NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Kay dan Leo sedang menyantap makan siang di restoran La Vue, sembari menunggu kedatangan klien yang akan menandatangani kontrak kerja sama dengan mereka.

Sekarang sudah dua puluh menit berlalu sejak mereka selesai bertemu dengan parah klien. Kay, pria itu hampir menghancurkan meja restoran.

Leo kelabakan mencari tisu basah di laci dashboard mobil. Nafas Kay memburu, bulu kuduknya berdiri. Kepalanya seperti mau pecah. Rasanya ingin sekali dia memutuskan tangan wanita itu dengan kapak.

"Lancang, lancang sekali dia menyentuhku!" Kay menutup matanya, berusaha meredam emosi yang menggerogoti dirinya.

Mata Leo berbinar saat menemukan satu pack tisu basah yang belum dibuka. Untunglah minggu lalu dia membelinya dan menaruhnya di mobil. Segera ia membuka tisu itu dan menyerahkannya pada Kay.

"Aku pikir penyakitmu itu sudah hilang." Leo membuka suara sembari menatap Kay yang mengelap tangannya seperti orang gila.

"Hilang? Sialan, kau mau mati Leo?"

Mendengar umpatan dan nada geram Kay Leo menarik sudut bibirnya. "Baiklah, aku minta maaf. Aku lupa membawa tisu basah karena berpikir kau sudah tidak membutuhkannya. Lagi pula tadi kau tidak meminta tisu padaku saat Kristal berkali-kali memegang tanganmu."

Leo membalikan tubuhnya. Bersandar di kursi mobil sambil memejamkan matanya. Sayang sekali, padahal dia sudah cukup senang saat mengira penyakit gila Kay itu sudah menghilang, tapi ternyata itu hanya angan-angan saja.

Kay terdiam. Mulutnya tertutup rapat sambil melirik tangannya dengan dingin. Seketika wajah Kristal terbayang saat beberapa kali memegang tangannya, namun saat bayangan pelayanan wanita tadi muncul di benaknya, Kay langsung meremas tisu bekas itu dengan kuat. Rahangnya mengeras, rasa jijik dan benci menjalar di seluruh tubuhnya.

"Ke mansion, aku ingin mandi."

Leo langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju mansion milik Kay.

...•••...

"Bagaimana hari pertama kalian?" Kristal membuka suara sambil menatap kedua karyawan baru itu. Mulutnya tidak diam mengunyah keripik dari tadi.

"Lumayan."

"Not bad."

Kristal terkekeh mendengar ucapan keduanya. Natan dan Xio, keduanya mirip seperti Vano dan Bram. Tapi, tak bisa Kristal pungkiri kalau mereka berdua memang tampan seperti kata Jane. Bisa dipastikan kalau yang memilih dua training ini adalah Jane. Gadis itu memang mirip dengannya, menyukai lelaki tampan.

Ya, tidak masalah, mereka berdua juga cantik, jadi apa salahnya menyukai pria tampan, benarkan?

"Kak, sepertinya Kak Vano menyukaimu." Xio menatap Kristal sembari melirik ke arah Vano yang sedang berbicara dengan pemain DJ. Dari tadi ia mendapati Vano curi-curi pandang ke arah Kristal.

Kristal mengikuti arah pandang Xio kemudian kembali menatap lelaki itu. "Mana ada, itu tidak mungkin." Kristal terkekeh sambil menggeleng singkat.

Natan menyipitkan matanya, melirik Vano dan Kristal secara bergantian. "Tapi sepertinya yang Xio katakan ada benarnya. Kami para lelaki tau jelas saat melihat tatapan matanya."

Xio mengangguk setuju. "Tatapannya padamu berbeda, Kak. Dia seperti terpesona pada kecantikan mu." Xio cengengesan dan langsung dihadiahi pukulan singkat oleh Kristal.

"Jangan mengarang cerita. Lanjutkan saja perkejaan kalian. Aku akan sering datang kemari dan mengecek cara kerja kalian!" Kristal sambil melipat tangannya di dada sambil melirik keduanya dengan tajam.

"Iya-iya, Kak Kristal mantan senior." Xio tersenyum sarkas.

"Jika kalian lolos training selama tiga bulan aku traktir nonton konser musik." Kristal mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan keduanya.

"Kau serius kak?" teriak Xio saat Kristal mendekati pintu keluar.

Kristal menoleh sekilas sambil tersenyum. "Tentu, ku dengar Coldplay akan konser di kota ini tiga bulan lagi. Pendaftarannya dibuka hari ini, kalau kalian bekerja dengan keras aku akan memberikan dua tiket VIP pada kalian."

