" Sial! hanya dia yang bisa membuat ku kembali bergairah setelah sekian lama aku tak berselera kepada seorang wanita. " Batin Devan menatap gadis yg ada di hadapan nya.
Siapa kah gadis itu? yuk simak kisah nya🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Radha mengerjapkan mata nya perlahan sambil menyesuaikan cahaya. Kepala nya terasa pusing namun ia berusaha bangkit dan bersandar di dasboard ranjang. Radha menelisik keadaan sekitar kamar yang ia tempati saat ini terasa asing, tentu saja itu bukan kamar nya. Radha berusaha mengingat kejadian yang sudah menimpa nya sambil sesekali memegang kepala nya yang terasa berdenyut. Namun sedetik kemudian Radha baru menyadari jika diri nya di culik.
"Siapa yang menculik ku?" gumam Radha sambil berusaha menahan kepanikan nya.
Ketika itu terdengar suara pintu kamar tersebut terbuka, Radha semakin di buat terkejut dan takut ketika mendapati Devan memasuki kamar yang di tempati Radha saat ini.
"ternyata kamu yang menculik ku?" pekik Radha.
Devan tersenyum sinis. "jika tidak dengan cara seperti ini, kau pasti tidak akan mau bertanggung jawab!" balas Devan dengan datar.
Radha terdiam sebentar sebelum kembali berbicara. "A-aku bukan tidak mau bertanggung jawab, a-aku hanya belum sempat datang ke rumah mu" kilah Radha. Sebenarnya Radha belum siap bertemu dengan Devan karena dengan melihat tatapan nya saja Radha merasa sedikit ngeri.
"omong kosong!" bantah Devan. "aku tau kau banyak sekali waktu luang karena kerjaan mu hanya kuliah dan bersenang-senang! tapi kau sama sekali tidak berniat menemui ku." sambung Devan.
Radha kembali terdiam karena memang apa yang di katakan oleh Devan adalah benar.
"baiklah aku akan bertanggung jawab. Tapi sebelum itu bolehkah aku melihat keadaan anakmu?" tanya Radha. Rupanya Radha tidak terlalu formal berbicara dengan Devan karena ini di luar kampus, dan urusan mereka juga bukan antara mahasiswa dan dosen.
"hmm, ikut lah dengan ku!" Devan melangkah kan kaki nya keluar kamar yang di tempati Radha untuk menghampiri putra nya yang sedang duduk di taman bersama seorang pelayan. Tentu saja di ikuti oleh Radha.
"papa!" pekik Rega saat melihat papa nya datang menghampiri.
"hai boy" Devan berjongkok untuk mensejajarkan tubuh nya dengan putra nya.
"apakah ini masih terasa sakit?" tanya Devan menunjuk tangan putra nya yang kini memakai Arm Sling ( penyangga tangan patah )
"masyih atit papa, lega gak syuka pakai ini papa" rengek Rega sambil menunjukkan tangan nya yang memakai Arm Sling.
Radha yang melihat Rega merasa kasihan, karena kecerobohan nya membuat bocah kecil itu harus merasakan cedera tangan.
Devan tersenyum manis sambil mengusap kepala putra nya. "sabar sayang, nanti kalau sudah sembuh tidak harus memakai itu lagi." bujuk Devan.
Rega mengangguk, kemudian tatapan nya beralih ke arah Radha yang masih diam mematung. Dan sedetik kemudian Rega berbisik di telinga papa nya.
"itu kan kakak yang syudah buat lega jatuh pah." bisik Rega. tapi tentu saja bisikan Rega masih bisa di dengar oleh Radha. Devan hanya menanggapi nya dengan senyum.
"Hai, anak tampan." sapa Radha pada Rega. Namun Rega hanya diam saja. membuat Radha merasa semakin bersalah.
Kini Radha ikut berjongkok untuk mensejajarkan tubuh nya dengan Rega, sementara Devan segera menyingkir untuk memberi ruang pada Radha berbicara dengan Rega.
"sayang, maafkan kakak yang sudah membuat tangan kamu sakit. Sumpah demi apapun kakak tidak sengaja, dan tidak melihat ada kamu." jelas Radha dengan lembut kepada Rega. Sementara bocah itu masih saja diam sambil menatap mata Radha yang teduh dan damai.
"kamu mau kan memaafkan kakak?" sambung Radha.
Rega bingung harus menjawab apa. Alhasil bocah itu mendongak menatap papa nya seolah meminta persetujuan, Devan mengerti dan segera menganggukan kepala nya.
Setelah melihat papa nya, Rega kembali menatap Radha yang masih senantiasa menatap nya dengan raut bersalah.
