NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ulang tahun Bibi Anne

Hari ini adalah hari ulangtahun Anne, bibi Nathalia.

Nathalia bangun di jam 6 pagi. Sudah beberapa hari terakhir ini, Nathalia diam-diam berolahraga di ruangan rahasia. Walaupun Nathalia tidak tahu bagaimana cara menggunakan berbagai alat di sana, ia tetap melakukan sebisanya. Ada tali yang menggantung dari ujung ke ujung dinding ia gunakan untuk melakukan gerakan pull up. Orang-orangan kayu, ia gunakan untuk melatih otot lengannya. Tempat latihan melempar pisau, ia gunakan untuk menembak pistol katrol supaya tepat sasaran. Beberapa pijakan kayu ia gunakan untuk mengasah kemampuan parkournya.

Selama itu, Arumi memperhatikannya. Ia membiarkan saja Nathalia berlatih asal-asalan seperti itu. Nanti saat waktunya tiba, ia yang akan turun tangan dan melatih dengan latihan yang sesungguhnya. Arumi selalu memperhatikan Nathalia berlatih. Seperti hari ini contohnya.

Nathalia berolahraga di ruangan rahasianya, diperhatikan oleh Arumi dari kejauhan. Menggunakan penglihatan ajaibnya, Arumi dapat menembus berbagai penghalang yang ada di depannya. Sesekali ia tersenyum geli melihat Nathalia berolahraga.

Selesai berolahraga, Nathalia berisitirahat sejenak. Ia mengamati area latihan itu. Sangat luas sekali. Entah seberapa luasnya jika diukur dari atas. Ia menduga-duga, luasnya sampai tempat ia bekerja.

Setelah memulihkan tenaganya, Nathalia kembali ke dalam rumahnya. Ia bergegas mandi dan sarapan. Nathalia berpamitan kepada pembantunya.

Saat di luar, Nathalia terkejut melihat ada Arumi di sana. Berdiri bersandar pada mobilnya.

"Apa ada tugas yang penting, Bu??" Tanya Nathalia. Mungkin Arumi meminta ia bekerja sebentar karena ada hal mendadak, pikirnya.

"Bukan. Kamu naik apa??" Tanya Arumi.

Nathalia tampak berpikir. Kendaraan yang ia tahu hanya Cyrus saja. Di kota Jalundra ada Tron namun itu kendaraan pribadi. Nathalia mengetahui ada transportasi darat dan udara yang bisa ia gunakan untuk pulang ke rumah bibinya. Masalahnya adalah Nathalia tidak tahu caranya.

"Uhm... Sepertinya aku akan berjalan sampai perbatasan kota lalu naik Cyrus sampai ke rumah, Bu," kata Nathalia.

"Kamu tau itu jaraknya sangat jauh sekali," kata Arumi sembari tersenyum.

"Tenang saja, Bu. Aku bisa parkour agar cepat sampai sana," kata Nathalia bangga.

"Ohh benarkah?? Hebat sekali," kata Arumi memuji.

Sebenarnya, Arumi sudah mengetahui Nathalia dapat melakukan parkour. Namun supaya perasaannya tidak kecewa atau kecil hati, ia berpura-pura baru saja mengetahui hal itu.

"Ya. Tapi sepertinya sedikit sulit memanjat di sini. Tidak seperti kotaku yang masih banyak pijakannya. Dinding batu, tiang, pohon, kabel atau tembok masih banyak di sana. Di sini sangat sulit sekali. Mungkin bergelantungan di tiang sebentar akan memudahkanku ke atas," kata Nathalia.

"Tapi kalau kamu melakukannya pagi-pagi ini, pasti akan menjadi perhatian banyak orang bukan??"

"Uhmm... Iya, hehe."

"Kalau begitu, kenapa tidak mencoba kendaraan yang lebih aman dan gratis??" Tanya Arumi seraya menunjukkan mobilnya.

Nathalia tidak mengerti maksudnya. Ia hanya terdiam saja. Matanya berkedip beberapa kali. Arumi menangkap wajahnya seperti kebingungan.

Reinkarnasi terakhirmu sungguh unik dan berbeda dari yang lain, Mirage.

