Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zahra sakit
matahari pun mulai beranjak tinggi tapi Zahra masih tertidur pulas, waktu sarapan pagi pun telah berlalu. Di ruangan keluarga bocah kecil mulai menganggu sang paman yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
"hais, tolong jangan ganggu om, sana pergi " usir Zhafran pada keponakan nya itu, yang bermain kertas dokumen milik nya.
"cuma liat aja" sahut Lucky sambil mencoret kertas.
"kalau mau lihat ya lihat jangan di coret seperti ini" kesal Zhafran.
"ah om ini tidak asik" ujar Lucky kesal.
"sana, bangunin itu bunda mu" usir Zhafran karena Zahra belum juga bangun dari tidur nya.
"tidak mau" sahut Lucky masih duduk di dekat Zhafran.
"udah sana" usir Zhafran lagi sambil memberi kan selembar uang sepuluh ribu.
"terima kasih om, dari tadi dong ngasih nya" ujar Lucky bahagia dan beranjak pergi dari sana.
"dasar bocah" kata Zhafran menggeleng kan kepala nya melihat tingkah laku Lucky.
tidak lama, Lucky pun datang dengan membawa satu porsi pentol kuah, dan lagi lagi dia menganggu om nya untuk memindahkan kan pentol kuah itu ke dalam mangkok.
"om tolong lah, pindah pentol ini ke dalam mangkok" ucap Lucky dengan wajah yang polos.
"astaga ini anak, yang ada kerjaan aku tidak selesai ini, Zahra mana lagi" kata Zhafran kesal tapi ia tetap pergi ke dapur untuk mengambil mangkok.
Zhafran pun memindahkan pentol kuah itu ke dalam mangkok, dan ia menaruh mangkok pentol itu di karpet tidak lupa ia juga menghidupkan tv, supaya Lucky bisa makan pentol sambil menonton.
Keadaan rumah saat ini sangat sepi, Zhafran terpaksa harus menjaga keponakan nya, karena ke dua orang tua nya yang pergi ke pemakaman, dan setelah itu mereka akan mengunjungi rumah orang tua Luffy.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang, tapi Zahra belum juga bangun dari tidur nya, hingga Zhafran yang ingin pergi ke kantor pun beranjak ke kamar Zahra untuk membangunkan wanita itu.
"lucky, jangan kemana mana ya, om bangun kan bunda dulu "kata Zhafran pada keponakan nya yang lagi menikmati pentol kuah nya.
Lucky pun hanya mengangguk kan kepala nya, dan ia tetap fokus pada tv yang menyiarkan film kartun kesukaan nya.
"Zahra bangun, aku mau pergi ke kantor anak mu tidak ada yang jaga itu" teriak Zhafran saat berada di kamar Zahra.
Zahra hanya menggeliat kan tubuhnya, dan ia malah mencari posisi tidur yang nyaman. Karena tidak kunjung bangun, Zhafran pun menghampiri adik nya, saat akan mengangkat adik nya supaya bangun ia pun mengurungkan niatnya, melihat wajah pucat Zahra.
"astaga, dia sakit lagi" kata Zhafran setelah merasakan tubuh Zahra yang panas dan bergetar hebat.
"Zahra, bisa dengar Abang tidak" kata Zhafran menepuk pipi adik nya.
tanpa menunggu lagi Zhafran pun langsung mengangkat tubuh Zahra, ia akan membawa adik nya kerumah sakit.
Sampai di mobil Zhafran pun dengan bersusah payah membuka pintu mobil nya, dan ia meletakkan Zahra di kursi penumpang, dan tidak lupa ia pun kembali masuk, namun ia bertemu dengan Lucky yang memang melihat om nya sedang mengendong bunda nya tadi.
"om, buna kenapa?" tanya Lucky bingung.
"jangan panggil buna, panggil bunda, bunda sakit" sahut Zhafran sambil meraih Lucky pada gedongan nya, dan tidak lupa ia memperingatkan keponakan nya untuk memanggil Zahra bunda bukan buna karena itu panggilan untuk Zahira.
Zhafran meletakkan Lucky di kursi penumpang, ia pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit milik keluarga nya.
tiga puluh menit, mobil Zhafran pun tiba di rumah sakit, dokter dan perawat pun sudah menunggu kedatangan mereka.
