NovelToon NovelToon
MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:523
Nilai: 5
Nama Author: YNFitria

Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pewaris Rahasia?

Avanza hitam berhenti tepat di depan Mela berdiri. Melihat sticker dora emon di kaca penumpang, dia tahu kalau ini mobil yang ditunggunya. Mela langsung membuka pintu belakang dan masuk. Sesaat dia kaget, karena ada dua orang lain selain supir yang menantinya masuk. kaca mobil yang gelap memang membuatnya tidak bisa melihat siapa saja penumpang mobil dari luar.

" Pagi Pak Hanif, kita bicara dimana" Tanya Mela langsung pada Hanif yang duduk di kursi belakang bersamanya.

"Kita bicara sambil jalan ke kantormu saja. Saya rasa lebih efektif dan aman" jawab Hanif

Ya, semalam Mela memang menghubungi Hanif setelah berfikir panjang dan mere-reka berbagai skenario. Jalan aman baginya adalah menghubungi Hanif sebagai objek yang jadi sasaran Lina Bardi. Dirinya tak merasa punya masalah atau kepentingan dan mendapatkan keuntungan untuk terlibat urusan orang-orang kaya ini. Dia juga sebetulnya tidak menginginkan uang yang dijanjikan Lina meskipun butuh. Namun Mela tahu jikapun menolak belum tentu dia aman. Bisa jadi makin bahaya karena pihak sana tidak mau ada sandungan atau saksi.

"Bagaimana" Pertanyaan Hanif mengembalikan pikiran Mela ke situasi saat ini. Diliriknya kedua orang yang berada di balik kemudi dan kursi penumpang depan.

"Tak perlu takut. mereka orang saya. Aman" Seolah paham Hanif menjawab penuh arti lirikan Mela.

" Kemarin Lina Bardi menemui saya dan meminta saya untuk mencari semua informasi aset dan daftar warisan lengkap yang anda terima dari Ibu Hana" ucap Mela lancar.

Hanif menatapnya langsung, tidak terlihat kaget tapi mungkin cukup kaget karena siapa sosok yang dihubungi keluarga Bardi.

"Apa jawabanmu" Tanya Hanif

"Saya bersedia" ucap Mela tanpa ragu. Hanif kembali melihatnya. Sementara Darwin dan Firzan saling melirik bahkan Darwin melihat Mela melalui spion untuk melihat raut mukanya.

" Lalu, tujuanmu menghubungi saya?" tanya Hanif tegas.

Mela menghembuskan nafas dan melihat ke arah depan memperhatikan kemacetan lalu lintas dari kaca mobil.

"Karena saya tidak mungkin menolak tawarannya kemarin. Bukan cuma menunggu selama saya kerja, tapi saya tahu dia sudah menjadikan saya target sejak dia berniat menjalankan apapun rencananya" Ucap Mela sedikit geram.

"Saya sama sekali tidak ingin terlibat dengan urusan orang kaya, meskipun saya butuh uang yang dijanjikan, karena tahu pasti berbahaya. Tapi jika saya menolak pun kemungkinan saya tidak akan selamat, minimal saya tidak akan bisa hidup tenang seperti sebelumnya. Sejak rencana dia buat dan memilih saya sebagai pion, apapun jawaban saya akan membawa saya dalam kesulitan" Kembali Mela menghela nafas.

"Apa yang dia janjikan" tanya Hanif memastikan.

"Cash 500 juta untuk biaya ibu saya berobat dan hutang Bapak saya yang banyak" Jelas Mela

"Hmm.. Menggiurkan" Ucap Hanif

"Sangat, itu sebabnya dia menghubungi saya" jawab Mela benar-benar tak menyembunyikan kekesalannya. Hal yang tak luput dari perhatian Hanif.

" Saya bisa menebak apa yang akan saya alamai jika menolak, tapi saya punya banyak prediksi jika saya menerima. Saya harus mengamankan diri saya tanpa harus ketahuan dan ketakutan" ucap Mela

"Maka kamu menghubungi saya? Percaya diri sekali kamu" Ujar Hanif tak mau bersikap pemurah.