"Maksudku, aku akan mengantarmu," lanjutnya.

"Oh, hmm... Tidak perlu Bu. Sepertinya ibu sibuk mengurus pekerjaan di sana," kata Nathalia.

"Ada asistenku yang menggantikanku. Apa gunanya ada dia jika tidak digunakan seperti ini bukan??"

Nathalia tampak menimbang-nimbang sesaat. Ia tidak ingin merepotkan Arumi. Memang Arumi sangat baik padanya, namun hal ini terlalu baik baginya. Arumi rela mengambil libur demi mengantar Nathalia. Arumi sendiri terlihat menunggu jawaban dari Nathalia.

Menunggu jawabannya lama juga. Dia ini pemikir sekali orangnya.

"Hmm... Baiklah Bu. Sekalian ibu berkenalan dengan daerahku, hehe," kata Nathalia mengiyakan setelah beberapa saat kemudian. Arumi tersenyum mendengar persetujuannya.

Ada tujuan lain mengapa Arumi ingin mengantar sekaligus menemani Nathalia ke rumah bibinya. Ia ingin mengenal lebih dekat dengan Nathalia. Melalui bibinya, Arumi dapat mencari informasi tentang hal apa yang disukainya, kebiasannya, hobinya dan lain-lain. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan latihan kedepannya.

Arumi dan Nathalia sudah berangkat.

Kemarin, Nathalia menyempatkan diri untuk membeli sebuah kotak sebagai kado ulangtahun. Kotak itu, ia isi dengan kartu yang sudah terisi saldo cukup banyak.

Nathalia menceritakan pengalaman pertamanya menggunakan alat pembayaran canggih itu kepada Arumi. Awalnya ia kebingungan menggunakan gelangnya. Pasalnya selama tinggal di kota Jalundra, Nathalia tidak pernah berbelanja sendiri. Pembantunya yang selalu berbelanja. Ia sama sekali tidak diperbolehkan untuk keluar. Alasannya selalu sama, yaitu nanti kelelahan dan akan berpengaruh terhadap pekerjaannya. Nathalia bosan sekali mendengar alasan itu.

Arumi tersenyum geli. Ia juga lupa bilang bagaimana cara memakainya. Dibantu oleh karyawan toko sana, Nathalia berhasil melakukan pembayaran walaupun harus menanggung malunya. Bagaimana tidak, kebingungannya disaksikan oleh beberapa orang di sana.

Selama perjalanan, Arumi berbincang tentang kota Jalundra. Parvita Company adalah tonggak utama dalam membangun kota Jalundra. Tanpa perusahaan tersebut, kota Jalundra tidak akan menjadi seperti ini. Perusahaan tersebut sudah berdiri sangat lama sekali.

Sekarang perusahaan tersebut dipegang oleh Alexander Parvita, ayah Caroline Parvita. Arumi memberitahu bahwa Caroline menjadi pewaris tunggal perusahaan tersebut. Karena ia tidak memiliki saudara sama sekali, Caroline yang akan memegang perusahaan tersebut secara keseluruhan.

Nathalia mengangguk mengerti. Wajar saja jika Caroline dipaksa oleh ayahnya kuliah. Hal itu bukan tanpa alasan. Perusahaan yang besar pasti membutuhkan ilmu dan wawasan yang luas. Hal ini yang mendasari mengapa ayahnya memaksa Caroline kuliah.

Arumi berhenti di suatu tempat. Rupanya ia ingin membeli kue ulangtahun. Nathalia tidak terpikir ke sana. Karena rencana awalnya, ia ingin membuat masakan spesial. Arumi mengatakan, tidak apa-apa jika Nathalia ingin membuat masakan itu. Arumi membeli kue tersebut atas keinginannya. Ia merasa tidak enak hati jika berkunjung tidak membawa apa-apa.

Tak terasa, mereka sudah sampai di rumah Anne. Nathalia menganjurkan Arumi memarkirkan mobilnya di ladang.

"Kenapa harus parkir?? Kan bisa pakai cara ini," kata Arumi seraya tertawa geli. Arumi menekan sebuah tombol dan mobil itu menjadi sebuah alat kecil.

