NovelToon NovelToon
The Hunter

The Hunter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Blackpink / Persahabatan
Popularitas:411
Nilai: 5
Nama Author: XoXo18

Menceritakan Perjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas yang telah berkuasa terlalu lama, dengan usaha dan kerja keras mereka akankah mereka berhasil atau tidak dalam melawan para penghuni atas atau justru kalah dan hancur tanpa harapan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XoXo18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 ( Jenderal Perang )

Tensi meningkat saat Ahyeon dan Irene berhadapan. Padahal ini hanyalah permainan catur, tapi suasana di aula berubah jadi dingin. Hal ini disebabkan oleh aura yang dipancarkan oleh Ahyeon.

"Ah, iya. Aku lupa bilang kalau junior ini memiliki elemen yang sama sepertimu." Ujar Eunha.

"Benarkah? Menarik sekali. Sudah bisa mengendalikan suhu lewat auranya. Luar biasa." Tambah Irene yang semakin tidak sabar untuk berhadapan dalam permainan keahliannya ini.

"Itu berkat latihannya bersama Rose kemarin malam." Seru Eunha.

"Latihan? Dalam semalam sudah bisa seperti ini? Kau sungguh penuh kejutan. Baiklah ayo mulai. Putih pertama." Ujar Irene yang segera memulai permainan caturnya itu.

Sementara Eunha pergi ke pintu masuk aula untuk memasang perisai agar tidak ada orang lain mengganggu duel antara jenderal perang dan junior baru. Langkah pertama diambil oleh Ahyeon. Ia menggerakkan pion pertamanya. 30 menit berlalu, masing-masing dari mereka telah kehilangan seluruh pionnya sehingga yang tersisa hanyalah menteri-menterinya.

"Belum pernah ada yang bertahan selama 30 menit dalam permainan catur melawan Irene. Luar biasa." Ujar Eunha dalam hati yang semakin asik menonton mereka berdua yang saling mengatur strategi.

1 jam telah berlalu sejak langkah pertama pion Ahyeon dijalankan. Kali ini keadaan Irene sedikit merugi karena telah kehilangan salah satu kudanya.

"Ayo Irene, Ada apa denganmu? Kau tidak serius ya?" gumam Eunha dalam hati.

Namun sepertinya perkiraan Eunha salah setelah melihat raut wajah Irene yang menyiratkan keadaan terdesak. Padahal 1 jam sebelumnya, keadaan sama. Tapi Ahyeon membalikkannya dengan memakan kuda milik Irene.

"Ow, nampaknya kita mendapatkan jenderal perang baru." Ujar Eunha dalam hati sambil tersenyum melihat kemampuan luar biasa Ahyeon yang bisa mendesak Irene sejauh ini.

"Apakah sang Jenderal Perang akan dikalahkan?" gumam Eunha.

Sementara itu di waktu yang sama, setelah mengantri selama 1 jam, akhirnya Ruka CS mendapatkan. giliran untuk berhadapan dengan pembimbing divisi 3 dalam game adu kekuatan, SinB yang pernah membuat Ruka terkapar dalam game pertama sebelumnya.

"Ah, akhirnya kalian tiba juga. Kok lama banget?" tanya SinB yang memakai seragam Taekwondo. dan tanpa alas kaki menyambut kedatangan anggota divisinya itu bersama rekan-rekannya.

"Tadi main adu strategi dulu." Jawab Ruka.

"Ow. Ahyeon mana?" tambah SinB..

"Masih disana. Main catur sama Kak Irene." Jawab Haram.

"Waw! Berarti dia udah ngelewatin babak isi soal Eunha, dong? Hebat! Padahal belum pernah ada di kampus ini yang berhasil ngejawab soal tingkat sedang yang diberikan Eunha." Ujar SinB kagum.

"Jadi kita disini ngapain? Sparring?" tanya Chiquita tidak sabar.

"Yap! Tapi sebelumnya kalian harus menghancurkan tumpukan batu alam disana." Tunjuk SinB ke arah tumpukan batu alam dengan ukuran 2 kali tubuhnya.

"Buset! Pake palu?" tanya Haram.

"Enak aja! Pake ini." Jawab SinB

sambil mengangkat kakinya.

"Oke! Siapa takut!" tambah Ruka.

"Tanpa alas kaki, kah?" tanya Chiquita yang takut kakinya terluka.

"Terserah. Tapi kalau takut sakit, mending pake deh. Kasian." Ujar SinB dengan nada mengejek.

