NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kota Jalundra

Di alam mimpi,

( Dimana aku?? Gelap sekali. )

( Nathalia Tavisha. )

( Siapa kamu?? )

( Jangan mendekat. Pergilah! Jangan! )

Terbangun dari mimpi

Huufffhh...

Huufffhh...

"Siapa pria itu??? Akhir-akhir ini, dia selalu muncul. Bayanganku sajakah?? Dan dari mana dia tau namaku??"

Nathalia bangun terduduk. Ia melirik jam. Jam tiga pagi. Masih terlalu awal untuknya bangun. Ia berusaha tidur kembali. Namun sayang, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya. Ia memutuskan untuk keluar saja sebentar, mencari angin segar. Nathalia memakai jaket hoodienya supaya ia tidak kedinginan.

Berkat kemampuannya, ia dapat memanjat ke atas rumahnya dengan mudah. Saat berada di atap, ia terduduk merenung. Nathalia memandangi langit yang dibawahnya ada perbukitan.

( Nathalia )

Nathalia segera menoleh. Ia heran karena tidak melihat siapa-siapa di sekitarnya. Suaranya sama persis dengan yang ada di mimpinya. Suara pria dewasa, cenderung berat. Nathalia kembali merenung.

( Nathalia. Datanglah kemari )

Lagi dan lagi, Nathalia mendengarkan suara pria tersebut. Ia mencoba sekali lagi melihat sekitarnya. Kali ini, ia mempertajam penglihatannya. Secara tidak sengaja, ia mengaktifkan kemampuan ajaibnya.

Hei, siapa itu?? Tampaknya jauh sekali orang itu.

Nathalia menghampiri seseorang yang berdiri jauh di perbatasan hutan dan kotanya. Ia terus berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang untuk mengukur jarak dari rumahnya. Tak terasa sudah sangat jauh ia berjalan.

Ketika hampir dekat, sosok pria itu tiba-tiba menghilang. Nathalia ingin memasuki hutan itu karena instingnya mengatakan sosok tersebut berada di sana. Setelah dipikir-pikir, ia mengurungkan niatnya. Nathalia bergegas kembali ke dalam rumahnya. Lebih tepatnya kembali ke atap rumahnya. Ia duduk di sana sampai pagi hari tiba.

Matahari telah terbit. Nathalia melihat Nick yang mencari-cari dirinya.

"Nick." Nathalia memanggil Nick dari atas atap. Nick yang berada di bawah, celingukan mencari sumber suara.

"Nick!"

"Hei, kak Nat. Apa yang kamu lakukan di sana??" Tanya Nick.

"Duduk saja," jawab Nathalia dengan singkat. Nick menatapnya keheranan.

"Apa bibi sudah bangun??" Tanya Nathalia.

"Ya. Oleh karena itu, aku mencari-cari kakak," jawab Nick. Nathalia meloncat turun. Aksinya itu membuat Nick hampir terlepas jantungnya.

"Santai saja. Aku sudah biasa. Ayo masuk," kata Nathalia sembari berjalan masuk ke dalam rumah. Nick hanya melongo saja.

Di dalam, Anne sedang menyiapkan sarapan untuk Nathalia.

"Dari mana saja??" Tanya Anne.

"Seperti biasa, Bi. Untuk mencari ketenangan," jawab Nathalia lalu ia mandi. Anne yang sudah mengetahui kebiasaannya hanya diam saja. Yang terpenting adalah Nathalia baik-baik saja.

Selesai mandi, Nathalia sarapan bersama Nick dan Anne. Nick bertanya kepada Nathalia apakah ia dapat ke sana juga, yaitu kota Jalundra.

"Tentu bisa. Aku saja bisa apalagi kamu," jawab Nathalia.

"Kapan kira-kira aku bisa ke sana, ya??" Tanya Nick.

"Nanti saja. Aku yang akan mengajak kamu dan bibi Anne." Nick terlihat senang.

"Aku berangkat, Bi," kata Nathalia berpamitan kepada Anne selesai sarapan.

"Hati-hati, Nat. Berbuat baiklah kepada orang-orang di sana. Perbuatan baik pasti dibalas dengan kebaikan juga," kata Anne menasihati.

"Iya, tentu."