"Oh, aku lupa hal itu," kata Nathalia. Arumi menggelengkan kepalanya.

Mereka berdua bergegas masuk ke dalam rumah.

"Bi... Bibi... Nick... Sepertinya mereka sedang berada di ladang Bu," kata Nathalia. Ia mengajak Arumi pergi ke sana. Letaknya berada di belakang rumahnya.

Di ladang, ada Anne yang sedang mengajarkan Nick cara menggunakan alat pemotong rumput. Anne terlihat gemas dengan kelakuan Nick. Nick sama sekali tidak paham dengan apa yang dijelaskan Anne. Beberapa kali, ia salah melakukannya. Sampai akhirnya, Nick dapat melakukannya.

"Bibi... Ini aku." Anne menoleh. Ia melihat ada Nathalia bersama dengan seorang wanita dewasa di sampingnya. Anne menghampiri mereka berdua.

"Kamu sedang libur??" Tanya Anne.

"Ya. Ini kan hari spesial bibi," kata Nathalia. Anne mengerinyitkan dahinya. Hari spesial apakah itu?

"Ini hari ulangtahun bibi," lanjut Nathalia mengingatkan.

"Oh ya ampun. Maaf ya. Bibi lupa. Maklum sudah tua," kata Anne sembari tersenyum.

Nathalia memperkenalkan Arumi kepada bibinya.

"Salam kenal. Saya sangat berterimakasih atas bantuannya," kata Anne sambil berjabat tangan dengan Arumi.

"Jangan terlalu formal. Itu hanya bantuan biasa. Hmm... Dia punya hadiah spesial untukmu," kata Arumi.

"Ah, benarkah??" Tanya Anne.

Wajahnya terlihat penasaran. Nick berada di belakang Anne. Ia yang sempat mendengar percakapan itu, penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikan oleh Nathalia.

"Tara! Ini bukan kartu sembarang. Bibi bisa lihat saldonya." Nathalia menyerahkan kotak itu. Anne membukanya. Kartu miliknya. Lalu sesuai perkataan Nathalia, ia memeriksa saldonya.

"Oh! Banyaknya. Apa ini gaji pertamamu??" Tanya Anne terkejut. Nick juga terkejut melihat isi saldo yang sangat banyak.

"Hmm, iya Bi."

"Dan kamu memberikannya kepada bibi?? Semuanya??"

"Sebagian besar."

"Kamu ini, Nat. Seharusnya jangan begitu. Pikirkan untuk kamu sendiri," kata Anne sambil mencubit pipinya. Nathalia sedikit meringis kesakitan. Setelahnya ia mengelus-elus pipinya.

"Ya. Bibi Anne benar, Kak. Mana untukku??" Tanya Nick.

"Kamu gak ulangtahun. Justru mana hadiahmu untuk bibi??" Tanya Nathalia balik.

Nick menunjukkan satu keranjang penuh berisi jagung. Nathalia menatapnya heran. Mengapa hadiahnya jagung? Apalagi jagung tersebut berasal dari ladang bibinya.

Nick beralasan jagung tersebut hasil jerih payahnya. Bagi Nick, perjuangan memanen jagung adalah hadiah darinya. Nathalia dan Anne hanya tersenyum saja.

"Ini kue untuk bibi," kata Nathalia seraya memberikan kue tersebut kepadanya.

"Wah! Terlihat sangat enak sekali," kata Anne sembari tersenyum.

Anne mengajak Arumi dan Nathalia serta Nick makan kue di dalam rumahnya. Nathalia menuju dapur untuk memasak masakan spesial.

Arumi memperhatikan rumah Anne, sangat sederhana sekali. Rumahnya kecil. Hanya ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur dan ruang utama. Di lantai atas, ada kamar milik Nathalia yang sekarang dipakai oleh Nick, gudang dan balkon.