"Karena kalau saya menghubungi Pak Roby, kemungkinan kerugian akan jauh lebih banyak menimpa saya. Setidaknya menurut apa yang saya pikirkan" Jawab Mela tanpa ragu

"Kamu tidak percaya bosmu sendiri. Apa yang membuatmu merasa saya tidak lebih jahat dari keluarga Bardi dan lebih baik dari bosmu"

"Karena sejatinya saya tak ingin melakukan permintaan Lina Bardi. Karena saya percaya untuk melakukan permintaannya sepengatahuan anda sebagai Target. Anda bisa memberikan persetujuan buat saya menyerahkan apa yang diminta. Tapi anda juga punya keleluasaan dan antisipasi apa yang akan mereka lakukan ke depannya bagi anda, Dengan ini anda bisa selangkah bahkan 10 langkah lebih unggul" Ucap Mela sedikit mengejutkan Hanif, begitu pula Darwin.

Mela, meskipun bekerja di kantor Roby, dia bukanlah pegawai tetap. Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan Hanif, penghasilan utamanya justru dari joki karya tulis bagi mahasiswa malas dan bodoh tapi merasa punya uang. Dengan gaji dan hasil kerja feeelancenya itu dia menghidupi orang tua dan adiknya yang juga masih kuliah sambil kerja. Apa yang diungkapkannya barusan serta landasan tindakannya mencerminkan betapa pintarnya dia. Tapi apakah dia baik dan bisa dipercaya?. Mungkin. Yang Hanif lihat Mela hanya tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya sekalipun ada iming-iming rupiah besar. Dari sini menunjukkan bahwa dia punya kualitas dan tahu bagaimana menjalani hidup dengan aman. Atau bagaimana akhirnya dia harus bermain sebagai pion meskipun dipaksa.

"Baiklah. Aku sendiri yang akan mengirimkan semua yang kamu perlukan. Nanti kita kirimkan melalui email. Kamu boleh mengirimkan semuanya pada Lina Bardi. Dan ambil saja uang yang dijanjikannya " Ucap Hanif

Mela menatapnya. "Anggap bonus" ujar Hanif menambahkan.

"Oke. Dan apa yang anda berikan untuk saya" Kali ini Firzan bahkan sampai menengok ke belakang. "gila ni cewek. Gak ada takutnya dan ga ada gengsi" batin Firzan . Sementara Hanif menatapnya lalu tertawa lepas.

"Saya suka keterus teranganmu. Berapa yang kamu minta" Tanya Hanif.

Mela sama sekali tidak tertawa mendengar tawa Hanif. Bahkan senyum pun tidak.

"Saya tidak butuh tambahan uang. Saya butuh bantuan supaya ayah saya tidak bisa lagi membuat kami sekeluarga menderita. Dan pastikan saya dan keluarga dapat bantuan dan perlindungan jika suatu saat Lina Bardi tahu apa yang saya lakukan."

"wow.." hanif berdecak kagum. Tegas, lugas dan terukur sekali langkah gadis muda ini sekalipun dalam kondisi yang bisa membuat orang lain depresi. Dia bisa berfikir jernih serta jauh ke depan. Bahkan mengukur resikonya. "Saya bukan mafia" jawab Hanif mencoba bermain kata.

"Saya tahu" jawab Mela santai."Tapi penunjukan anda sebagai direktur, adalah bukti betapa anda tidak seperti yang keluarga Bardi pikir. Setidaknya di awal anda muncul." Kali ini Mela menjawab dengan tarikan bibir yang membuat Hanif mengernyit. Gadis di sebelahnya mungkin sederhana. Tapi daya pikirnya sangat komplek dan tidak mudah terpedaya. Menarik

"Baiklah. Aku setuju. Jika siapapun dari keluarga Bardi menghubungimu dan minta bantuan, hubungi saya atau asisten saya Firzan" ujar Hanif sambil menunjuk Firzan.