Senyuman Natan dan Xio merekah saat Kristal keluar. Keduanya tentu percaya apalagi mereka melihat Kristal turun dari mobil mewah yang bahkan pajaknya sangat mahal. Di tambah barang-barang yang dikenakan Kristal semuanya merk terkenal. Sudah dipastikan Kristal memiliki banyak uang, dan yang pasti keduanya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Jane, bagaimana persiapannya?" Kristal datang menghampiri Jane yang sibuk mengatur meja DJ.

"Lancar, orang-orang juga udah pada datang. Kita sepertinya akan sibuk, tidak apa-apa ditinggal?" Jane sedikit tidak enak hati. Padahal dia yang mengajak gadis itu datang kemari tapi dia tidak bisa menghabiskan waktu dengannya.

Kristal menggeleng sambil tersenyum. "Tidak masalah, lagi pula Paman Wiliam akan datang. Aku bisa mengobrol dengannya nanti."

Jane mengangguk singkat. "Kamu tidak apa-apa pulang larut malam? Takutnya..."

"Tidak masalah! Dia pasti tidak akan marah," sahut Kristal dengan percaya diri.

23:00 Malam

"Kenapa gerbangnya belum dikunci?" Kay keluar dari pintu mansion dengan kursi rodanya.

Satpam itu berlari menghampiri Kay dengan sopan. "Nona Kristal belum kembali Tuan Muda."

Kay melirik tajam ke arah satpam. Seolah berharap kalau dia salah dengar.

Satpam itu meremas kedua tangannya yang menyatu. "Nona Kristal belum pulang." Ia mengulangi perkataannya dengan pelan namun jelas di telinga Kay.

Kay langsung merogoh sakunya mengambil ponselnya. Tangannya bergerak di atas layar menelpon Kristal, tapi ponsel gadis itu malah tidak aktif. Kay berdecak kesal. Ia beralih menghubungi Paman Wiliam.

Sudah satu jam dia pulang dari kantor. Kay pikir Kristal sudah kembali ke mansion dari tadi, tapi siapa sangka gadis itu ternyata belum juga kembali, sedangkan sekarang sudah jam sebelas malam.

Panggilan tersambung

"Halo? Ada apa, Kay?"

"Apa Kristal masih ada si cafe mu?" tanya Kay langsung tanpa basa-basi.

"Paman kurang tau, Kay. Paman sudah meninggalkan cafe sejam yang lalu. Apa Kristal belum pulang?"

"Belum. Ponselnya tidak aktif. Sudahlah, aku akan kesana." Kay memutuskan panggilannya dan langsung menelpon Leo.

"Ha-"

"Datang ke mansion dalam waktu sepuluh menit. Gaji mu bulan ini ku potong jika terlambat."

Leo melongo menatap ponselnya yang baru saja di putuskan sepihak oleh Kay. Pria itu selalu saja seenaknya menyuruhnya ini dan itu tanpa berpikir panjang.

Tidak ingin gajinya di potong, Leo langsung mengambil kunci mobil dan keluar dari apartemennya.

...•••...

"Apa kau sudah mencoba menelponnya lagi?" Leo sudah bersama Kay, pria itu duduk di sampingnya sembari menatap layar ponselnya.

"Tiga kali dan tidak aktif. Aku akan membunuh gadis itu, jika dia berani membuat masalah sebelum acara pernikahan." Kay melempar ponselnya ke dashboard mobil. Rahangnya mengeras sembari mengusap pelipisnya.

Leo diam. Ia memilih tutup mulut. Kay sedang dalam mood yang buruk dan bisa kapan saja mengamuk. Gadis itu, habislah dia jika berani bertindak gegabah.

...•••...

"Bajingan, apa yang kau lakukan padanya bodoh!" Bram melepaskan satu pukulan tepat pada rahang Vano dengan kuat.

Jane berlari masuk, matanya terbelalak melihat Kristal. Pandangannya beralih pada Vano dan Bram yang sedang berkelahi. Cafe sudah tutup sejak sejam yang lalu, tapi Kristal dan Vano seketika menghilang. Dan disinilah keduanya di temukan, di gudang penyimpanan cup dan barang-barang lainnya.

Jane menghampiri Kristal yang tersungkur di lantai. Gadis itu sangat kacau. Mata, pipi, dan hidungnya memerah karena menangis. Baju yang dia kenakan juga kotor dan hampir terbuka, cairan kental juga mengalir di kakinya.

Tepat saat itu Jane berteriak saat Bram sudah membabi buta memukul Vano. Natan dan Xio datang memisahkan kedua lelaki itu. Bram seperti akan membunuh Vano bila tidak di hentikan.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!