Zahra pun langsung di bawa ke ruangan untuk di tangani oleh dokter, sedangkan Zhafran ia menunggu di luar ruangan sambil memangku keponakan nya.
"bunda tidak apa apa kan?" tanya Lucky dengan wajah yang hendak menangis.
"bunda baik baik saja, hanya sakit" ucap Zhafran menenangkan keponakan nya.
"om tidak bohong kan, aku tidak mau bunda seperti buna" ujar Lucky lirih.
"bunda tidak akan meninggalkan Lucky, Lucky jangan khawatir ya" kata Zhafran mengusap rambut tebal Lucky.
"om, telpon ayah" kata Lucky menatap wajah Zhafran.
"oh iya om lupa, om kasi tau opa dulu ya, karena om tidak ada no ayah Lucky " kata Zhafran meraih ponsel nya.
......................
Di pemakaman, Nita dan Bagas hanya diam tanpa satu kata pun, mereka berbicara lewat air matanya nya, dan menatap dengan pilu pada makam anak yang selama ini mereka cari. Zahira Kusuma Pratama ia terpental begitu jauh saat kecelakaan itu terjadi hingga ia hilang dan tidak di temukan di di lokasi kejadian kecelakaan itu.
"maaf kan papa nak, papa tidak bisa menemukan mu, pasti selama sepuluh tahun hidup mu susah" kata Bagas setelah terdiam cukup lama dan ia menatap sendu tumpuk tanah itu.
Nita masih saja terdiam cukup lama, tidak ada kata yang terucap dari wanita paruh baya itu, hingga Luffy pun mengajak nya bicara.
"ma, Zahira pasti senang mama menemuinya, karena selama ini dia selalu mencari tau siapa orang tua nya, mama jangan sedih ya, jika mama sedih Zahira pasti juga sedih" ucap Luffy pada mertuanya.
"terima kasih sudah menjaga putri saya" ucap Nita pada Luffy.
"ayo ma, kita kerumah Luffy" kata Bagas kemudian.
Nita pun beranjak dari tempat nya, ia masih menatap lekat pada gundukan tanah itu, dengan berat ia pun pergi dari makam Zahira dan sekarang tugas mereka adalah menemui orang tua Luffy.
saat mobil sudah berjalan dengan pelan meninggal kan area pemakaman, ponsel Bagas pun berdering.
("hallo") Bagas mengangkat telepon nya.
("pa, Zahra masuk rumah sakit") ucap Zhafran yang panik di rumah sakit karena Lucky tiba saja menangis.
(" kenapa dia?") tanya Bagas dengan raut wajah yang panik.
("panas tinggi") ucap Zhafran dari sana
("kamu tunggu di sana, papa akan kesana, tolong tenangin Lucky dulu") kata Bagas mengakhiri telpon nya.
"kenapa pa?" tanya Nita melihat wajah panik suami nya.
"Zahra demam tinggi ma" sahut Bagas menatap Nita.
"astaga, Luffy kita ke rumah sakit sekarang" kata Nita pada Luffy yang sedang menyetir.
Luffy memutar mobil nya menuju rumah sakit Pratama.
"pa, mama tidak mau Zahra tidur panjang" ucap Nita pada suami nya.
"Zahra tidak akan tidur panjang ma" ucap Luffy yang sedang menyetir.
"Zahra kalau sakit akan lama bangun nya luf, bisa tidak sadar sampai berminggu-minggu seperti orang koma" kata Bagas menjelaskan pada Luffy.
"oh, seperti itu ya pa, tapi karena apa ya?" tanya Luffy karena biasanya hanya orang yang koma yang seperti itu.
"kata dokter, ya karena kemauan dia yang tidak mau bangun, itu terjadi setelah Zahira terpisah dari nya" kata Bagas menceritakan bagaimana Zahra tidak ingin sadar.
"nama nya juga kembar pa, dia sedih di tinggal oleh Zahira, tapi aku yakin dia pasti bangun kok nanti" kata Luffy meyakinkan.
"mudah lah nak, mama tidak suka jika dia sakit selalu seperti itu" ucap Nita lirih.