"ok" jawab Mela

" Nanti akan ada kurir yang datang, akan ada kiriman barang yang akan membantu kita memantau keberadanmu. Sekarag mungkin belum diperlukan, tapi ke depannya pasti akan berguna"

"Oke" sahut Mela

Tak ada pertanyaan ataupun penolakan. Mela tahu permainan apa yang terpaksa dimasukinya sejak Lina Bardi mendatanginya.

Mereka menempuh sisa perjalanan selama hampir 15 menit kemudian dalam diam. Sebelum Mela turun di depan gedung yang merupakan lokasi pengacara Roby sinaga berkantor, Firzan sudah mengirimkan no Hpnya. Dan sesuai kesepakatan nama Hanif dan Firzan disamarkan. Dan tanpa Mela sadari saat Firzan meminjam ponselnya untuk memasukkan nomornya, dia juga mengirimkan link melalui pesan yang langsung dia klik. Ya saat ini ponsel Mela sudah diduplikasi supaya Firzan bisa memantaunya.

Sepeninggal Mela, ketiga penumpang yang tersisa langsung bereaksi. Firzan sampai heboh.

"Gila bos, kalau dia memilih jadi musuh kita bisa bahaya" ujarnya

"Entahlah, aku cukup percaya dia terlalu pintar sehingga memilih menghubungiku. Kurasa dia hanya bersikap praktis, terlebih dengan kondisi hidupnya sekarang. Putus asa tidak menjadi pilihan dia. Lebih memilih beradaptasi lalu bertarung dengan caranya. Dia mungkin tak bisa memilih setelah didatangi Lina, tapi dia memilih sendiri cara memainkannya " Ucap Hanif terkesan kagum

"Tetap jaga kewaspadaan, kita tidak bisa tahu apa agendanya dia" Ucap Darwin mengingatkan. Firzan menatap Darwin sebal.

"Win, katamu Ayahnya penjudi dan banyak hutang. Cari tahu supaya dia tidak bisa membuat keluarganya terganggu lagi. Itu bisa menjadi kelemahan yang dimanfaatkan Lina. Sepertinya ini baru permulaan"

" Dia judi online dan banyak pinjaman online Rumahnya digadai ke rentenir" kita mulai dari situ bos" ucap Firzan

"Kalian atur" perintah Hanif

*****

Mela sampai di sebuah coffe shop kecil di daerah Pasar Minggu. Saat masuk dia sudah bisa melihat Lina Bardi duduk di meja paling ujung. Penampilannya yang menggunakan high end stuff dari kepala sampai kaki cukup mencolok. Mela langsung berjalan ke arahnya. Beberapa langkah sebelum sampai, Lina mendongakkan kepalanya dari keasyikan melihat ponselnya melihat Mela berjalan ke arahnya.

"Senyumnya terlihat manis dan ramah, padahal ular" batin Mela

"Aku sudah pesankan kopi" ujar Lina begitu Mela duduk di depannya.

Mela melirik kopi yang sudah terhidang di meja. "Saya mau minum jus" jawabnya menolak tak mau terintimidasi. Lina tersenyum

"Oke" jawabnya disusul dengan memanggil waiter dan membiarkan Mela memesan minuman.

"Apa kamu mendapatkannya? Semua? tanpa terkecuali?" Tanya Lina terlihat tenang, padahal pertanyaannya saja menunjukkan dia sudah tak sabar.

"Ya, aku sudah membawanya. Versi cetak. Semalam aku lembur di kantor untuk mengerjakannya" Jawab Mela setenang mungkin. Karena kenyataannya Mela mencetak senua dokumen di rumahnya. Sampai detik ini, bosnya Roby sama sekali tidak tahu apa yang dilakukannya.

