NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:39.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 35

Rosetta tertegun. Mulutnya ingin terbuka untuk menjawab, namun kata- kata itu tersangkut di tenggorokan nya. Kejutan yang tidak terduga dan luar biasa mengguncang pikirannya, membuat nya seolah terjebak antara kenyataan dan mimpinya yang selama ini tidak berani ia impikan. Semua berawal dari rasa hormat dan pengagumnya kepada Zein, yang kini bertransformasi menjadi sesuatu yang jauh lebih dalam-- cinta.

Memang benar kata orang, mata adalah jendela hati. Berawal dari perhatian- perhatian kecil dan kemudian tumbuh menjadi perasaan yang lebih dalam yang di namakan cinta, Rosetta benar-benar tidak menyangka hari ini akan tiba. Di mana pangeran kuda putih yang selama ini selalu ia impikan benar-benar ada di depan mata nya dan sedang melamarnya.

Anak-anak terdiam, menyaksikan momen bersejarah ini dengan tatapan penuh harapan. Alvaro, Alaska dan Chiara saling berpandangan, seolah sedang berdoa agar keinginan mereka satu langkah lebih dekat untuk menjadi kenyataan.

Rosetta menatap Zein dengan tatapan yang mencerminkan kebingungan dan harapan. "Tuan... saya... saya... "

Sebelum ia melanjutkan, Zein menggeleng lembut. "Jika kamu memang belum siap menjawab nya sekarang, jangan di paksakan. Aku tidak ingin apa yang sudah ku utarakan malah menjadi tekanan untuk mu, aku juga belum tau perasaan mu untuk ku, tapi yang perlu kau tahu, aku benar-benar mencintaimu, Rosetta. "

"Aaaa sosweet, " kata lia yang hatinya seketika melempem mendengar kata- kata Zein yang romantis, amel dan nia yang melihat nya hanya geleng-geleng kepala sambil menahan senyum.

Sementara Rosetta yang mendengar nya, berusaha menetralkan napasnya yang berat. ia kemudian berucap. "Tapi tuan... anda banyak perbedaan di antara kita, bagaimana dengan pandangan orang-orang tentang itu? dan nyonya sonia dan ... nona Victoria? --"

"Aku tidak perduli Rosetta, " jawab Zein dengan cepat. "Kau yang bilang cinta tidak mengenal kasta ataupun status sosial seseorang, jadi yang ku perlukan hanya jawaban mu tentang perasaan mu. "

Rosetta terdiam. Bagaimana Zein bisa tahu tentang ucapannya kepada nyonya sonia. Ia lantas melirik anak-anak yang mereka menyeringai tanpa dosa padanya. Rosetta menggeleng, sudah pasti mereka yang menceritakan nya pada Zein.

Rosetta kemudian berdeham, ada secuil keraguan yang ingin ia hilangkan, lantas ia kembali menatap Zein. "Tuan saya tidak pernah membayangkan hal ini, kita berasal dari dunia yang sangat berbeda. Saya... , " suaranya bergetar, "Saya tidak ingin mengecewakan anda ataupun anak-anak."

Zein tersenyum, seolah memahami keraguan dalam hati Rosetta. "Aku tahu kepribadian mu, aku percaya padamu kau tidak akan mengecewakan ku. Aku percaya bahwa cinta tidak mengenal batasan status dan latar belakang. Keluarga, kasih sayang, dan komitmen adalah hal yang lebih penting. "

Setelah mendengar nya, serentak segelintir rasa percaya tertanam dari hati Rosetta. ia merasakan gelombang emosi yang mendalam di dadanya-- cinta, kepercayaan dan harapan. Setelah sejenak merenung, Rosetta menatap mata Zein, bertekad. "Jika ini yang anda inginkan, maka saya mau tuan Zein. Saya menerima cinta anda, karena saya pun mencintai anda. "

Seketika setelah Rosetta mengucapkan itu, sorak sorai kecil datang dari Alvaro, Alaska dan Chiara saat mereka melompat gembira. Mereka sangat bahagia sebab sudah sangat menantikan untuk memiliki sosok ibu yang selama ini mereka impikan.Euphoria kebahagiaan juga datang dari amel, lia dan nia yang juga bersorak untuk pasangan baru itu, tidak lupa dengan kehebohan pak bayu dan mbok iyem yang menjadi pelengkap.

Zein terharu mendengar jawaban itu, menjatuhkan lututnya lalu mengambil sebuah kotak cincin dari balik saku jasnya. Sebuah cincin bertahtakan berlian yang selama ini ia simpan dan ia bawa kemana pun dirinya pergi, berharap suatu hari nanti akan menemukan pemilik nya, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkan cincin itu.