Nathalia juga berpamitan kepada Nick. Ia berpesan untuk menjaga Anne dan ladangnya. Nick menganggukkan kepalanya.

Perjalanan menuju kota Jalundra memakan waktu sekitar satu jam lebih. Jaraknya sangat jauh dari kotanya, sekitar 95 km. Sampai di perbatasan kota, Nathalia melihat banyak sekali gedung-gedung pencakar langit, jalan layang, drone berterbangan, transportasi darat yang lebih canggih daripada di kotanya dan masih banyak lagi. Ya, itulah kota Jalundra. Kota yang indah. Teknologi yang mutakhir dan sangat canggih.

Cyrus hanya bisa mengantarnya sampai ke perbatasan saja. Ada peraturan di sana yang melarang kendaraan tersebut melintasi kota.

Baiklah. Aku harus bagaimana?? Naik apa??

Nathalia kebingungan bagaimana ia melanjutkan perjalanannya.

"Permisi. Apa kamu tersesat??"

Nathalia menoleh. Seorang gadis muda, mungkin lebih muda darinya, sedang menaiki motor yang tidak ada rodanya. Motor tersebut melayang di atas jalanan. Nathalia mengamati gadis itu. Tubuhnya mungil, berwajah tirus, bola mata berwarna keabu-abuan, rambutnya panjang sebahu bergelombang. Kulitnya putih mulus berseri. Harus diakuinya, gadis itu amat cantik melebihi dirinya.

Tak kunjung mendapat jawaban, gadis itu turun dari motornya lalu melepas helmnya.

"Halo. Apa kamu tersesat??" Tanya gadis itu lagi dengan suara yang kecil.

"Oh ya ampun. Maaf. Iya aku tersesat," jawab Nathalia.

"Hmm... Memangnya mau kemana??"

"Rott Restaurant."

"Wah! Apa kamu ingin memesan sesuatu di sana??"

"Aku akan bekerja di sana."

"Hmm..."

Gadis itu terlihat mengamati penampilan Nathalia yang menurutnya tidak biasa. Nathalia memakai hoodie hitam dengan tudung warna hitam juga. Dalamnya, ia memakai kaos hitam dan jeans hitam. Gadis itu memandangi langit sejenak.

Padahal cerah. Kenapa wanita ini memakai pakaian hangat??

"Apa kamu kedinginan?? Apa kamu sakit?? Perlu ke dokter??" Tanya gadis itu.

"Apa??" Tanya Nathalia yang tidak mengerti. Lalu ia mengamati dirinya sendiri. Tidak ada keanehan baginya.

"Ah, sudahlah. Mari aku antar ke sana," ajak gadis itu.

"Oh iya. Namaku Caroline Parvita. Kamu bisa panggil aku Carol," lanjutnya memperkenalkan diri.

"Nathalia Tavisha." Caroline tersenyum ke arahnya. Ia memberikan sebuah alat kecil kepada Nathalia.

"Apa ini??" Tanyanya keheranan.

"Helm. Mari aku tunjukkan cara pakainya." Caroline menekan sebuah tombol kecil. Secara ajaib, helm tersebut menghilang dan menyisakan sebuah alat kecil persis yang sedang dipegang Nathalia.

Caroline mengarahkan alat tersebut ke belakang telinganya. Ia menekan alat itu dan muncullah sebuah helm yang membalut kepalanya, lengkap dengan kacanya juga.

"Tara! Seperti itu. Silakan coba."

Nathalia mengikuti gerakannya dan ia berhasil. Mereka berdua berangkat menuju ke Rott Restaurant.

"Kamu berasal dari mana?? Starville?? Sky city?? Lonely city??" Tanya Caroline.

"Bogsan."

"Waw!! Jauh sekali."

"Ya. Aku ditugaskan di kota ini."

Caroline menganggukkan kepalanya.

Tidak ada perbincangan yang penting bagi Nathalia setelah percakapan itu. Caroline hanya menceritakan tentang dirinya yang dipaksa kuliah oleh ayahnya setelah lulus sekolah. Ayahnya beralasan Caroline harus jadi anak yang pintar supaya suatu saat ia dapat memegang perusahaan milik ayahnya. Caroline terus menceritakan keluh kesahnya kepada Nathalia.

Dia ini. Aku sengaja tidak menjawabnya agar dia diam, tetapi kenapa masih berbicara terus??

