Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27.
Siang harinya.
Eleanor menuju sebuah hotel mewah dan ternama, menemui James yang telah menunggunya untuk makan siang, pada restoran hotel tersebut.
"Eleanor!!"
Tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggi namanya, saat ia berjalan di lobby hotel menuju lift.
Eleanor tidak menyangka, kalau seseorang yang tidak ingin ia temui lagi, dan tidak ingin melihat wajahnya lagi, saat ini tengah melangkah mendekati dirinya.
"Eleanor, akhirnya aku menemukanmu! aku sekarang menyadari kesalahan ku, telah mengabaikan mu selama ini, maafkan aku!"
Ricard dengan tersenyum senang, dengan langkah cepat menghampiri Eleanor, yang tampak datar memandangnya.
Saat Ricard akan meraih tangannya, dengan cepat Eleanor menghindari tangan Ricard.
Dan tindakannya itu membuat Ricard membeku, ia semakin merasakan kehilangan sosok Eleanor, yang selama ini sangat mencintai dan selalu perhatian padanya.
"Jangan sentuh aku! menjauh dari ku!!" sentak Eleanor dingin.
"Eleanor, aku memang sungguh keterlaluan selama ini tidak pernah memperdulikan kamu lagi, sekarang aku sudah tidak perduli lagi dengan Melanie, aku memang buta selama ini, terlalu percaya dengan apa yang ia katakan!"
Raut wajah Ricard tampak begitu memelas, dan terlihat sangat sedih dengan apa yang ia katakan.
"Aku tidak perduli! mau kamu katakan apa pun padaku, untuk menjelaskan tentang hubungan kalian berdua, aku dan kamu sudah tidak memiliki hubungan apa pun lagi!"
Nada dingin, dan wajah datarnya, Eleanor bicara dengan begitu tenang memandang Ricard tanpa emosi.
Ia pun berbalik menghadap lift kembali, tapi kembali Ricard meminta maaf dengan nada yang lantang, hingga membuat beberapa orang yang lewat, dan dekat dengan mereka menoleh.
"Kamu sudah menikah dengan Melanie, dan aku juga sudah menikah dengan pria yang mencintaiku! jadi, jangan ganggu aku lagi! kita sudah putus sejak kamu meninggalkan aku di atas Altar itu!"
Mendengar apa yang di katakan Eleanor, mata Ricard membulat tidak percaya. Ia begitu terkejut, Eleanor mengatakan kalau Eleanor sudah menikah.
"A.. apa kamu bilang? menikah? kamu menikah dengan siapa?? kamu jangan berbohong Eleanor, aku tahu kamu itu sangat mencintai ku! kamu sengaja mengatakannya, agar aku cemburu, kan?!"
"Terserah kamu berpendapat apa, aku sudah tidak mencintai mu lagi, saat kamu meninggalkan aku di atas Altar, untuk pergi menemui wanita yang sangat kamu sayangi itu!"
Eleanor menekan lift, lalu masuk ke dalam setelah lift terbuka. Tangan Ricard dengan cepat menahan pintu lift. Ia tidak membiarkan Eleanor menghilang lagi dari hadapannya.
"Eleanor, aku tahu kamu sangat marah padaku, kamu menang Eleanor, kamu berhasil membuat aku merasa bersalah padamu, sekarang jangan main sembunyi lagi, Ayo kita pulang!"
Tangan Ricard meraih tangan Eleanor, dan dengan cepat di tepis Eleanor dengan kuat. Ricard merasakan sakit pada tangannya.
Eleanor mengerahkan tenaganya untuk menepis tangannya. Dan ia pun sadar, kalau Eleanor benar-benar serius, dengan apa yang dikatakan Eleanor.
"Halo?" jawab Eleanor pada ponselnya, yang tiba-tiba bergetar karena panggilan masuk.
Eleanor mendengarkan apa yang di katakan seseorang dalam ponselnya, dan ia pun tersenyum senang menjawab perkataan seseorang dalam ponselnya.
"Aku sudah masuk ke dalam lift, sebentar lagi akan sampai" jawab Eleanor dengan nada sedikit manja.
Dan ia pun menekan lift, setelah ia mematikan ponselnya, lalu memukul tangan Ricard yang memegang pintu lift.
"Aduh!!" Ricard terkejut, dan meringis kesakitan memegang tangannya.
"Daaaa.... !!" Eleanor melambaikan tangannya pada Ricard, saat pintu lift akan tertutup, sembari tersenyum penuh kemenangan melihat Ricard yang meringis kesakitan.
"Eleanor! tunggu!!" Ricard tidak sempat menahan pintu lift, yang telah tertutup. Ia pun mengumpat penuh rasa kesal, karena kembali kehilangan Eleanor
Ia segera berlari ke arah tangga darurat, setelah melihat ke lantai berapa Eleanor pergi, saat tadi di pintu lift.
Lantai lima.
Eleanor tersenyum melihat James berdiri menunggunya, di depan salah satu ruang privasi.
"James!" panggil Eleanor menghampiri James.
James pun tampak tersenyum melihat Eleanor, melangkah menghampirinya. Ia mengulurkan tangannya, begitu Eleanor dekat dengannya.
James kemudian membuka pintu ruang VIP, dan membawa Eleanor masuk ke dalam. Ternyata sudah ada dua Pelayan dalam ruang VIP tersebut, sedang menyajikan makan siang mereka berdua.
"Permisi, Tuan dan Nyonya!" ucap mereka, setelah selesai menyajikan makan siang, yang mereka bawa ke atas meja.
Ke dua Pelayan itu keluar dari dalam ruang privasi tersebut, dan menutup pintu dengan pelan.
Setelah ke dua Pelayan pergi, barulah James melepaskan tangannya menggenggam tangan Eleanor.
Bersambung......