"Aman?" tanya Lina Pelan karena 4 meja dari sana baru kedatangan pengunjung

"iya. Tapi akan saya serahkan jika saya dapat uangnya" jawab Mela sama pelannya

Lina tersenyum."orang miskin memang murahan. Apa-apa duit" batin Lina mengejek Mela. Tidak sadar dia sedang menyebut dirinya sendiri. "Aku belum membawanya. Aku akan kirim ke rumahmu melalui asistenku" jawab Lina menawar.

"Maka saat itulah anda akan mendapatkan dokumennya" Ujar Mela tak mau dibodohi.

Lina ingin memaki. Meskipun dia memang sudah menyiapkan dananya, tapi dia kira akan mudah memperdaya gadis miskin di hadapannya. Lina berencana memberikan seperempat dari yang dijanjikannya kemarin. Siapa tahu data yang didapatkannya sama sekali tidak berguna

"Baiklah aku akan memberikan 50 juta dulu, besok akan aku berikan sisanya" Lina masih mencoba menawar

"Maka akan saya berikan senilai 50 juta, sisanya akan saya berikan ketika terima uangnya" Jawab Lina santai namun tegas.

Lina tak menutupi rasa kesalnya. Tapi melihat kepercayaan diri gadis miskin di depannya, dia merasa yakin bahwa dia mendapatkan data yang sangat berharga. Jika tidak mana mungkin gadis di depannya begitu percaya diri meminta uang yang dijanjikannya.

"Baiklah, aku akan minta asistenku mengambilnya" ucap Lina akhirnya.

"Tak perlu, ini..anda kirim ke no rekening bank ini" Mela menyodorkan sebuah kertas berisi nomor rekening

"oh jadi mau transfer. Oke aku akan transfer sekarang. Tapi perlihatkan dulu apa yang kuminta" ucap Lina

"Ini, semuanya disini" ucap Mela menepuk paperbag besar dikursi sebelahnya. " saya bukan hanya bawa daftarnya. saya cetak semua yang saya rasa anda butuhkan" ucap Mela terdengar angkuh

"sialan ternyata dia menaruhnya dari tadi sembarangan pula, kirain bakalan dikasih dalam flashdisk" batin Lina.

Sepintas konsentrasinya teralihkan waiter yang menghantarkan pesanan Mela.

"Baiklah aku akan transfer" ucap Lina langsung mengambil ponsel dan membuka mbanking

"Siapa Herdian?" tanya Leni basa-basi. Dugaannya pasti ini pacarnya Mela.

"adik saya" jawab Mela. Membuat Lina sedikit kaget. Menurut informasi gadis di depannya hanya punya satu adik perempuan. "ah mungkin dia malu" begitu pikir Lina.

"Done" kamu boleh cek atau tanya adikmu" ucap Lina tersenyum namun dia sebenarnya mengejek keputusan Mela menggunakan rekening yang dia kira pacarnya. Tentu saja Mela melihat dan mendengarnya, tapi dia tak peduli. Dia mengambil ponselnya berpura-pura membuka aplikasi pesan, sementara matanya menghapus notifikasi yang menyatakan ada penerimaan dana 500 juta ke akun Herdian.

"oke sudah" jawabnya setelah sekian lama. "ini" Mela menyerahkan paperbagnya.

Lina langsung mengambilnya dari atas meja dan serapih mungkin melihat lembaran di dalamnya dari atas. Terlihat sorot kaget atau kagum dari matanya. Mungkin tak menyangka akan benar-benar mendapatkan dokumennya karena hanya minta daftarnya saja. Tak lama dia menarik satu lembar kerta A4 keluar. Membaca apa yang tercetak dalam kertas tersebut . Tak ada kalimat yang keluar. Tapi Mela bisa melihat dan menerka isi kepala Lina dari sorot matanya. Daftar seluruh harta warisan yang dimiliki Hanif Azhar.

Lina langsung memasukkan kembali kertas tersbut ke dalam paperbag bergabung dengan lembaran kertas lain yang Mela klip per bagian dokumen.