"bagaimana sayang? Kamu mau kan.." belum sempat Radha melanjutkan ucapan nya bocah itu segera memotong.
"lega mau maafkan kakak." jawab Rega dengan senyum tipis menghiasi bibir nya.
Huh
Radha menghela nafas berat. "Buah jatuh tidak jauh dari pohon nya, papa nya suka sekali memotong pembicaraan orang dan ternyata anak nya pun sama." batin Radha.
Tapi, meskipun begitu Radha merasa senang akhirnya Rega mau memaafkan kesalahannya.
"terimakasih sayang." ucap Radha sambil mengusap kepala Rega dengan lembut.
"boy, sekarang pergilah ke kamar. Papa ingin bicara dengan kakak ini dulu." bujuk Devan.
"oke papa." jawab Rega.
Rega segera berlalu dari sana bersama seorang pelayan tadi.
Radha menatap kepergian Rega dengan perasaan bersalah yang masih belum sepenuhnya hilang.
"meskipun putra ku sudah memaafkan kesalahan mu, bukan berarti kau bisa lepas dari tanggung jawab!" Devan mengingatkan Radha.
"aku tau, aku akan bertanggung jawab dengan mengurus nya sampai sembuh." tegas Radha. Sekarang Radha sudah memikirkan tanggung jawab seperti itu yang menurut nya harus ia jalan kan.
"hanya itu?." balas Devan.
"baiklah, aku juga yang akan menanggung biaya pengobatan nya." jawab Radha.
Devan tersenyum sinis. "aku tidak membutuhkan uang mu. Aku sangat mampu untuk itu." tegas Devan. Namun ucapan Devan seolah menyombongkan diri nya di pendengaran Radha.
"lantas apalagi yang harus aku lakukan? Aku rasa dengan mengurus nya sampai sembuh itu merupakan tanggung jawab yang sepadan menurut ku." jelas Radha dengan raut bingung.
Devan terdiam untuk beberapa saat.
"bagaimana jika kau menikah dengan ku dan menjadi ibu sambung untuk putra ku?" tegas Devan tanpa menatap ke arah Radha.
Deg
"jangan berbicara omong kosong!" kali ini Radha membantah.
"aku serius." balas Devan.
Radha tersenyum sinis. "memang nya istrimu kemana?" tanya Radha.
pertanyaan itu berhasil membuat Devan marah dan kini beralih menatap Radha dengan sorot tajam.
"kau tidak perlu menanyakan hal tidak penting itu padaku! yang jelas kau harus mau menikah dengan ku dan itu aku anggap sebagai tanggung jawab mu!" jelas Devan penuh penekanan.
"aku rasa itu terlalu berlebihan, dengan mengurus anak mu saja itu sudah cukup untuk di jadikan sebuah tanggung jawab atas kesalahan ku!" Radha berusaha memberanikan diri untuk membalas tatapan Devan tak kalah tajam.
Devan mengalihkan tatapan nya ke arah lain. Sumpah demi apapun, hanya dengan menatap mata Radha membuat Devan merasa tidak karuan.
"aku rasa itu tidak cukup, kau juga harus menjadi ibu sambung nya." kekeh Devan.
Radha kembali tersenyum sinis. "Professor Devan yang terhormat! Pernikahan itu bukan suatu permainan yang bisa kau anggap semudah itu!" pekik Radha tertahan.
"aku rasa sangat mudah, kau hanya perlu menjadi istri ku dan menjadi ibu yang baik untuk putra ku. Dan aku akan memenuhi kebutuhan mu termasuk biaya kuliah mu." jawab Devan dengan enteng.
"aku tidak terlalu membutuhkan itu semua, karena papa ku masih sangat sanggup untuk membiayai hidup ku. Jadi simpan saja tawaran mu itu aku tidak tertarik." ketus Radha.
"baiklah, jika kau tetap tidak mau menerima tawaran ku maka nikmatilah hidup mu sampai kau mendengar berita kebangkrutan perusahaan ayah mu!" ancam Devan senyum menyeringai.
"dasar dosen gila!" maki Radha.
Bukan nya marah, Devan justru tersenyum mendengar makian Radha.
"sekarang pergi lah! Aku sudah tidak butuh tanggung jawab mu pada putra ku. Karena jika hanya menjadi seorang pengasuh aku masih sangat sanggup menyewa 10 pengasuh untuk putra ku!" tegas Devan.
Setelah mengatakan hal itu, Devan segera berlalu meninggalkan Radha yang masih mematung di tempat nya dengan sejuta pikiran yang sulit untuk di cerna.
Jangan lupa vote ya sayang🤗 dan tunggu kelanjutan cerita Devan & Radha♥️