Arumi teringat akan dirinya yang dulu mencari keberadaan Nathalia. Sejak kedua orangtuanya pindah ke kota Jalundra, Arumi tidak dapat menemukannya. Ternyata selama itu, ia tinggal di rumah bibinya. Hal ini baru diketahuinya setelah bertemu saat melamar pekerjaan. Ia dibantu oleh satu muridnya mencari informasi tentang Nathalia.

"Aku cuma bisa masak ini, Bi." Nathalia meletakkan ayam panggang satu ekor utuh di atas meja.

"Aku rasa ini bukan sekedar 'cuma'," kata Arumi seraya tersenyum.

"Hehe, hmm... Bagiku baru bisa masak ini aja. Jadi pakai kata 'cuma'," kata Nathalia.

"Kak Nat, kakak ini tidak sopan berbicara dengan beliau memakai kata aku," kata Nick.

"Tidak apa-apa. Kami berdua sudah kenal dekat... Eee... Siapa namamu??"

Nick sepertinya tidak fokus. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri.

"Aku??" Tanya Nick kemudian.

"Iya kamu. Siapa namamu??" Tanya Arumi.

"Oh aku. Nick," jawab Nick. Arumi mengangguk.

Setelahnya, Nathalia menceritakan tentang tempat tinggalnya di sana, pengalamannya bekerja, bertemu dengan teman yaitu Caroline. Anne mendengarkan dengan seksama. Nick mendengarkan sambil menyantap ayam panggang.

Arumi menarik kesimpulan bahwa Nathalia sebenarnya dapat berbaur dengan orang lain di sekitarnya. Terbukti dengan Nathalia menceritakan tentang apa yang terjadi kepada bibinya. Hanya saja, Nathalia tidak menceritakan hal itu kepada sembarang orang. Bagi Nathalia dekat dengannya saja baru ia akan bercerita.

"Ngantuk, Nat??" Tanya Anne ketika melihat Nathalia menguap. Nick juga ikut-ikutan.

"Kalian berdua sama saja," lanjutnya seraya tersenyum.

"Iya, Bi. Aku ngantuk," kata Nathalia. Nick mengangguk. Matanya sudah hampir terpejam.

Anne menganjurkan mereka berdua tidur. Mereka setuju. Lalu Nick dan Nathalia secara bersamaan berjalan menuju kamar Nathalia.

"Nick, itu kamarku. Kenapa kamu ikut denganku??" Tanya Nathalia.

"Huh?? Oh iya. Lalu aku tidur di mana??" Tanya Nick.

"Di kamar bibi saja," kata Nathalia. Nick menyetujuinya.

Baru saja berbalik, Nick berguling menuruni tangga. Hal itu dikarenakan Nick tidak melihat anak tangga. Dirinya sudah mengantuk berat.

"Ya ampun, Nick. Hati-hati," kata Anne.

"Awas jatuh, Nick," kata Nathalia.

"Terlambat. Aku sudah jatuh kakak baru bilang," kata Nick.

Setelah mereka berdua tidur, Anne dan Arumi berbincang sebentar.

"Apa dia berkelakuan baik selama di sana??" Tanya Anne.

"Iya. Dia adalah anak baik dan juga rajin. Pekerjaannya selalu dituntaskan dengan baik. Rapi dan bersih. Kepada pegawai lain dia juga ramah," kata Arumi.

"Syukurlah. Omong-omong, apa benar dia sudah gajian?? Padahal, baru saja seminggu dia bekerja di sana. Kurang lebih tepatnya."

"Sebenarnya uang yang dikirim ke kartu Anda adalah uang modalnya di sana. Saya memberikan modal itu untuk biaya hidupnya sebelum gajian. Akan tetapi, ketika melihat jumlah uangnya, bagi Nathalia uang tersebut sangat banyak. Dia mendapat ide untuk mengirimkan uang tersebut kepada Anda."

"Oh ya ampun. Anak itu. Padahal aku di sini baik-baik saja. Sudah ada ladang sebagai penghasilanku sehari-hari. Dan jangan terlalu formal berbicara denganku."

"Iya maaf. Aku berpikir karena aku orang lain, jadi akan lebih baik jika aku bersikap sopan."

"Ah, begitu saja sudah sopan."

Arumi mengamati kamar Nathalia yang berada di atas dari bawah.