Rosetta sendiri tidak menyangka jika Zein sudah menyiapkan sebuah cincin yang begitu indah. Sepasang matanya berkabut kala Zein meraih tangannya dan meletakkan cincin tersebut di jari manisnya. "Dengan ini aku berjanji akan mencintaimu selamanya, dalam suka maupun duka. "

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Rosetta. Ini bukan hanya tentang cinta yang terucap di antara mereka, tetapi juga harapan baru untuk masa depan. Saat ia melihat reaksi anak- anak yang berbahagia, Rosetta merasa seolah semua beban dalam hidup nya terangkat. Perjalanannya bukan hanya membuka peluang nya untuk menentukan takdir nya sendiri tapi juga membawanya pada cinta yang sejati juga orang- orang yang ia sayangi.

Di luar sana, bulan bersinar penuh, melindungi kenangan manis yang diukir malam ini, saat zein dan Rosetta berbagi tawa lembut, malam itu berubah menjadi saksi bisu bagi cinta yang telah terikat abadi, persatuan dua perasaan yang menciptakan kebahagiaan sejati, bukan hanya bagi dua sejoli itu tapi juga bagi mereka yang ikut menyaksikan momen indah tersebut.

Tapi di sisi lain, Victoria sedang merencakan sebuah rencana jahat. Dia sudah mendengar cerita dari nyonya sonia langsung setelah pulang dari kediaman Zein tadi. Hatinya panas di penuhi rasa amarah, tidak akan dia biarkan hanya seorang pengasuh dapat menyingkirkan posisinya dengan mudah.

"Persettan kau Rosetta. Aku akan membuat mu menderita! " sumpah serapah dalam hatinya. Mengingat kembali perdebatan mereka di mall lalu di tambah mendengar cerita dari nyonya sonia, ingin rasanya Victoria menghampiri langsung wanita rendahan itu dan mencabik- cabik wajahnya yang sok kecantikan. Tapi Victoria tahu ia tidak akan melupakan hal yang se gegabah itu, ia memiliki rencana yang paling mulus untuk menjebak wanita itu dalam jurang kesengsaraan yang paling dalam.

Kemudian dia menghubungi nomor seseorang yang selalu menjadi andalan nya untuk melakukan rencana- rencana guna menyingkirkan wanita-wanita yang selama ini selalu berada di sekitar Zein dan berpotensi mengancam posisi nya.

"Ya, kau sudah mendapatkan obatnya? " tanya Victoria pada orang dalam telepon tersebut.

Lalu ia tersenyum. "Bagus. Besok kita langsung eksekusi rencana nya. "

Lalu sambungan di matikan. Victoria tertawa jahat meski matanya memerah menahan tangis, hatinya tentu hancur melihat laki-laki yang ia cintai yang selama ini ia percayai justru malah dengan mudah berpindah hati dan ironisnya malah kepincut dengan orang baru.

"Kenapa Zein? kenapa kau lebih memilih untuk melindungi wanita itu di banding aku. Argghhh! " Victoria berteriak kencang, melampiaskan emosinya. Ia melempar barang- barang apa saja yang ada di kamarnya.

Tuan Frederick yang mendengar keributan dari kamar putrinya bergegas menghampiri.

"Victoria! Victoria! " tuan Frederick memanggil putri tunggal kesayangannya itu.

"Ada apa honey? kenapa semuanya berantakan?" sebagai orang tua, tuan Frederick tentu sangat cemas. Ia lantas segera menghampiri putri nya dan memeluk nya.

Dalam pelukan ayahnya, Victoria terisak, matanya kemudian menyala menyalak- nyalak. "Dad, aku ingin Zein menjadi milikku!"

"Tentu saja. Tentu saja sayang, Zein akan segera menjadi milik mu. "

******

1
Fajar Alfiyanshah
Luar biasa
Retno Palupi
ayo hajar .,
Retno Palupi
Victoria mengganggu
Retno Palupi
semoga g merusak dapur ya ssy
Retno Palupi
Victoria mengerikan
Retno Palupi
anggap aja nambah satu. anak Zein 😅😅
biby
si Rosetta pecicilan bnget ga mikir perasaan zein
Retno Palupi
anakmu nyari suami tampan Pak
Retno Palupi
😅😅😅😅 gimana perasaan Sissy ya
Adinda
jodohkan saja si jalang peliharaanmu yang engkau banggakan dengan suamimu nyonya
Adinda
Rosetta /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
mampus yassalam
Aiyaa writer
👍👍👍👍👍
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
emaknya gelo
Kadek Bella
lanjut thoor
Iqlima Al Jazira
zein harus tegas
Dancingpoem: betul👍👍
total 1 replies
Kadek Bella
lanjut thoor
beybi T.Halim
mampus..,50 jetong gak tuh...😅😅 duit apa daun yah
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!