"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"Apakah orang tua nak Regos tahu bahwa saat ini nak Regos mau serius dengan Riri."
Riri melirik Regos, sedangkan Regos tetap tenang tidak panik atau gelisah. "Orang tua saya sudah tahu pak."
Herman mengangguk-anggukkan kepalanya, "syukur kalau begitu, nak Regos tinggal dimana? Sepertinya nak Regos bukan orang dari daerah sini ya."
"Saya menginap di hotel pak."
"Kamu bisa tinggal disini saja nak ngapain tinggal di hotel, disini masih ada kamar kosong untuk kamu."
"Ibu apa-apaan sih, kita itu punya anak gadis masa ngizinin laki-laki untuk menginap disini pasti nanti para tetangga berpikiran aneh-aneh."
"Ya biarkan saja pak namanya juga tetangga mau baik atau buruk pasti tetap jadi bahan omongan."
"Saya enggak papa tinggal di hotel aja buk."
"Nah itu nak Regos enggak papa tinggal di hotel" ucap Herman.
"Ya sudah kalau itu mau nak Regos, ini kan sebentar lagi makan siang nak Regos makan siang disini saja ya."
"Baik bu."
"Kalau gitu ibu sama Riri siapkan makan siang dulu ya, kamu sama bapak dulu" Regos hanya mengangguk saja.
"Ayo Riri ikut ibu, bantu ibu masak" Riyanti menggeret lengan Riri menuju dapur.
Sampai dapur Riyanti langsung menyuruh Riri untuk menggoreng ayam. Riri yang kurang bisa masak pun takut saat melihat minyak panas mulai memercik keluar.
"Ibu ini kenapa minyaknya keluar-keluar sih aku hampir kena ini."
"Tutup aja dengan tutup panci itu, ambil di sana ibu masih sibuk buat bumbu ini" Riri dengan segera mengambil tutup panci lalu menutup wajan untuk menggoreng ayam.
"Ibu tumben banget suruh aku ikut bantu masak biasanya bisa sendiri, lagian ya bu kalau anaknya baru pulang itu seharusnya dijamu dengan baik dan disayang-sayang bukan malah disuruh-suruh."
"Halah enggak papa, awakmu lo jarang ngewangi ibuk sekali dimintain tolong ya enggak papa. Ibu ngajak kamu masak itu juga ada tujuan agar bapakmu dan nak Regos bisa ngobrol dengan leluasa, biar bapak tanya-tanya bagaimana hubungan kalian mau dibawa serius atau hanya main-main saja."
"Masa baru datang sekali langsung ditanyai begitu sih bu, terlalu cepat banget."
"Ya enggak papa dong, biar jelas nanti hubungan kalian ke depannya sekarang itu bapak dan ibu sudah tua ingin melihat kamu segera menikah. Bapak dan ibu pun juga enggak mau kalau anaknya hanya jadi bahan mainan jadi tanya saja agar lebih jelas."
"Seharusnya enggak begitu bu, kalau langsung ditanyai begini bisa-bisa Regos takut bahkan bukan Regos saja tapi semua laki-laki."
"Kalau laki-laki takut berarti dia tidak serius dengan kamu, kamu hanya dibuat mainan saja bukan untuk serius. Sudah kamu nurut saja bapak dan ibu pasti akan baik ke depannya."
Riri pun diam tidak berkata lagi dalam hati merapalkan do'a agar bapaknya tidak menanyakan hal-hal aneh kepada Regos. Dia takut kepura-puraan ini diketahui oleh orang tuanya.
"Riri kenapa kamu malah diam saja itu tuh ayam kamu dibalik keburu gosong nanti."
"Eh iya bu aku lupa."
Dua perempuan itu pun memasak diselingi obrolan tentang Riri selama ada di kota rantau. Riri pun dengan antusias menceritakan semuanya kehidupannya selama di kota rantau dengan sahabatnya.