"Selamat datang di Rott Restaurant!"

Nathalia mengamati tempat itu. Lebih besar daripada yang ada di kotanya. Nathalia hendak masuk namun ia ditahan oleh Caroline.

"Hei, helmnya," kata Caroline.

"Oh iya, maaf." Nathalia mengembalikan alat tersebut.

"Tolong! Tolong! Pencuri! Pencuri!"

Nathalia mengamati pencuri itu kabur. Tak lama, ada beberapa petugas keamanan yang mengejarnya.

"Yah, seperti inilah kotanya. Walaupun penjagaan diperketat, tetap saja ada penjahat yang merajalela di sini. Dulu, ada dua orang ilmuwan yang menciptakan robot keamanan super canggih. Namun sayang, mereka ditemukan meninggal dunia. Proyek mereka tidak dilanjutkan. Huh, sayang sekali," kata Caroline. Nathalia berpikir sejenak. Apakah kedua orang yang dimaksud adalah orangtuanya? Mengingat mereka berdua ditemukan di sana dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

"Hei. Cepat masuk. Nanti terlambat."

"Oh iya. Terimakasih, Carol."

"Sama-sama." Caroline menyunggingkan senyuman manisnya lalu ia pergi.

Di dalam restoran itu, Nathalia menemui salah satu pegawai di sana.

"Maaf. Ada seseorang yang bernama Arumi Belanova??" Tanya Nathalia.

"Iya. Beliau ada di ruangannya. Lantai empat." Nathalia mengangguk pelan.

Tinggi sekali ruangannya berada.

Pegawai itu mengarahkan Nathalia menuju lift. Beberapa saat kemudian, Nathalia sampai di lantai empat. Di lantai tersebut, hanya ada satu pintu saja yang menghadap persis ke arah lift. Nathalia berjalan menghampiri pintu tersebut.

Tok... Tok... Tok.

"Silakan masuk!" Nathalia sedikit terperanjat. Suara itu sama persis dengan suara wanita di kotanya, saat ia wawancara seminggu yang lalu. Ia bergegas masuk ke dalam sekaligus memastikan dugaannya benar atau salah.

Di dalam ruangan itu, duduk seorang wanita dewasa, memakai jas hitam, dalamnya kemeja putih, rok pendek dan sepatu high heels. Disampingnya ada seorang pria dewasa berdiri tegap. Tinggi, besar dan kekar badannya. Nathalia berpendapat pria itu adalah asistennya. Melihat kedatangan Nathalia, wanita itu menurunkan kacamatanya setengah.

"Nathalia Tavisha??"

"Iya, Bu."

"Silakan duduk." Wanita itu membuka lemarinya lalu mengeluarkan sebuah seragam kerja.

"Silakan dipakai dan mulailah bekerja sampai sore tiba. Saat sore, ke sini terlebih dahulu. Saya akan tunjukkan dimana kamu akan tinggal," kata wanita itu seraya menyerahkan seragam tersebut.

"Hmm, baiklah. Terimakasih, Bu."

"Sama-sama. Oh iya. Saya adalah Arumi Belanova itu sendiri. Minggu lalu saya lupa memperkenalkan diri ya. Maaf," kata Arumi sambil tersenyum.

"Iya, tidak apa-apa Bu. Saya permisi dulu," kata Nathalia sembari bangkit. Arumi mempersilahkan Nathalia keluar ruangannya.

"Apa yang Anda harapkan dari gadis muda seperti itu, Sensei??" Tanya pria disampingnya.

"Aku hanya mengikuti apa yang ada di catatan Mirage. Yah, walaupun hanya sempat menulis huruf N saja. Aku yakin dia orangnya. Gadis itu memiliki tanda yang mirip seperti Mirage di pergelangan tangan kirinya. Ia bilang itu adalah sebuah luka. Sepertinya dia tidak menyadari siapa ia sebenarnya," kata Arumi.

"Persis seperti apa yang ditulis oleh Master Mirage. Benarkan, Sensei??"

"Ya. Kamu benar."

Takdirnya akan dimulai saat dia menginjak usia 20 tahun. Sekarang, dia masih berusia 19 tahun. Tinggal beberapa bulan lagi dia berusia 20 tahun. Sungguh usia yang masih sangat belia untuk mengemban takdir yang besar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!