Mendengar jawaban tersebut, Ruka langsung melepas sepatunya dan memakai seragam Taekwondo yang telah disediakan oleh SinB. Begitu pula dengan 3 lainnya. Mereka seperti terbakar oleh nada mengejek SinB, langsung melepas sepatu mereka dan menggunakan dobok. Sebutan untuk seragam Taekwondo.

"Tapi perlu Aku ingatkan, baru beberapa orang yang berhasil menghancurkan batu alam itu dengan dropkick. Itupun hanya satu. Tidak semua tumpukan itu." Ujar SinB.

Sementara itu kembali ke duel catur antara Irene dan Ahyeon dimana Eunha yang menjadi satu-satunya penonton disana. Dalam waktu 15 menit semenjak Irene kehilangan salah satu kudanya yang menempatkan Ia di posisi kurang beruntung, Ia membalikkan keadaan dengan merebut menteri dan 2 benteng Ahyeon. Hal ini tentu membuat keadaan Ahyeon berada dalam posisi yang lebih kurang beruntung dibanding posisi Irene sebelumnya.

"Sungguh permainan yang tidak bisa diprediksi akhirnya. Di satu sisi, Ahyeon sempat berada posisi menguntungkan, namun disisi yang lain, jebakan 3 lapis yang dipasang oleh Irene akhirnya membuat Ahyeon kehilangan mentri dan salah satu bentengnya." Gumam Eunha.

"Game yang menarik, Ahyeon. Ternyata benar apa kata temanku, kau bukanlah gadis biasa." Ujar Irene memecah keheningan yang menyelimuti mereka selama hampir 1 setengah jam.

"Ahaha, jangan memuji." Balas Ahyeon merendah.

"Tidak, ini sungguhan, setelah sebelumnya kau berhasil menjawab seluruh soal yang diberikan Eunha dan selanjutnya bertahan melawanku dalam permainan catur selama 30 menit pertama, Aku tahu bahwa kau sebenarnya memiliki bakat gabungan dari bakatku dan Eunha. Strategi dan perhitungan." Tambah Irene.

Ahyeon hanya terdiam. Ia tidak menjawab pujian yang dilemparkan oleh Irene. Ia kembali fokus ke permainan caturnya yang saat ini posisinya sedang dalam kurang menguntungkan. Berpikir dalam bagaimana ia bisa keluar dari posisinya saat ini. Dan kembali, suasana hening menyelimuti mereka. Begitu pula dengan aura dingin yang sedari tadi mengisi aula utama. Ia menggerakkan bentengnya satu langkah ke posisi G7.

"Tapi, seperti apa kata Eunha sebelumnya, di kampus ini tidak ada yang pernah berhasil mengalahkanku dalam strategi perang di permainan catur ini. Termasuk Kau." Ujar Irene sambil menggerakkan menterinya untuk memakan benteng milik Ahyeon.

Satu per satu para menteri milik Ahyeon dilahap Irene dan hanya menyisakan satu kudanya dan raja. Sungguh posisi yang sangat tidak menguntungkan.

"Dan dengan satu langkah ini, Skakmat!" Ujar Irene sambil menggeserkan bentengnya tepat di hadapan raja Ahyeon yang membuat posisi lawannya itu Skakmat.

"Game yang sangat seru." Ujar Irene jabat tangan.

"Sepertinya Aku harus banyak belajar. dari Kakak." Jawab Ahyeon sambil menerima tawaran jabat tangan Irene.

Seiring dengan berakhirnya permainan catur antara Ahyeon dan Irene, aura dingin pun menghilang dari sekitaran aula. Eunha menjentikkan jarinya, menghilangkan perisai yang melindungi aula sehingga terlihat lah barisan maba yang sudah mengantri sedari tadi sepertinya.

"Terima kasih atas permainannya." Ujar Ahyeon sambil membungkuk lalu kemudian meninggalkan aula untuk menyusul teman-temannya.

"Kau mau menjadi pembimbingnya?" tanya Eunha.

"Benarkah?" balas Irene terkejut.

"Ya. Lisa menitipkannya padamu. la memiliki kelebihanku dan kelebihanmu, juga elemen auranya sama sepertimu. Air." Balas Eunha.

"Dengan senang hati!" jawab Irene sambil menjabat tangan Eunha kemudian menggoyang-goyangkannya keatas dan kebawah, layaknya anak kecil yang sangat senang karena diberi mainan baru.

"Perkembangannya akan jauh lebih cepat bila dibimbing oleh seseorang dengan elemen yang sama." Tambah Eunha.

"Tentu saja. Aku tidak akan menyianyiakan kesempatan ini." Ujar Irene tersenyum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!