"Kamu nikmati makananmu, aku harus segera pergi. Oh aku yang bayar, pesan saja kalau mau nambah. Mungkin kamu mau kerja dari sini. Ini milik adikku" ucap Lina.

 " Key" panggilnya pada salah satu waiter

"Ya bu" jawab waiter yang dipanggil Key.

"kasih apapun yang dia pesan, masukkan ke bill saya. Kamu kirim ke saya seperti biasa' perintahnya.

"Baik bu" jawab si waiter melirik Mela sekilas lalu kembali ke tempatnya.

" Saya pergi dulu. sampai ketemu" Ucapnya beranjak pergi

"selamat tinggal" ucap Mela

Tak ada agendanya untuk bertemu Lina dalam kondisi dan situasi serupa. Selamat tinggal adalah ucapan yang tepat, bukan sampai ketemu. Sayangnya Lina terlalu senang mendapatkan apa yang Mela bawa sehingga tak ada kesempatan mencerna ucapan Mela.

Di mobil dalam perjalanan pulang ke apartemennya, Lina membuka satu persatu isinya. dalam daftar tadi memang ada banyak kepemilikan saham, surat berharga lain bahkan perhiasan emas dan berlian. Tapi harta bergerak ini pasti tersimpan dengan baik dan aman. Bahkan perhiasan-perhiasan itupun pasti ada dalam safe deposit. Lina membuka beberapa dokumen berklip yang cukup tebal.

Sesuai dugaannya setelah melihat inventaris daftar harta milik Hanif. Ada beberapa copy akta tanah dan bangunan. Total ada 6. Lina membukanya satu persatu, melihat denah dan lokasinya serta melihat siapa pemiliknya.

Namun kemudian Lina merasa ada kejanggalan. Semua sertifikat tanah dan bagunan di lokasi-lokasi mahal dan strategis di seputar Jakarta, Bogor dan Bandung ini bukan hanya atas nama Hanif Azhar saja. Tapi di semua sertifikat tertera pemiliknya adalah milik bersama Hanif Azhar dan Ayumi Azhari Malik.

Siapa perempuan ini. Hanif kan belum menikah dan tidak punya saudara perempuan selain Hana?

Lina benar-benar berfikir keras. Namun dia kemudian tersenyum. Dia yakin Anggota keluarga yang lain pasti tak ada yang tahu fakta baru ini. Dia bisa mencari tahu kebih dahulu dan memanfaatkannya saat dibutuhkan.

Jika dia tidak bisa menggagalkan pengukuhan Hanif, tak masalah. Biar urusan itu menjadi urusan yang lain. Dia punya informasi berharga yang tak dimiliki siapapun. Secepatnya dia harus mencari tahu siapa Ayumi.

Sementara di coffe shop yang ditinggalkan Lina. Mala dengan santainya menikmati beberapa hidangan yang dipesannya sambil mengerjakan beberapa pekerjaan dengan ponselnya. Bahkan Mela dengan tak tahu dirinya memesan beberapa makanan dan minimun untuk dibawa pulang. Sengaja untuk meninggalkan kesan tertentu buat Lina.

Dalam benaknya Mela berfikir dan menghitung. Sudah 10 menit, sepertinya Lina sudah menemukan hal yang membuatnya tidak merasa sia-sia membayar 500 juta. Nama lain yang tak pernah disebut. Apakah itu pewaris yang lain dan disembunyikan. Atau kekasih, kerabat, anak dari Hanif azhar.? Sesungguhnya Mela sendiri penasaran saat menemukannya semalam. Tapi dia menahan diri dan menekan rasa ingin tahunya.

1
Heru Ardi
mkn pnasaran/Determined/
Heru Ardi
lanjooot
Tsuyuri
Menakjubkan!
Heru Ardi
wow pasti pada mau warisan ..ribut nanti. lanjut thor
Heru Ardi
ceritanya bikin penasaran/Grimace/ lanjutannya dooong
Heru Ardi
mantap, lanjuuut tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!