"Apa dia tidur di sana??" Tanya Arumi.

"Iya. Dia senang tidur di sana. Awalnya, aku yang tidur di atas. Namun, baru beberapa minggu saja dia meminta tukar. Aku di bawah, dia di atas. Hal itu berhubungan dengan kebiasaannya," jawab Anne.

"Apa itu??"

"Dia senang menyendiri. Jika tidak melakukan apa-apa, Nathalia senang duduk di atas atap. Kamar di atas adalah jalan yang mudah baginya mencapai atap ini. Yah, dia adalah gadis yang berbeda dari gadis pada umumnya. Biasanya, gadis-gadis lebih senang bermain boneka, masak-masak, jalan-jalan, diam di kamar dan melakukan aktivitas ringan. Berbeda dengan Nathalia yang senang memanjat dinding dan pohon, bergelantungan di tiang, duduk di dahan, atas atap, meloncat dari rumah ke rumah. Nathalia menyebutnya sebagai seni parkour," jelas Anne.

"Hmm, begitu. Apa tidak masalah dia melakukan hal itu??" Tanya Arumi.

"Selama itu aman, aku tidak perlu melarangnya," jawab Anne sembari minum teh.

"Benar sekali."

"Apa dia juga melakukan kebiasaannya di sana??" Tanya Anne.

"Menurut pembantu di sana, iya. Terkadang dia juga suka keluar di malam hari," kata Arumi.

"Oh. Pasti itu untuk mencari ketenangan, katanya. Hmm... Dia aman di sana, kan??"

"Iya tentu. Dia keluar tidak jauh-jauh."

"Syukurlah."

"Baiklah. Boleh aku berkeliling sebentar??" Tanya Arumi kepada Anne.

"Oh iya. Tentu saja."

Arumi keluar dari rumah Anne. Arumi mengamati sekelilingnya. Tidak ada orang sama sekali. Dengan cekatan, ia memanjat dinding sampai ke kamar Nathalia.

Di sana ia melihat Nathalia tidur dengan nyenyak.

Kemarin, saat Nathalia sedang pergi membeli kotak kado, Arumi menyuruh satu muridnya untuk mengambil kalung yang berada di ruangan jubah. Dengan aman, muridnya itu dapat mengambil kalung itu.

Arumi memasuki kamar Nathalia lalu ia mendekatinya. Dengan perlahan, Arumi memasangkan kalung tersebut di leher Nathalia. Sesaat setelah dikalungkan, kalung itu menimbulkan reaksi. Batu yang ada pada kalung tersebut memancarkan sinar berwarna merah. Arumi menyaksikan hal itu. Sinar tersebut tidak berlangsung lama. Setelahnya, batu tersebut kembali seperti semula. Arumi meninggalkan kamar Nathalia.

--------

Sore hari.

Nathalia terbangun karena mendengar suara berisik dari atas atap. Ia mendongakkan kepalanya dari jendela kamarnya.

"Nick?? Apa yang kamu lakukan di sana??" Tanya Nathalia.

"Oh, aku sedang memotong dahan pohon ini. Mengganggu kabel saja. Di televisi ada berita, katanya akan ada angin kencang. Sekitar dua hari lagi. Bayangkan kalau dahan ini mengenai kabel?? Pasti langsung mati," jelas Nick.

"Hmm, aku kira ada apa," kata Nathalia.

"Maaf ya, tidur kakak terganggu."

"Tak apa."

Nick mengamati Nathalia sejenak. Ada sesuatu yang berbeda dari pandangan Nick. Nathalia sadar dirinya ditatap oleh Nick.

"Kalung yang bagus, Kak Nat. Apa ada seorang cowok yang memberikan itu kepadamu??" Tanya Nick. Nathalia melihat ke dadanya.

Benar kata Nick. Ada kalung dengan batu permata bentuk belah ketupat berwarna merah.

Dari siapa ini ya??

"Kak Nat. Apa kamu sibuk?? Bisa bantu aku??" Tanya Nick.

