NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut untuk ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

Mentari sore ini bersinar indah, remang nan hangat. Menciptakan suasana yang menenangkan bagi para manusia dengan segala aktivitas yang melelahkan. Namun, berbeda dengan keadaan di dalam perusahaan besar yang sudah berdiri sejak delapan puluh tahun oleh mendiang Yosef Lysander, ayah mantan presdir Frans Lysander.

Ruang rapat terasa mencekam dan menegangkan, atmosfer di sekitar menyesakkan, dan mendebarkan dengan keheningan. Semua karyawan diam menahan napas seolah presdir akan membunuh mereka jika ketahuan menghirup udara.

Leo duduk diam melirik ke arah Kay sesekali sebelum kembali fokus ke laptopnya yang ada di hadapannya.

"Apa aku memperkerjakan sampah? Hah?!" Kay meninggikan suaranya, mengetuk meja dengan keras. Semua karyawan diam, menunduk dalam-dalam.

Pria itu berdehem singkat menetralisir kegugupannya. "Maaf, Presdir. Kami sudah mencoba beberapa strategi untuk tetap mempertahankan penjualan, tapi..."

"Tapi apa? Gagal? Kalian tidak bisa mempertahankan hal sekecil ini?!" Kay memotong penjelasannya, wajahnya datar dengan sorot tajam menelisik wajah pria itu.

Kepala departemen penjualan langsung menunduk sambil meminta maaf. Leo menghela nafas sesaat sebelum ikut membuka suara. "Presdir, mungkin kita bisa melihat data penjualan yang lebih detail untuk memahami apa yang terjadi," ucapnya sembari melirik ke arah laptop yang ada di depannya.

"Data? Katakan padaku Leo, apakah data bisa mengubah situasi? Tidak, kan? Kalian tidak bisa mengubah apa-apa! Aku butuh orang yang kompeten bukan sampah!"

Karyawan-karyawan lainnya terdiam, tidak berani berbicara. Mereka saling memandang, bingung dengan reaksi presdir.

Suasana semakin tidak terkendali, dengan segala keberanian Leo kembali membuka suara. "Presdir, sebenarnya penurunan penjualan kita hanya sebentar 1%. Mungkin kita bisa..."

"Cukup! Rapat selesai. Kalian semua keluar dari ruangan ini!"

Kepala departemen penjualan melirik ke arah Leo, padangan keduanya bertemu di udara. Perlahan, asisten pribadi presdir itu mengangguk. Pria itu akhirnya berdiri mengambil beberapa berkas, tak lupa pamit pada presdir sebelum keluar dari ruang rapat di ikuti beberapa karyawan lainnya.

Meski di landa kebingungan, tak ada yang membantah ataupun sekedar bertanya. Sejujurnya, ini bukan pertama kalinya mereka mengalami penurunan penjualan sebesar 1%. Dan seharusnya itu tidak akan berpengaruh apapun pada perusahaan, bahkan jika penurunan penjualan perusahaan meningkatkan sebesar 15% presdir tidak akan pernah marah seperti ini.

Leo melirik ke arah Kay setelah menutup laptopnya. Pria itu tampak sibuk berkutat dengan ponsel yang ada di tangannya. Wajahnya nampak biasa, santai nan datar. Sudah Leo duga, reaksi berlebihan Kay itu memang karena moodnya saja yang sedang anjlok, tapi sejujurnya ini pertama kalinya Kay seperti itu. Ia pria yang tidak akan menggabungkan masalah pribadi dan pekerjaan. Ya, apapun itu biarlah, Leo juga tidak ingin tahu karena menjadi asisten pribadi Kay sudah cukup melelahkan.

"Mereka sudah sampai," ujar Kay tanpa menoleh.

Leo mengernyit bingung. "Secepat ini? Di mana?"

"Sky Lounge, bar dekat pantai." Pria itu memasukan ponselnya ke dalam saku sambil menatap wajah Leo.

Leo terkekeh geli, "Sifat mereka tidak berubah rupanya. Apa kita akan kesana?"

Kay menyalahkan rokoknya, mengapit dengan kedua jarinya sambil menyesapnya. Asap rokok mengepul di ruangan yang di larang keras untuk merokok. Pria itu nampak berpikir sejenak sebelum kembali membuka suara. "Jika kita tidak pergi mereka akan datang ke mansion."

"Jadi kita ke sana?" Leo mengambil sebatang rokok milik Kay kemudian ia nyalakan sambil bersandar di tepi meja. Inilah hal yang sering keduanya lakukan saat sedang segang, merokok sambil membahas berbagai macam hal, entah pekerjaan atau hal lainnya.

Kay menarik tipis sudut bibirnya, mengigit ujung rokoknya, ia merogoh ponselnya dan menyerahkannya pada Leo. "Balas mereka, katakan kita akan tiba sepuluh menit lagi."

Leo tersenyum menerima ponsel Kay dan mengetik dengan cepat pada grup yang beranggota empat orang itu, termasuk Kay dan Leo.

^^^"Kami akan tiba dalam sepuluh menit."^^^

...***...

"Lama tidak bertemu kamu sudah tumbuh menjadi gadis cantik rupanya."

Kristal tersenyum, semburat merah muncul di pipinya. "Kak Alvin juga makin ganteng. Jadi, gimana rasanya jadi dokter bedah di luar negeri? Gaji nya pasti gede ya, Kak?"

"Kamu ini masih aja kaya dulu, mata uang."

Kristal melotot, memukul lengan lelaki yang tertawa mengejek ke arahnya. "Kak!"

