa menahan diri dan mengurungkan niatnya.
"K-kamu, mau apa?" tanya Siska serius
"Belum paham juga? Gadis kecil, jangan bilang kau sudah lupa?" Destroyer langsung mengambil pistol dari tangan Siska dengan mudah.
Siska tidak melawan, membiarkannya begitu saja.
Destroyer mengarahkan pistol ke dahinya, mengangkat bahu acuh, lalu menyerahkan gagang pistol itu ke tangan Siska, "Dua tahun lalu, ketika kau membunuh saudaraku, aku pernah bilang bahwa aku akan kembali ke Indonesia dalam dua tahun. Sekarang aku kembali kesini untuk memberi pernikahan yang tak terlupakan, dan hari ini aku akan memenuhi janji itu!"
Setelah mengatakan itu, si Destroyer membuka tangannya dan menunjuk kepada semua orang yang hadir, "Semua sandera, anggota kelompok Macan Putih dan semua yang ada disini adalah saksi pernikahan kita. pernikahan ini akan segera di adakan, hahaha!"
"K-kamu, mati saja!" bentak Siska, matanya menatap tajam ke wajah Destroyer.
"Mati? Oke, ayo lakukan!" Destroyer mengguncang pistol di tangannya, "Cepat tembak!"
Sekali lagi mata Siska terpaku pada Detonator pada lehernya, kemudian dia menemukan bahwa Detonator itu masih terhubung ke kabel.
Siska yang akrab dengan semua ini segera menyadarinya, Destroyer memiliki lebih dari satu Detonator. Mungkin ada tiga atau mungkin lebih dari lima Detonator.
Menghilangkan satu tidak membantu sama sekali.
BERSAMBUNG..