Terlihat Nick kesulitan untuk menggapai dahan pohon yang letaknya sangat tinggi. Bahkan dengan tangga saja, ia tidak bisa menggapainya. Hal ini dikarenakan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi. Nick meminta bantuan kepada Nathalia karena tubuhnya yang tinggi.

"Ya tentu," jawab Nathalia.

Nick hendak turun untuk memberi jalan kepada Nathalia supaya ia dapat naik. Sepertinya ia lupa bahwa sepupunya itu dapat memanjat dari jendela kamarnya.

"Ah iya. Aku lupa kakak bisa melakukan itu," kata Nick.

Nathalia berhasil menggapai dahan tersebut. Ia meminta Nick untuk menyerahkan gergaji kepadanya.

"Oh yeah! Sekarang rumah kita siap menghadapi badai besar," kata Nick kegirangan.

"By the way, mana bibi dan ibu Arumi, Nick??" Tanya Nathalia. Ia merasakan tidak ada keberadaan mereka berdua.

"Oh, mereka berdua pergi. Bibi mengajaknya berkeliling kota ini. Sebagai kenang-kenangan mungkin mengingat dia itu berasal dari kota yang elit, tidak seperti kota ini yang terbelakang," kata Nick.

"Hey, kalo ngomong jangan sembarangan," kata Nathalia.

"Aku hanya berbicara fakta, Kak Nat." Nathalia mengangguk-anggukkan kepalanya saja.

Ada sedikit perkelahian kecil di antara mereka. Nick yang ingin turun meminta kepada Nathalia supaya ia memegang tangga itu dari atas. Nathalia melakukannya, dengan sedikit kejahilan. Nathalia menggoyangkan tangga itu ke kiri dan kanan. Nick yang ketakutan berpegangan erat pada sisi tangga tersebut.

Merasa kasihan, Nathalia menghentikannya. Nick protes dengan tindakan Nathalia tadi. Nathalia beralasan hal itu ia lakukan untuk melatih keberaniannya.

"Berani nggak, jantung lepas iya, Kak Nat," kata Nick dengan kesal.

"Iya udah. Cepetan turun. Aku goyang lagi nih," kata Nathalia.

"Eh jangan!"

"Makanya cepetan!"

"Ini lagi turun. Apa kakak gak lihat??"

"Ngomong terus. Kapan turunnya??"

"Ini, Kak Nat."

Kejadian itu disaksikan oleh Arumi dan Anne yang sudah kembali dari berkeliling kota. Mereka berdua tersenyum geli sambil menggelengkan kepalanya dengan kompak.

"Bibi, masak apa??" Tanya Nathalia baru saja selesai mandi.

"Oh, masak sayur labu," jawab Anne.

"Ibu juga makan di sini??" Tanya Nathalia kepada Arumi.

"Iya tentu. Sebelum pulang, kita harus mengisi perut terlebih dahulu," kata Arumi.

Di dalam kamarnya, Nathalia berganti pakaian. Ia akan bersiap-siap berangkat kembali ke kota Jalundra. Nathalia mengamati kalungnya sejenak. Saat mandi, ia melepasnya. Namun ia heran saat mengeringkan tubuhnya sambil bercermin, kalung itu ada di lehernya. Pada saat ia memeriksa secara langsung, tidak ada apa-apa di lehernya. Hanya bayangannya saja.

Nathalia berpikir sejenak untuk memakainya atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk memakainya saja.

Keren juga kalau pakai kalung ini.

Setelah selesai, Nathalia segera ke bawah, menyantap hidangan bersama-sama. Arumi memberitahu Nathalia bahwa besok ia akan masuk siang. Nathalia mengiyakan.

Selesai makan, mereka berdua berpamitan kepada Anne dan Nick. Lalu mereka berangkat menuju ke Jalundra.

Nathalia memperhatikan rumah bibinya dari spion mobil Arumi. Perlahan-lahan, rumah itu terlihat mengecil artinya ia sudah semakin jauh meninggalkan rumah bibinya. Nathalia senang, walaupun ia jauh dari bibinya, akan tetapi ia masih bisa bertemu dengannya lagi di hari penting. Contohnya hari ini. Nathalia berharap, hal itu akan berlanjut selama-lamanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!