"Haha, baiklah-baiklah, Kakak hanya bercanda Kristi."

Kristal tersenyum tipis, kembali menatap ke arah taman belakang panti yang terdapat beberapa area bermain anak-anak. "Kakak masih pake nama itu ya."

Kedatangan Kristal ke panti kali ini seperti sebuah kejutan. Calvin, lelaki yang membawanya tinggal di panti saat ia berumur sepuluh tahun kini sudah pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan sekolahnya dan praktek selama tiga tahun. Setelah sekian lama keduanya bertemu, melepas rindu satu sama lain.

Sejak Calvin membawa Kristal ke panti, ia selalu menyempatkan waktu untuk mampir bahkan sekalipun ia sibuk menjalani kuliah kedokterannya. Kedekatan keduanya berlangsung selama lima tahun, bahkan mereka sudah seperti kakak beradik. Meskipun Calvin berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah kedokterannya, Kristal selalu menantikan kedatangannya kembali. Dan sekarang setelah sepuluh tahun berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali hari ini.

Calvin menyandarkan punggungnya ke kursi. "Kristi itu nama khusus dari Kakak, tidak akan pernah berubah."

Kristal tersenyum, melirik ke arah anak-anak yang sedang bermain kejar-kejaran di depan. Angin sore berhembus menerpa keduanya, membawa kembali pada kenangan masa lalu.

Calvin melirik ke samping, pandangannya terpaku pada wajah Kristal yang terpahat dengan indah. Semilir angin menerpa wajah gadis berbulu mata lentik itu, mengacak beberapa helai rambutnya, tangan Calvin terangkat, menyisip rambut hitam gadis itu ke sela daun telinga. Kristal menoleh, pandangan keduanya terkunci beberapa saat.

"Kakak makin tua makin ganteng ya." Suara Kristal memecahkan lamunan Calvin. "Siapa ya wanita beruntung yang bakal nikah sama Kakak."

"Siapa lagi kalau bukan..."

"Kakak! Liat nini sudah bisa mengambal."

"Wah cantik sekali bunganya. Ini bunga matahari ya?" Anak kecil itu tersenyum mengangguk dengan kuat.

"Pintarnya." Kristal mencubit pipinya dengan gemas, tangannya kemudian beralih menggelitik perutnya sampai anak kecil itu tertawa lepas.

Calvin tersenyum menatap interaksi keduanya. "Kamu."

"Kakak bilang apa?" Kristal menoleh sambil mengendong nini di pelukannya. Lelaki iru menggeleng singkat, mengacak rambut kedua gadis itu secara bergantian.

"Udah sore, kamu pulangnya gimana? Mau pulang mau bareng?"

Kristal menggeleng. "Aku di jemput kak."

"Di jemput siapa?"

"Ah, i-itu..." Kristal mengigit kecil bibir bawahnya, matanya bergerak kesana-kemari menghindari tatapan Calvin. "Teman, temanku akan datang, Kak."

Masih dengan raut tak percaya Calvin melirik Kristal dengan intens membuat yang dilirik tersenyum gugup. "Baiklah kalau kamu tidak mau Kakak antar pulang. Lagi pula kita masih punya banyak waktu untuk bertemu, karena mulai sekarang kakak akan kerja dan tinggal di kota ini."

Kristal tersenyum melambai ke mobil sport berwarna putih milik Calvin yang berjalan menjauh dari area panti. Perlahan, senyuman gadis itu memudar menatap mobil Calvin yang akhirnya menghilang dari pandangannya. "Maaf, Kak. Tapi Kakak nggak boleh tau soal pernikahan Kristal."

Flashback

"Bu, Kristal minta tolong banget jangan sampe Kak Calvin tau soal pernikahan Kristal."

"Tapi, Nak—"

"Kakak nggak boleh tau, Bu. Ada yang Kristal rahasiakan dari kalian dan ini belum saatnya kalian tau. Jadi Kristal mohon banget, tolong rahasiakan pernikahan Kristal, setidaknya sampe Kristal yakin untuk cerita sendiri ke Kak Calvin. "

Hening beberapa saat sebelum akhirnya ibu kepala panti itu mengangguk kepalanya. Kristal tersenyum, memeluk tubuh Linda dengan erat. "Terima kasih, maafin Kristal ya, Bu. Kalau sudah waktunya akan Kristal ceritain semuanya." Linda menghela nafas, mengangguk, ia membalas pelukan Kristal.

1
Reni Anjarwani
ya ampun cpt datang calvin tolong kristal yg pantas dg kristal hanya kamu calvin
Nur Hayati
Mendebarkan, thor selalu sehat pokok nya . D tunggu cerita selanjutnya
Xia Ay
semangat kak up nyaa
aku tunggu bab² selanjutnyaaa 😁
Nur Hayati
Thor, semangat up lagi donk
Nur Hayati
Kapan up lagi??
Nungguin ni
Nur Hayati
❤️❤️❤️
novi
loh sek ta, iki kristal ngidam? kapan gwe nee
novi
itu gara² kamu tal! masa ga sadar sih/Frown/
novi
jujur aja ya tal, meskipun ga gugup juga kaya orang bodoh/Scowl//Frown/
novi
OMG/Sob//Sob//Sob/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
novi
omg
novi
hmzz siapa itu ya?
novi
mang ea?
Nur Hayati
Jangan lama2 donk up nya 🙏🙏
Nur Hayati
Bikin pusing, krna nuggu up nya satu-satu episode. Up selalu donk plssss
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
novi
hmzz sudah kudugaa
novi
keren
novi
hayoloh kay datang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!